Chapter 25 : Everything is a Mess!

12K 664 46
                                    

ISHA POV

Aku mencium bau enak yang sontak membuatku membuka mataku. Aroma asing menyeruak membuatku mengernyit. Aku dengan enggan mengangkat tubuhku dan duduk di atas kasur empuk. Aku melihat sekeliling dan semakin terheran bahwa aku tak mengenali ruangan ini-

Aku membelalak.

Ah iya, aku berada di kamar Carter. Aku menengok jam tanganku yang menunjukkan waktu telah pukul 7 pagi. Masih 2 jam hingga aku masuk kantor.

Bau enak itu membuat perutku berbunyi. Aku pun berjalan keluar dari kamar, mengikuti kemana bau enak itu berasal.

"Kau bisa masak, Carter?"

Ucapku spontan saat ku temukan Carter sedang sibuk menggoreng sesuatu di dapur. Pria bertubuh tegap nan besar itu menoleh kebelakang. Rambut coklatnya berantakan, lengan piyamanya ia lipat hingga sikunya, menampilkan lengan berotot dan atletisnya.

Terlihat sexy.

Aku menegup ludah.

"Isha! Duduklah, aku memanggang bacoon dan telur mata sapi. Setidaknya ini cukup untuk sarapan"

"Kau tak usah repot memasak seperti ini-"

"Ayolah! Aku masih merasa bersalah. Cepat! Duduklah"

Carter menaruh dua piring sarapan di atas meja makan. Bau enaknya membuat perutku kembali berbunyi dan aku pun melakukan apa yang Carter pinta.

Tepat setelah aku duduk, carter menaruh segelas susu hangat di meja makan. Aku menoleh padanya, menatap manik coklat yang tersenyum ramah.

"Biar kau semakin tinggi"

Godanya padaku dan aku hanya tertawa kecil.

"Terimakasih"

"Dengan begini, utangku lunas ya?"

Ucap carter sembari duduk berhadapan denganku. Kini kami sarapan bersama. Hari ini tampak sangat normal dan damai.

Seperti yang kuimpikan.

"Biaya perbaikan mobil?"

Mata carter membelalak.

"A-aduh"

Aku hanya tertawa melihat reaksinya.

"Tak apa, santai saja. Aku hanya bercanda"

"Sungguh?"

Aku mengangguk sembari masih tertawa. Bacoon dan telur mata sapi yang disiapkan Carter melesat cepat masuk kedalam perutku. Namun, saat aku melirik piring Carter, ternyata dia lebih dulu habis daripada diriku.

"Terimakasih, Carter"

Ucapku tulus. Carter kemudian menyambar piring serta gelas kosong kami pada meja makan. Dia tersenyum hangat.

"Yang penting utangku lunas"

Balas Carter membuat ku berhasil merekahkan senyum kembali. Kemudian pria itu menuju wastafel dan mencuci peralatan makan kami.

*******

Aku berlari kecil di lorong lantai 1 yang ramai dimana banyak karyawan atau klien yang lalu lalang, menuju tempat mengantri lift karyawan. Nafasku berat dan keringat mengalir di pelipisku.

Above The Contracts (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang