WARNING!!
Mohon kebijakan para pembaca sekalian bahwa ini hanyalah fiksi dan seluruh tindak kejahatan tak bisa dibenarkan. Tidak untuk ditiru*******
ISHA POV
Seminggu sudah berlalu sejak Dimitri menyetujui kontrak yang aku ajukan.
Dan selama itu aku tak mendapatkan perlakuan yang terdapat pada kontrak itu.
Tidak-maksudku, bukan berarti aku mengharapkan hal-hal tak senonoh yang terjadi beberapa hari yang lalu. Hanya saja, ini cukup aneh. Dimitri selalu melakukan apa yang telah dijanjikan.
Apapun itu. Dia tak pernah mengingkari janji. Maka itulah, membuat suatu janji dengannya sangat sulit dari pada orang pada umumnya. Dia sangat kaku pada suatu hal-hal yang berbau janji.
Apakah dia berpikir ulang lalu menyesalinya?
Aku harap begitu.
KRING, KRING, KRIIING!
DRRTTT, DRTTT, DRRRT!
Sangat ramai. Semuanya berisik membuatku sesak. Karyawan yang mondar-mandir melewatiku, suara bernada memelas dan teriakan saat sedang menelpon, dering telepon yang belum terangkat, suara dokumen yang dibolak-balik, suara ketikan keyboard dan klikan mouse yang timbulk dari tangan para karyawan yang tertekan disini membuatku mulai muak.
Aku bersyukur berkerja di ruangan yang tersendiri dengan mereka.
"Miss, Isha! Maafkan aku membuat anda menunggu"
Ma'am Ellena, seorang karyawan wanita paruh baya-sekitar 40 tahunan menghampiriku dengan tergesa. Mukanya tampak kusam dan mengkerut, sekalipun dia telah memakai riasan, aku bisa melihat wajah lelahnya dan stressnya terpampang jelas.
Yah, tak mengagetkan bagi seorang budak korporat. Apalagi seorang karyawan yang bekerja di perusahaan internasional yang besar.
Rambut blondenya tampak mulai bercampur dengan rambut putihnya. Untuk seorang wanita 40 tahunan, pertumbuhan rambut putih di usia segitu terbilang cepat.
Itu menunjukkan betapa stressnya dia. Umunya memang banyak karyawan korporat dengan jam terbang tinggi seperti kami telah berambut putih di usia 30 tahunan, sekalipun hanya 1 - 2 helai saja.
Apakah aku akan seperti itu?
Setidaknya aku masih digaji sangat tinggi daripada mereka.
Aku bisa merawat diriku nanti.
"Ma'am! Tak apa-apa... santai saja. Saya mengerti divisi finance sedang repot. Lusa kan sudah menjelang akhir bulan"
"Ya, sungguh maafkan saya Miss Isha"
"Umm, jadi bagaimana mengenai berkas transaksi pencairan saham dividen Sir Dimitri kemarin? Karena, saya sudah mengeceknya tadi malam seperti yang telah diinfo, namun saya tak dapat menemukan transaksi yang disebutkan."
"Aduh, itu-anak baru sepertinya mentransfer ke rekening yang salah"
Sebuah pernyataan yang membuat jantungku seakan naik ke atas.
"A-APA?!"
"Sungguh, maafkan saya Miss Isha. Saya mohon jangan laporkan hal ini pada direktur"
Aku hanya bisa berkedip. Bagaimana mereka bisa menyerahkan hal sekrusial itu pada anak baru?! Astaga ini mumbuatku gila!
"Bukankah Sir Dimitri telah mengumumkan sekitar 15 hari yang lalu? Kenapa pihak finance tak melakukam cross check dahulu sebelum mentransfernkannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Above The Contracts (21+)
Chick-LitA story about a villain who got his woman. SINOPSIS Karena kesalahan One night Stand di Chicago malam itu, kini Dimitri memaksa Isha menyetujui kontrak berisi perjanjian untuk menjadi teman tidurnya dalam setahun. Bagi Isha itu merupakan suatu dile...