Chapter 26 : Gemuruh⚠️🔞

26.2K 897 121
                                    

WARNING!!
Mohon kebijakan para pembaca sekalian bahwa ini hanyalah fiksi dan seluruh tindak kejahatan tak bisa dibenarkan. Tidak untuk ditiru
.

.

.

⚠️⚠️⚠️
KONTEN CERITA MENGANDUNG BEBERAPA KEKERASAN YANG AGAK TRIGGER (UNCONCERN)🙏

.

.

.

⚠️DIMOHON KEBIJAKANNYA YAA WAHAI READERKU YANG BUDIMAN⚠️

MAACIW❤️

.

.

.

*******

DIMITRI POV

Tubuh kecil nan ringkihnya dengan lemas bersandar pada tubuhku. Isha mendongak, manik coklatnya tampak meredup dan menatapku sayu, wajahnya memerah padam. Bau alkohol yang pekat seketika menusuk hidungku.

"Sir?"

Manik coklat yang memabukkan itu bergetar saat menatapku. Seketika ada suatu tarikan darinya yang membuatku sangat berhasrat untuk mencumbunya. Aku ingin menyesap bibir merah ranum nan basah itu.

Tapi, ada satu hal yang sangat menggangguku.

Isha- beraninya gadis mungil ini menyentuh bajingan lain yang tak lebih tinggi dari sampah. Hanyalah seorang manusia rendah yang derajatnya ada di bawah ku.

Mataku menangkap bekas gigitan Isha pada tenggorokan bajingan itu. Ingin rasanya aku merobek kulitnya, meraup muka sialan itu dan mengelupasnya hingga tersisa dagingnya saja.

Aku tak menyukai apabila Isha meninggalkan marks kepada siapapun selain diriku.

Ini sangat menggangguku.

Kurasakan gemuruh berada dalam dadaku, nafasku sesak dan tenggorokanku tercekat.

Aku ingin membunuh kotoran ini sekarang.

"Saya pulang dengan Carter, Sir. Anda-"

"Kenapa sekretarisku seperti ini?"

Aku memotong suara manis nan lirih itu. Mendengar nama bajingan lain keluar dari bibir mungil yang selalu mendesah di bawahku membuatku sangat murka. Aku sangat membencinya.

Aku menatap bajingan yang terpaku tolol melihatku. Memang sepantasnya dia menatapku seperti itu.

"S-sir, kami hanya hang out seperti biasa"

Mendengar perkataan itu keluar dari mulut busuknya membuatku ingin merobek rahangnya sekarang juga-tidak- aku sungguh akan membunuhnya disini. Menyembunyikan satu mayat tak berguna seperti bajingan itu sangat mudah. Beraninya kotoran itu membuat Isha seperti ini. Isha tak pernah sekalipun mabuk di depanku. Dia sangat memahami batas minumnya. Ketika kami pergi meeting, Isha selalu dapat menahannya dengan baik.

Dia tak pernah sekalipun seperti ini.

Tidak di depanku.

Oh, dadaku kembali bergemuruh, seakan suara ini naik hingga memenuhi telingaku. Pandanganku menggelap.

Above The Contracts (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang