Ruangan serba putih dimana terdapat beberapa bilik yang tertutupi tirai tirai, bau obat-obatan yang memberikan kesan rumah sakit pada ruangan tersebut, serta keheningan khas UKS yang menjadi tempat favorit salah satu siswa lelaki SMA Haenam.
BRAK!
"Hyung! Hyung! darurat Hyung!"
Teriak cowo itu panik, diiringi suara dobrakan pintu, berusaha menarik atensi pria ber-jas putih ala dokter yang tengah duduk membelakangi meja dan pintu masuk.
"Darurat apaan...? Lo ketahuan bolos kelas?" Jawab pria itu santai tanpa memutar tubuhnya menatap siswa tersebut
"Ya elah Hyung! serius ini gue abis kecelakaan!"
"Lah iya, bantuin kek!" Sahut siswa lain yang membuat pria itu memutar kursinya.
Ternyata kali ini cowok bernama Park Jimin itu memasuki ruang UKS dengan alasan yang tepat rupanya. Ia berjalan tertatih-tatih memasukinya dibantu oleh salah satu temannya yang tadi sempat menyahut.
Pria dengan marga 'Jeon' yang tiga tahun lebih tua diatasnya, juga dikenal sebagai dokter khusus kelas 12 oleh para siswa SMA Haenam itu pun mengambil langkah menuju Jimin dan membantunya untuk duduk diatas brankar dengan kedua kaki yang menggantung bebas.
"Lo lagi PJOK ternyata" Ucap Jungkook si dokter khusus tersebut.
"Nanya, Lo!" Sarkas Jimin.
Jelas jelas dirinya mengenakan seragam olahraga saat ini, masih saja menerka-nerka.
Meski keduanya memiliki perbedaan usia yang lumayan jauh, hal tersebut tidak membuat Jimin merasa canggung.
Dengan karakternya yang banyak tingkah, nakal dan sulit diatur, serta keahliannya dalam berbicara dan bergaul membuat nya mudah untuk berinteraksi santai dengan siapapun tanpa memerhatikan usia mereka.
Apalagi Jeon Jungkook adalah pria yang membuat Jimin menaruh perasaan terhadapnya, meski Jimin tahu pria itu adalah gurunya.
Namun sayang, cintanya bertepuk sebelah tangan, karena bagi Jungkook perasaan seorang siswa terhadap gurunya adalah wajar dan sering kali ditemukan, toh perasaan itu akan hilang seiring berjalannya waktu dengan Jimin yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman sebayanya.
"Gue balik ya, Ji!" Ucap temannya tadi.
"Iye, makasih bre!"
"Santai..."
Cowok itu pun melenggang pergi hingga pintu UKS kembali tertutup.
Jungkook menarik salah satu kursi untuk duduk didekat Jimin setelah membawa rak dorong berisi beberapa alat dan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama pada luka gores atau apapun yang merobek kulit.
"Ssshh...sakit tau Hyung!" Omelnya saat Jungkook membersihkan luka disalah satu lututnya, sebelum beralih pada lutut satunya dan kedua lengannya.
"Tahan, dari pada bonyok!"
"Abis ngapain sih, Lo?" Sambung Jungkook.
"Abis tanding base ball sama kelas sebelah, pas gue lari mau nangkep bola, gue keseleo...jatoh deh".
Hening untuk beberapa saat, Jimin menatap Lamat guru yang bahkan sudah tidak pernah ia panggil 'guru' itu. Tiba-tiba wajahnya berubah cemberut.
"Udah Hyung, gue obatin sendiri aja" ujarnya lesu.
Jungkook yang awalnya fokus pada luka Jimin pun mendongak.
"Kenapa?"
Wajahnya semakin cemberut, kedua tangannya bertaut diatas kedua pahanya dengan memainkan kuku-kuku jari mungilnya.
"Kalo Hyung yang ngobatin, nanti gue baper, Lo pasti gak mau tanggung jawab sama perasaan gue" jelasnya.
Jungkook tertawa ringan dan kembali mengurus luka-luka Jimin.
"Gue cuma lakuin apa yang seharusnya gue lakuin, ngobatin Lo salah satunya".
Keduanya kembali bungkam hingga tak terasa semua luka itu sudah terbalut oleh perban.
Jungkook berdiri dari duduknya, menatap Jimin yang turut mendongak menatapnya, kali ini wajahnya tampak lugu, tidak lesu seperti sebelumnya, sesekali cowok itu mengerjap.
"Kenapa?" Tanya Jungkook.
"Gue jelek ya?" Tanya Jimin balik.
"Enggak"
"Terus kenapa Hyung gak mau bales perasaan gue? katanya gue gak jelek...Lo bohong ya?!".
alisnya menukik sebal, kedua pipinya mengembung kesal. Jungkook mencubit salah satu pipi gembil itu dengan kuat hingga membuat sang empu merengek kesakitan.
"Gue gak mau dikira pedofil gara-gara suka sama Lo!"
"Pedofil?"
"Hm"
"Pedofil apaan?"
"Lo gak tau pedofil?"
Jimin menggeleng lucu, Jungkook sedikit memalingkan wajahnya.
"Beneran jadi pedofil gue kalo sampe nurutin maunya" gumam Jungkook pelan.
"Hyung!"
Lantas Jungkook menoleh karena bentakan itu.
"Pedofil itu orang jahat pokoknya"
"(Orang jahat apanya...?)" Batin Jimin.
"Ah gak tau ah! Lo gak jelas! awas, gue mau tidur!"
Tangan mungil itu mendorong dorong dada lebar Jungkook, memintanya untuk pergi dari bilik yang sekarang ia tempati. Pria Jeon itu keluar dari sana dengan menutup kembali tirai bilik dan kembali duduk dikursinya.
"HYUNG! BANGUNIN GUE KALO LO MAU PULANG! GUE PULANG BARENG LO POKOKNYA!"
<3
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak~~~
.👣
.....👣
..........👣
...............👣
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Gonna Be Yours
FanfictionMenjalani kehidupan sehari hari dengan orang yang dicintai adalah harapan bagi semua orang yang mencintai, melewati suka duka bersama, apalagi hingga satu atap bersama, pasti harinya terasa begitu menyenangkan dan tentunya terasa sangat ringan. Jimi...