Gue diusir?

55 11 4
                                    

Jimin memacu langkahnya sekuat yang ia bisa untuk menghindar dari kejaran satpam sekolah yang memang diperintah oleh guru matematikanya agar tidak bolos kelas.

Cowok itu terus menaiki tangga, ia pikir jika semakin banyak dirinya menaiki tangga akan membuat satpam itu lelah dan berhenti mengejarnya.

Namun nyatanya tidak, meski banyaknya anak tangga yang Jimin lewati, satpam bernama Byun Seohyuk itu adalah satpam yang pantang menyerah dan amanah rupanya, buktinya Seohyuk tetap bersikeras membuntutinya dengan sesekali memintanya untuk berhenti.

Di tengah tengah deru napasnya yang Ter engah engah dan guyuran keringat dari pelipis dan juga punggungnya, satu satunya tempat yang dapat ia kunjungi sebagai pelarian hanyalah roof top.

Seohyuk terus mengikuti jejak langkah Jimin hingga sampai pada pintu roof top. Langkahnya berhenti mendadak saat tiba tiba suara yang lantang menyapa indra pendengarannya.

"Ahjussi maju selangkah dari situ, haaa...saya beneran lompat lho!" Ancam cowok itu dengan menunjuk lawan bicaranya.

Dengan jarak beberapa langkah dari pintu roof top, Seohyuk dapat melihat sosok yang menjadi target kejarannya tengah duduk di atas tembok pembatas dengan deru napas yang memburu.

"Turun, Jimin! Kembali ke kelas!" Titah Seohyuk.

"Gak mau! Saya gak suka matematika!" Sarkas nya.

"Suka gak suka kamu harus ikut kelas, sekolah ini bukan milik ayah kamu!"

Jimin memalingkan wajahnya dan menghadapkan tubuhnya ke luar. Menatap banyaknya siswa siswa pelajaran PJOK yang bergerombol panik melihat keberadaanya di atas sini.

"Cih! Nyebelin! Siapa juga yang bilang sekolah ini punya ayah gue?" Cibir nya.

Cowok itu menahan tawanya melihat beberapa guru turut panik dibawah sana, bahkan Jimin tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka ucapkan melalui speaker dikarenakan angin yang berhembus cukup kencang di atas sini.

"Saya gak bakal lompat seonsaeng-nim!!" Teriaknya dengan gelak tawa diakhir.

Jimin menghirup udara segar dengan rakus, mengabaikan suara berisik yang terdengar memerintah dari balik punggung sempitnya ini.

Sudah lama jimin tidak merasakan semua hal ini sejak ia membuat janji dengan Jungkook. Melanggarnya satu kali tentu bukan masalah besar, lagi pula bolos tidak bolos pun akan sama saja. Jimin tidak akan paham matematika.

Jimin merotasi kedua bola matanya malas, bibirnya mencebik sebal.

"Ih~ berisik!" Gerutunya, mendengar namanya terus menerus di panggil.

"Park Jimin!"

Kali ini terdengar datar namun tegas. Membuat Jimin otomatis menoleh ke balik punggungnya.

Kedua matanya membola kaget, nyalinya tiba tiba memnciut melihat siapa yang berdiri disamping Seohyuk.

Sosok Jeon Jungkook yang melempar tatapan tajam ke arahnya dengan kedua tangan bersidekap.

"(Mampus!)" Rutuknya dalam hati

"Turun!" Titah Jungkook yang mana langsung dilakukan oleh Jimin.

Jimin mengulum bibirnya gelisah, ia dapat melihat bagaimana Jungkook meminta Seohyuk untuk pergi dari roof top dengan sopan. Jungkook bagaikan guru BK dimatanya saat ini.

Sekarang, hanya tersisa dirinya dan Jungkook.

Jungkook berjalan ke arahnya, membiarkan jas putih nya terkibas oleh hembusan angin. Jimin terus menunduk, bibirnya tak henti henti menyumpah serapahi dirinya sendiri. Baru kali ini Jimin menyesal bolos kelas.

Never Gonna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang