Nightmare

64 6 1
                                    

Malam yang cerah, bulan purnama bersinar di langit malam, miliaran bintang yang bertebaran menghiasi angkasa lepas memberi kesan menyenangkan dan menenangkan bagi siapapun yang menyadari keindahan malam hari ini.

Namun tidak bagi putra Park yang satu itu, bibirnya terus mengeluarkan keluhan demi keluhan didepan ponsel nya.

Awalnya Jimin turun ke lantai satu dengan niat mencari sang pemilik rumah, tapi tiba tiba Jaehoon menelponnya.

"Sampe kapan?!" Pekik Jimin frustasi

"(Sampai kamu terima dia)"

Ayahnya ini benar benar...

"Denger ya ayah, dia bukan tipe aku! Gak mungkin aku suka sama dia"

"(Kamu cuma butuh waktu, Jimin)"

Cowok itu menyugar rambutnya kebelakang kemudian melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya.

Jam menunjukkan pukul 22.15 , Jimin menghela napasnya berat, tidak mungkin jika ia meneruskan perdebatan konyol ini dengan ayahnya saat menjelang tengah malam.

"Kita bahas lain kali ayah, sekarang udah jam sepuluh lebih, ayah istirahat aja" tutur nya lembut

Beberapa detik setelahnya keduanya saling mengucap selamat tinggal sebelum telpon berakhir. Jimin kembali merutuki ayah nya, sampai kapan ia harus berada dirumah orang asing ini?

Dan soal perasaan, jika benar dirinya hanya membutuhkan waktu untuk bisa menerima Taehyung, Jimin penasaran kapan waktu itu tiba, ia tidak yakin bisa beralih begitu saja.

Jimin berhenti didepan pintu kaca yang mengarah pada area kolam renang saat hendak melewatinya.

Taehyung ada disana, berdiri membelakanginya dengan menghadap kolam dengan ponsel yang didekatkan ke telinganya. Pria itu sedang berbincang dengan seseorang, sepertinya serius.

Jimin akan menunggu beberapa langkah dibelakang Taehyung saja.

"Gue yang bakal balesin dendam Lo"

Ugh! Mengerikan...tentang balas dendam orang dewasa rupanya, batinnya bermonolog.

Sebuah notifikasi masuk di ponsel nya, membuat Jimin harus mengalihkan atensi nya ke sana. Ternyata dari Chanyeol, cowok itu mengirim sebuah foto yang berisi jawaban PR matematika yang Jimin minta sebelumnya.

⚪Chanyeol

(Send a picture)

Baik banget, makasih Chanyeoool!

Lain kali kalo gak paham, kita bahas bareng di sekolah

Jangan minta jawaban pas Lo udah di rumah, kan sama aja gak paham

Iya deh iya...

Jimin tersenyum simpul sambil memasukkan kembali ponsel nya kedalam saku. Saat mendongak, Taehyung sudah berdiri menghadapnya dengan kedua tangan bersembunyi di dalam saku celana nya, menatap nya dingin seolah ia telah melakukan kesalahan.

"Sejak kapan Lo disitu?" Tanya pria Kim disana

"Barusan"

"Kenapa? Ada yang perlu di bicarain?"

Jimin mengernyit bingung, dari nadanya terdengar seakan pria itu tidak menginginkan kehadirannya disini, mungkin kah ada sesuatu yang mengusik kenyamanannya sebelumnya?

"Ayo tidur" cicitnya, tiba tiba nyalinya menciut hanya karena tatapan dingin menyebalkan Taehyung

"Duluan, nanti gue nyusul"

Never Gonna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang