"Goblok! Semua gara-gara elu ya bangsat!" Jessi menunjuk Chika yang mukanya sedang pucat pasi.
"Kalau aja kita cari tau dulu siapa kakaknya gadis sialan itu--" Jessi meraung putus asa "--Anjing!"
Gadis bernama Chika berdiri, dengan gemetar dia menelfon Kakak sulungnya yang punya cukup banyak koneksi dengan dunia 'bawah'.
"Kak Gracia-" Chika terisak "-tolonggg"
Chika mendengar helaan nafas kasar "Kenapa harus macem-macem sama dia sih? Ini sama aja kamu udah gali kuburan sendiri tau ga?" balas suara dari balik telfonnya.
"Cel, La, udah hubungin keluarga kalian?" tanya Jessi saat gadis bernama Chika masih sibuk dengan telfonnya.
"Udah, katanya mereka bakal jemput kita secepat mungkin" ucap gadis yang dipanggil Cel.
"Abang gue bakal ngirim orang buat ngelindungin kita" ucap Olla gemetar.
Jessi menghela nafas, saat ini mereka berempat ada di penthouse mewah miliknya. Di lantai dasar sudah ada 2 lusin bodyguard yang orangtuanya kerahkan untuk menjaga penthouse itu, sembari orangtua Jessi akan sesegara mungkin pulang ke Indonesia dari perjalanan bisnisnya di Austria.
"Anjing, semua gara-gara Muthe!" Jessi melempar handphone-nya ke lantai.
=-=
Muthe, dari awal pertemuan mereka yang tak sengaja, Jessi sebenarnya sudah tertarik dengan gadis itu. Sialnya, berbeda dengan orang-orang kebanyakan yang langsung menurut dan takluk akan pesonanya (dan hartanya), Muthe sama sekali tidak terpengaruh, dia akan mengabaikan Jessi begitu saja dan memilih untuk bermain atau jalan-jalan dengan Christy atau Lulu sahabat dekatnya di kelas.
"Gue ga terima sih sahabat gue terus-terus ga digubris, kita kerjain aja apa?" tanya Chika memberi Ide, awal buruk dari semuanya.
Jessi awalnya menolak dan tidak ikut-ikutan. Namun, pelan-pelan melihat gadis yang ia anggap sombong terus tersungkur dan harus memohon-mohon ampun padanya, karena mereka rundung, memberi kepuasaan tersendiri pada Jessi. Mulai dari sekedar menjegal ketika jalan, menyiram dengan es susu cokelat di kantin, membuat Muthe lengket semua, menggunting poni gadis itu, sampai yang paling parah. Kejadian sore itu.
Chika yang sudah lama memendam rasa pada Adel, si pujaan satu sekolah harus menerima dirinya di maki-maki Adel saat ketahuan merundung Muthe di gudang belakang. Hilang sudah semua citra baik yang Chika bangun di depan gebetannya. Chika gelap mata, esoknya, dia memaksa Muthe ke rooftop sekolah, mencekoki gadis itu dengan alkohol sampai setengah tidak sadar. Rencananya, dia dan geng-nya akan meminta beberapa teman lelaki berandalannya untuk memperkosa Muthe, namun nasib berkata lain. Muthe dengan sisa-sisa kewarasannya mencoba lari, dan jatuh dari gedung sekolah.
Koma.
=-=
Shani tidak sengaja menemukan Muthe kecil saat sedang melakukan 'tugas'. Gembong narkoba yang ia habisi ternyata menculik gadis-gadis kecil untuk di grooming dan dijadikan selir. Diantara yang Shani selamatkan, hanya ada satu gadis yang tidak bisa Shani kembalikan kepada keluarganya. Sesederhana karena gembong narkoba bajingan itu membunuh keluarga Muthe, karena ayah Muthe yang jurnalis terlalu sering mengusik pengedaran jaringan Narkoba milik gembong itu.
"Nama kamu siapa?" ucap Shani dingin.
"Mu-mutiara, ta-tapi, papah dan ma-mamah biasa manggil a-aku Muthe Om" ucap Muthe kecil tergagap takut, penuh trauma dan kecurigaan.
Shani terkekeh kecil, rambutnya saat ini memang bondol, tapi masa dia dipanggil Om? Lagipula sepertinya jarak ia dan Muthe tidak terlalu jauh, mungkin hanya 9-10 tahunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF? (JKT48 Alternate Universe Story)
FanfictionCerita ini menceritakan kisah-kisah para member JKT48 yang ada dalam semesta yang berbeda-beda. Intinya one-shoot sih haha.