Adel sedang duduk di tubuh seseorang yang sedang tersungkur. Tangannya penuh darah, di depannya ada 3 orang yang sedang duduk posisi sempurna di lantai kamar mandi yang terletak di belakang gedung sekolah, jarang dipakai karena katanya banyak hantunya. Ketiga anak itu mengangkat tangannya ke atas, terlihat takut. Adel lantas berdiri, membuka keras di wastafel dan mencuci tangannya yang berlumur darah.
"Ibu jari, ibu jari di mana?
Di sini, di sini ibu jari
Jari telunjuk, jari telunjuk di mana?
Di sini, di sini jari telunjuk"Adel bersenadung lirih, lagu yang waktu kecil juga sering ia nyanyikan bersama Ashel, mereka berdua asyik sendiri saling berusaha menangkap jari satu sama lain. Ashel separuh dunianya, sekarang sedang koma dan berjuang akan hidupnya, sedangkan, 4 orang pesuruh Zee, dia lihat masih asyik merudung anak-anak lain yang senasib dengan Ashel di toilet belakang sekolah. Bahkan Amanda yang sudah ia buat pingsan kemarin, ternyata tidak berubah, memang untuk orang-orang seperti mereka, harus diperlihatkan neraka yang sebenarnya.
Adel mengintip dari cermin, ketiga orang itu masih menurut, tidak bergerak dari posisi mereka dengan tangan terangkat.
"Gue kira, karena gue masuk rumah sakit, kalian bakal tobat, eh malah masih lanjut" Adel berkata dengan nada sarkas, berjalan perlahan, di depannya ada 2 gigi copot, sepertinya punya Amanda, efek pukulan tadi yang cukup keras, pantas gadis itu tidak berhenti berdarah mulutnya dari tadi.
Adel mengambil kedua gigi itu dan mendekat ke gadis yang terlihat paling muda diantara semuanya.
"Kak Ashel maaf, aku cuma ikut-ikut mereka ajaa" gadis itu menangis, terlihat ketakutan melihat tatapan Adel nyalang.Adel jongkok lalu meletakkan mencengkram pipi gadis kecil itu, meskipun gadis itu tidak menyerang fisik Ashel, namun dia sering sekali mencoret-coret baju atau badan ashel dengan Spidol permanen, berisikan kata-kata tak senonoh. Terlihat kecil dan polos, namun salah pergaulan.
Adel dengan paksa meletakkan 2 Gigi Amanda ke mulut gadis kecil itu "Ati-Ati ketelen" bisik Adel sembari tersenyum menyeringai, setelah itu tanpa ampun, Adel menendang gadis kecil itu tepan di perutnya. Michie terlempar membentur tembok, mengaduh kesakitan, tidak pingsan. Lyn dan Ella saling tatap jerih. Adel tipe yang tidak mengenal ampun, sepolos ataupun semenyedihkan apapun kondisi musuhnya, Adel tetap akan menghajarnya dengan kekuatan penuh. Kekejaman ketua J.M.T
"Kak, aku beneran ga ngapa-ngapain kakak kan, aku cuma ngeliat karena ga berani lawan kak Zee, beneran deh" Ella menangis. Adel menghela nafas, menurut penuturan Indah, Ella dulu cukup dekat dengan Ashel, namun karena ayah dia bekerja pada ayah Zee, Ella pun mulai gabung ke circle sana.
"Tapi tetep aja kamu diem aja, bahkan ga berani sekadar ngasih kesaksian" ucap Adel parau.
"Kak maafin aku" Ella benar-benar takut, Michie mungkin tak bisa bertarung, tapi Amanda adalah Jagoan Silat di Asrama mereka, sering lomba dan memenangkan piala, itu menunjukan bahwa Adel lebih kuat bahkan dari seorang atlet. Ella sampai bersimpuh dan menghiba.
"Yaudah, kamu aku lepasin, dengan 1 syarat" ucap Adel dingin "Kamu harus jadi mata-mata buat gerak-gerik Zee ke aku, paham?"
"paham kak!" jawab Ella cepat "Makasih kak, makasih huhu" gadis itu menangis.
Lyn menangis, ia pasrah, dia juga sebenarnya hanya ikut-ikutan saja, bahkan dia tidak pernah menyentuh Ashel, hanya memaki, tapi waktu kejadian yang membuat Ashel sampai koma, dosa itu terus terbayang-bayang di benak Lyn. Gadis itu pasrah, tidak melawan, sebagai bentuk pertobatan.
Panas, itu yang Lyn rasakan pada pipinya. Tidak, Ashel jauh lebih menderita dari ini, ini tak seberapa. Lyn membuka mata, menatap Adel, gadis itu terlihat begitu terluka, traumanya sepertinya mendalam. Mungkin kebencian yang sangat dalam, membangkitkan kekuatan gadis ini, entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF? (JKT48 Alternate Universe Story)
FanficCerita ini menceritakan kisah-kisah para member JKT48 yang ada dalam semesta yang berbeda-beda. Intinya one-shoot sih haha.