"Git, gue denger Muthe kecelakaan dirawat disini juga?" tanya ...
"Iye, doain ya biar cepet sembuh, lagi nyebrang naik motor, panik, tiba-tiba ada fortuner dari kanan" jelas Gita.
"Parah?" tanya ...
"Engga kok, udah fokus kesembuhan lu aje" ucap Gita berusaha menenangkan.
"Hhhh, lu ga bisa boongin gue Git, gimana kondisi dia?" tanya ... dengan nada menelisik.
Gita menghela nafas panjang, hal mengerikan dari persahabatan yang berlangsung lama adalah, kalian hampir sulit membohongi sahabat kalian, karena mereka sudah hafal dengan gerak-gerik dan tingkah laku kita.
"Matanya terancam buta, pecahan kacamata-nya masuk ke dalem, ngerusak kornea dan beberapa syaraf" ucap Gita, menahan tangis.
... Menghelas nafas, pasti berat sekali melihat putri tungganya seperti itu. Dia melihat Marsha dengkulnya luka karena jatuh saja hatinya langsung teriris, apalagi buta. Kalau Kathrina yang jatuh tidak apa-apa, anak itu memang aktif.
"Make mata gue aja Git, toh umur gue udah bentar lagi" ucap ... dengan nada serius.
"Yakali dah, ga ah" Gita langsung menolak ide gila sahabatnya itu.
"Beneran deh, gue mau mati dengan membawa manfaat, at least mata gue berguna, coba tanya dokternya, siapa tau cocok" ucap ... kukuh dengan pendiriannya.
Gita pun ragu "Indah dan anak-anak lu gimana?"
"Itu urusan gue, nanti gue jelasin ke mereka" ucap ... mantap.
Gita menghela nafas lantas memeluk ... erat sekali, berterimakasih.
=-=
"Dia Mumuchang ya dulu sering main ke rumah ga sih Mah?" Tanya Kathrina menunjuk Muthe yang masih terbaring di ruang khusus, gadis itu melihat Muthe dari balik kaca bersama Indah dan Eli.
"Iya, dulu Muthe sama Tante sering main ke rumah kalian, atau sebaliknya, tapi sejak makin sibuk sama kerjaan, jadi jarang hehe" kekeh Eli, berusaha menutup kesedihan.
"Makin cantik ya" komentar Kathrina jujur, meskipun babak belur, Aura Muthe tetap terlihat.
"Naksir Kak?" goda Indah.
"Enggaaa, aku kan jujur ajaaa, dia meskipun lagi sakit tetep cantikkk" Kathrina langsung berkilah.
"Hahaha iya deh--" Telfon Indah bergetar, notifikasi dari suaminya "--Kak, ayo ke kamar Ayah, ada yang mau dia omongin" ucap Indah.
Di jalan menuju kamar suaminya, Indah berpapasan dengan Gita, mereka saling menyapa, setelah itu Indah langsung masuk ke ruangan, ternyata disitu sudah ada sang bungsu. ... Pun mulai menjelaskan Idenya perihal donasi kornea untuk Muthe. Kathrina dan Marsha langsung tidak setuju, berbeda dengan Indah, yang sudah tau dari jauh-jauh dari hari, bahwa umur suaminya memang sudah tak lama lagi.
"Kenapa sih Pah, emang ga mau ngeliat kita lagi?" Kathrina terisak.
"Karena Himmel pasti melakukannya-"
"Udah Atin bilang, ga usah nonton itu" Jitak Kathrina, ayahnya memang punya Hero Complex sejak nonton anime penyihir berambut putih.
"Ayah kalau nanti sembuh gimana, masa ayah jadi gabisa ngeliat kitaa" Rengek Marsha.
Hati ... tergores, mungkin sudah saatnya ia memberitahukan kebenaran, bahwa mungkin umurnya tidak sampai 3 bulan lagi. ... Melihat Indah, mencari persetujuan. Indah yang matanya sudah memerah mengangguk, anak-anak berhak tau.
=-=
Kembali ke masa ini, Kathrina sedang resah, begitu juga dengan dua orang dewasa di sampingnya. Saat ini Muthe menjalani operasi, Beberapa syaraf sambungan buatan yang ada di kornea matanya, harus diperbaiki dan beberapa di ganti, kalau berhasil, secara teori seharusnya Muthe bisa melihat lagi, seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF? (JKT48 Alternate Universe Story)
FanfictionCerita ini menceritakan kisah-kisah para member JKT48 yang ada dalam semesta yang berbeda-beda. Intinya one-shoot sih haha.