CHAPTER-1

14 1 0
                                    


Hari ini aku menemukan seseorang yang menarik di sebuah game MMORPG. Aku berkenalan dengannya karena ia tampak baik dan menyenangkan, aku ingin bertemu dengannya di dunia nyata, sayangnya kami dibatasi oleh layar. Kami berkenalan tetapi bukannya memanggil dengan nama, ia malah menyuruhku memanggilnya dengan sebutan "Raja". Unik bukan?

Ia menciptakan sebuah kerajaan di game itu dan mengundang orang orang masuk ke dunianya. Kebetulan aku yang sedang berpetualang. Menemui salah satu penghuni kerajaannya dan akhirnya diundang.

"Selamat datang di kerajaan kami mari kuperkenalkan dirimu terlebih dahulu pada raja kami." Begitulah sambutan yang ramah bukan?

Aku mengikuti mereka dan akhirnya berhadapan dengan rajanya, aku menatapnya dan aku menyadari desain karakternya yang aneh.

"Raja matamu merah? Kena penyakit ya~~." dengan nada yang menarik emosinya, aku dengan bangganya membuat dia kesal di hari pertama kami bertemu.

Dapat kulihat dari ekspresi karakternya ia kesal. Aku yang melihatnya berusaha menahan tawa akhirnya melepaskan tawa tapi terpotong oleh kata-katanya.

"Oo~, Karaktermu berkulit merah habis dari neraka ya?" Ya kalian tak salah dengar desain karakternya mungkin aneh tapi milikku jauh lebih aneh.

Jujur saja aku tak terima dengan hinaan itu. Tapi, aku yang memulainya duluan jadi akhirnya kami hanya bertatapan dengan menunjukkan senyum terpaksa.

Setelah cukup lama kami tak berbicara dan hanya tersenyum satu sama lain. Ia akhirnya memerintahkan salah satu dayangnya untuk menunjukkan ruangan para rakyat beristirahat. Aku dengan patuh sambil menghentakkan kaki menunjukkan 'aku masih kesal' mengikuti dayang tersebut.

Kami sampai di tempat yang luas penuh dengan kamar rakyat yang terpisah pisah. Satu ruangan berisi 2 tempat tidur terpisah, dengan kata lain 1 kamar dihuni 2 orang. Kami dapat menghias kamar kami masing-masing, anehnya aku mendapatkan kamar yang sudah dirias rapi. tapi, aku menghiraukannya.

Setelah menyusun barang-barang ku disana aku duduk di kasur merenung. kemudian, kembali kesal dengan kejadian sebelumnya karena itu aku beranjak dari tempat tidur kembali ke ruang singgasananya dan mendapati dia sudah tak ada disana. Hanya ada pengawal yang berjaga.

Tanpa ragu-ragu aku bertanya "Pak satpam, rajanya mana ya?"

"Heh rakyat jelata aku tuh pengawal bukan satpam!" Lah malah adu panggilan satpam ini.

Tentu saja kubalas. "Kan tugasnya sama-sama berjaga apa bedanya?"

"Dasar rakyat jelata tak tau diri!?" Satpamnya marah besar ia mengangkat tombaknya akan menebasku.

Setelah itu ada pahlawan kesiangan yang datang dengan jubah merahnya dan sempak superman kesayangan anak kecil menyelamatkanku. (Canda, ehe)

Aku mengeluarkan sekop kesayangan yang biasanya digunakan untuk mengubur mayat. kemudian, menepis tombaknya dan memukul kepala penjaga tersebut hingga pingsan.

"Rasain tuh sekop kesayangan nenek moyang ku." aku kemudian menyeret penjaga tersebut dan menguncinya di gudang.

Aku kemudian mengecek daftar online dan offline pemain mendapati raja yang tengah offline. "Owalahh offlineee."

Mwehehehhe ide licik terlintas di otakku. Aku menaiki singgasana raja tersebut dan berpura-pura seolah aku rajanya. Kemudian, tertawa layaknya cicak kejepit.

Setelah puas memporak porandakan kerajaan tersebut aku merasa bosan. Kemudian, pergi keluar dari kerajaan menuju cafe. Tempat dimana banyaknya pasangan-pasangan yang sangking terbawa suasana romantisnya melupakan orang-orang dengan status jomblo.

Baiklah ini saatnya manusia pemutus hubungan ini beraksi. Aku berganti ke karakter yang luar biasa menawan. Kemudian, mengeluarkan sekop bekas kepala pengawal itu. "Sekop kematian mari kita beraksi." Aku mulai memukul satu persatu karakter berpasangan. Tapi, karena terlalu mengganggu aku dilaporkan ke polisi setempat dan ditangkap.

Aku pun akhirnya dikeluarkan sementara dari permainan, dan tak dapat memainkan game tersebut selama 6 detik. Karena, langit yang semakin menggelap aku yang mengantuk akhirnya memutuskan untuk offline dan beristirahat.

To be continued...

We've Never MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang