Aku nangis sejadi-jadinya. Otakku agak bangsat, ia memutar kejadian jumpscare berkali-kali dengan setan yang berbeda-beda. Bahkan kuchisake Onna nyasar ke otakku.
Aku tidak tahu sudah berapa setan yang terbayang ke kepalaku. Tapi, belum selesai dengan ketakutanku tiba-tiba terdengar kikikan kecil. Astaga apakah hidupku akan berakhir disini saja. Begitukah suara malaikat maut?
"Tuhan kupasrahkan jiwa dan raga ini padamu, terimakasih sudah membuatku lahir di dunia ini." Ngawur ini.
Bahuku geli, terlihat sebuah tangan merayap disana. Aku panik, kaget, takut. Sambil menutup mata, melempar sekop yang kusimpan selalu ini ke setan yang memegang bahuku.
"Aduh!"
Lah ada bunyinya? Setan berbunyi? Aku membuka mataku perlahan.
"AAAAAAAAAAAAAAAA!!!" Ku tampol lagi.
~~~
Kali ini aku menunggu manusia paling ngeselin sejagat raya ini bangkit dari kuburnya. Pemimpin dari kerajaan ini yang entah bagaimana bisa berada di tempat persugihan ini. Ya, Raja. Setan mesum yang megang-megang ini rupanya orang.
Entah bagaimana ia bisa masuk tanpa suara dan tiba-tiba saja sudah berada di belakangku. Apakah hukumanku akan bertambah? Ini baru hari ke 2 aku masuk ke game ini dan sudah 2 kali pula disidang olehnya. Sepertinya, ia juga sudah lelah melihat wajah tak bersalahku ini di setiap masalah yang ada.
Entah sudah berapa lama aku menunggunya untuk bangun. Matanya mulai terbuka dengan perlahan menatapku yang ada di sampingnya.
"Dasar Thanos." Eh pala bapak kau lah. Enak aja bangun-bangun udah nyerocos aja mulutnya ini.
"Pukulanku keknya kurang maknyus masih kerasukan anak ini." Sabar sabar. Orang sabar pantatnya lebar.
Aku kira dia akan mengamuk anehnya ia hanya menatapku. Mengangkat tangannya.
PLAK
Aduh. Sialan. Anak ajaran siapa sih ini. Malah ditampol kakiku. Sakit banget lagi. Dasar tidak gentleman.
"Diam lu berisik kepala gue pusing." Keluhnya.
"Siapa suruh ngagetin. Mana gak ada suaranya lagi. Gue kira setan lu tadi."
"Ganteng gini dibilang setan" Dih songong amat karakter ini. Dah cuman karakter, narsis, ngatur lagi.
"Ganteng kagak, songong iya." Astaga pengen banget ku hihhh.
"Mata lu picek kali." Bah ngotot dia ngajak berantem ayok gelud kita.
"Berantem kita?"
"Gas-"
Pong
Dah menang gue. Rasain tuh sekop bekas kuburan. Untung sekopnya selalu gue bawa. Emang warisan nenek moyang itu gak pernah salah. Kagak sih nenek moyang gue gak punya VR ini tuh ketemu di jalan.
Awalnya aku sama sekop bertatapan. Mataku berbinar, sekopnya juga. Aku merasakan cinta pada pandangan pertama dan disaat itulah aku tau. Kalau, aku dan sekop itu ditakdirkan untuk bersama.
Orang waras itu seleranya emang beda. Contohnya, aku.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
We've Never Meet
Romance[Cover buku ini bukan milik saya, saya mendapatkannya dari pinterest] Cerita ini fiktif hanya imajinasi random author semata.