3. Prasangka

103 19 10
                                    

Rasanya seperti membiarkan seorang narapidana tinggal di rumah. Jaemin merasa dirinya sangat waspada dan mengawasi Rinara kemanapun dia pergi.

Seperti saat ini saat dia dengan wajah seriusnya menatap lurus ke halaman belakang. Melihat bagaimana gadis itu mendorong kursi roda kakeknya dan bercengkrama dengan akrab.

Ayolah.. tidak seharusnya kan kakeknya membiarkan orang asing tinggal di rumah ini ?

Na Jaemin tidak tau asal usul gadis itu, dari keluarga mana dia berasal, siapa orang tuanya dan bagaimana dia bisa sangat akrab dengan kakeknya. Semua prasangka buruknya tentang Rinara tidaklah salah.

"Anda memanggil saya tuan ? " Seorang pengawal mendatangi Jaemin dengan patuh.

Jaemin menghadapnya dengan wajah tegas dan dua tangan di dalam saku celana.

"Dari mana asal gadis itu ? " Dia menunjuk Rinara dengan dagu nya.

Pengawal itu langsung memutar kepalanya, menatap ke arah yang di tunjuk oleh tuannya.

"Maksud tuan nona Rinara?"

"Hm."

"Ah.. dia itu seorang pegawai di restauran yang di sukai tuan besar. Gadis itu sangat ceria dan ramah itulah mengapa tuan besar menyukainya. "

'Hanya karena itu?'

Jaemin merasa ini terlalu janggal. Kakeknya yang dulu adalah orang yang teliti, perfeksionis dan pemilih, dia bahkan melakukan seleksi ketat hanya untuk memilih orang yang bekerja di perusahaannya. Bagaimana bisa dia memilih menantu dengan random seperti ini??

Ceria dan ramah ???
Huh... Itu terlalu sederhana. Mustahil hanya karena itu.

"Bagaimana keluarganya ??"

"Ah.. kalau itu hanya sedikit yang saya tau. "

"Ceritakan semua yang kau tau." Jaemin mendesaknya.

"Nona Rinara seorang yatim piatu dan tinggal di panti asuhan sejak bayi." Jelas pengawal itu.

Mendengar fakta itu apakah Jaemin akan iba ???

Jawabannya adalah tidak. Lelaki itu masih menyimpan serangkaian prasangka dan tuduhan yang dia tujukan untuk Rinara.

Tentang alasan gadis itu mau menerima pernikahan ini padahal dia belum mengenal Jaemin sama sekali. semuanya terlalu mencurigakan bagi Jaemin. Gadis itu pasti menyimpan maksud lain. Untuk kaum rendahan sepertinya, uang adalah segalanya.

Jadi.....
Apakah Rinara mengincar warisan?

"Jaemin ? Sedang apa disitu ??"

Na Jaemin langsung memasang senyuman manisnya ketika Rinara mendorong kursi roda ke arahnya.

"Eh.. cuma lagi lihat-lihat kek. Taman di rumah ternyata banyak berubah setelah Jaemin pergi. "

Pria renta di hadapannya langsung memutar kepala, memandangi taman bunga sederhana yang di hiasi kolam ikan di tengahnya.

"Bunga-bunga disana Rinara yang tanam. Gimana? Selain cantik dia sangat telaten kan ??"

Senyuman Jaemin langsung menghilang begitu mendengar nama Rinara di sebut. Kedua matanya Reflek menatap gadis yang berdiri setia di belakang kakeknya.

"Oh ya Jaemin, karena sebelumnya kita belum mengadakan pesta pernikahan, bagaimana kalau kita mengumumkan pernikahanmu di pesta pembukaan anak cabang perusahaan ? "

Jaemin kembali fokus pada kakeknya. Kerutan vertikal di dahinya menunjukkan jika dia tidak terlalu setuju dengan agenda itu.

"Eeh.. tapi kek, pernikahan itu kan urusan pribadi, bagaimana bisa kita campur dengan acara perusahaan? "

 Suddenly I Got A Wife  | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang