13.

333 22 3
                                    

🍷

Eden membuka matanya saat merasakan nafas yang berhembus di balik punggungnya. Nafas teratur yang membuatnya tersenyum saat menyadari siapa yang sedang memeluk tubuh telanjangnya dari belakang.

Saat dia bergerak untuk membalikkan badan, pelukan di atas perut kerasnya semakin erat. Perlahan dia memberikan usapan seringan bulu pada telapak tangan berukuran kecil itu. Lalu dia membalikkan tubuhnya, menarik tubuh kecil didepannya untuk semakin masuk kedalam pelukannya.

"Baby..." panggilnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Kiara semakin mengeratkan pelukannya.

"Hei, kamu bilang ada meeting dengan orang copyright kan?" tanya Eden pelan. Tangannya bergerak mengelus puncak kepala wanita itu. Lalu perlahan turun dan mengelus punggung telanjang Kiara dengan gerakan sensual. Dia sedikit membuka selimut yang menutupi pantat Kiara dan menelan ludah dengan sedikit kasar.

Pagi hari yang dingin karena udara dari AC, ada tubuh telanjang dipelukannya melengkapi hasrat binatang bocah itu.

Ingatkan Eden kalau semalam dia sudah membuat tubuh kecil ini bergetar dan hampir pingsan karenaya.

Oh tapi jangan salahkan dia. Salahkan Kiara kenapa wanita itu memancingnya yang sedang terbakar cemburu.

Cemburu?

Saat mengingat apa yang membuatnya merasakan hal itu untuk pertama kalinya, Eden mengeraskan rahang. Matanya memincing saat ingatannya berlayar dengan kejadian tadi malam.

Niatnya yang ingin keluar mencari es krim untuk mendinginkan tubuhnya yang merindukan Kiara, malah semakin terbakar saat matanya mendapati wanita yang menjadi sumber kegelisahannya sedang bermesraan dengan pria lain.

Tanpa banyak kata Eden berjalan dengan langkah lebar dan menarik begitu saja tangan Kiara. Merebut tas milik wanita itu yang tengah dibawa pria antah brantah.

"Aduh. Eden." Kiara mengaduh saat pipinya digigit oleh bocah itu. Tidurnya terganggu karena ulah tidak masuk akal Eden.

"Baby."

I want more.

Tanpa menyuarakan apa yang ada dibenaknya, Eden sudah menempatkan tubuhnya di antara paha Kiara. Miliknya yang memang sudah keras sejak tadi, dia gesekkan dengan lembut pada bibir vagina Kiara yang ternyata sudah basah dan siap untuk ia masuki.

Lalu percintaan panas diantara keduanya kembali terjadi. Dengan Kiara yang terus meneriakkan nama bocah itu berulang kali. Eden yang terus memberikan tanda diseluruh tubuh Kiara saat dia merasakan cengkraman yang bisa membuatnya gila di bawah sana.

"Kamu akan menjadi alasanku mati muda. But i'll love it baby."

Eden berikrar saat dia mencapai titik terjauh dalam diri Kiara. Lalu mengeluarkan benihnya disana. Sengaja agar wanita itu tidak bisa mengeluarkannya. Apa itu kondom? Dia seakan lupa akan fungsi benda itu.

🍒

"Panas Kay. Ngapain lo pakek baju gitu?"

Jesika bertanya dengan kening berkerut saat mendapati sang sahabat yang datang dengan mengenakan turtleneck berwarna coklat. Walau terlihat modis karena tanpa lengan dan dipadu padankan dengan skinny jeans hitam, tetap saja di cucaca panas ibu kota sangat jarang ada yang mengenakan pakaian itu.

"Kantornya Banyu dingin gila." alasan yang Kiara berikan. Padahal bukan karena itu. Dia tahu hari ini cuaca sedang panas-panasnya. Terik matahari bersinar cerah seperti harapan orang tua. Tapi apalah daya, dia harus menyembunyikan bekas ciuman berwarna merah yang Eden berikan.

i'm a Cherry on Top Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang