5.

414 20 2
                                    

🍒

Kiara duduk di sofa depan Tv dengan laptop yang terbuka dipangkuannya. Telinganya samar mendengar suara gemericik air dari kamar mandi dekat dapur.

Katakan kalau Kiara sudah gila memasukkan orang asing ke dalam rumahnya. Dan membiarkan orang asing itu untuk tinggal dengannya. Tolong garis bawahi. TINGGAL DENGANNYA SECARA CUMA-CUMA. Mungkin kata gila tidak cukup untuk menggambarkan keputusan Kiara saat ini. Salahkan hatinya yang begitu lembut dan tidak tega-an.

Memutar bola matanya sejenak lalu kembali fokus pada apa yang tengah dia kerjakan. Deadline novelnya yang harus segera ia kejar agar Kiara bisa mengerjakan project lainnya. Dia tidak mau Banyu terus-menerus menerornya. Apalagi besok sore, nanti sore, Kiara harus menyerahkan naskah kasar untuk adaptasi novelnya yang masih menggantung. Tidak lain karena Kiara belum mau menanda tangani project itu kalau Bara yang menjadi pemeran utamanya.

Ngomong-ngomong soal si Bara Neraka itu, Kiara belum sempat bertanya pada Eden tentang apa yang dia katakan dengan Bara didepan pintu apartemennya tadi. Nanti coba dia akan bertanya pada bocah itu.

"Kak."

Eden tiba-tiba duduk disamping tubuh Kiara. Bocah itu hanya mengenakan celana panjangnya tadi tanpa mengenakan sehelai kaos. Rambutnya masih setengah basah.

"Pakek baju lo." kata Kiara tanpa mau memandang Eden. Matanya masih fokus pada ketikan di laptopnya.

"Baju gue basah gara-gara air mata lo. Gue ingetin nih kalau-kalau lo lupa. Dan gue enggak bawa baju ganti."

Kiara mendesah pelan.

"Lo enggak mau tidur Kak?" tanya Eden menggeser tubuhnya agar menempel pada tubuh Kiara dan matanya melirik apa yang tengah Kiara ketik.

"Lo sendiri enggak butuh tidur?" Kiara balik bertanya. Matanya melirik sekilas pada jam yang berada di layar bawah laptopnya.

3.57 AM

"Bentar lagi gue tidur. Toh gue enggak sekolah juga?"

Kening Kiara berkerut kecil.

"Ini hari sabtu kan? Bukan minggu?" Kiara menolehkan kepalanya dan menatap Eden dengan kening berkerut.

"Sekolah gue libur sabtu-minggu kak." jawab cowok itu setelah memutar bola matanya.

"Enak bener lo." ejek Kiara. "Tidur sana. Besok siang gue bantu lo ambil barang-barang di kosan lo. Sekalian beli bed cover baru. Yang itu terlalu lama juga."

"Sip deh. Gue ngikut sama sugar mommy gue."

"Gue buka sugar mommy lo." jawab Kiara ketus. Dan Eden hanya tertawa pelan.

Hening kemudian. Keduanya tidak sama sekali saling bicara. Hanya suara ketikan dari keypad laptop Kiara yang mengisi. Lalu wanita itu dikejutkan dengan kepala Eden yang tiba-tiba bersandar pundaknya. Dengan suara nafas teratur yang menandakan cowok itu sedang tertidur.

Sebuah senyum kecil muncul dibibir Kiara tanpa wanita itu sadari. Dan entah kenapa, ada hangat yang kini menjalar dihatinya. Yang dia sendiri juga tidak tahu alasannya.

🍒🍒

Kiara mengendarai mobilnya melintasi jalanan kota disiang hari. Terik matahari sedikit membuat wanita itu berkedip dibalik kacamata bundarnya. Beberapa kali mobilnya harus terjebak macet yang cukup parah. Eden yang duduk di kursi sebelahnya tengah bernyanyi mengikuti alunan musik yang tengah berputar di radio.

Fuck my life....

"Ini belok kemana?" tanya Kiara saat didepannya ada perempatan.

"Belok kiri Kak." Eden memperhatikan jalan ke arah kosnya. "Itu didepan maret-maret itu berhenti."

i'm a Cherry on Top Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang