18.

107 21 11
                                    

🍒

Hal yang tidak pernah Kiara bayangkan sebagai seorang penulis novel adalah merasakan sendiri kejadian yang pernah dia buat dalam novelnya. Dimana sang tokoh utama bangun ditempat yang tidak dia kenal dalam keadaan telanjang, ditambah ada suara air dari kamar mandi, menandakan ada seseorang yang sedang mandi didalam sana.

Lalu apa yang akan dilakukan oleh pemeran tersebut?

Bahagia karena tahu siapa yang sudah tidur dengannya?

Atau pura-pura belum sadarkan diri demi melihat siapa yang sudah tidur dengannya?

Atau akan melakukan seperti yang Kiara lakukan sekarang, kabur dari sana sesegera mungkin, walau tahu siapa yang sudah menjamah tubuhnya semalam.

Kiara berlari menuju lift dan segera menekan tombol lantai dasar. Didalam kotak besi itu dia menyandarkan punggungnya dan menarik nafas berat.

"Kay gila lo." umpatnya pada dirinya sendiri.

Tangannya merogoh ponsel yang berada di tasnya. Dan matanya melihat banyaknya panggilan dan pesan dari Eden. Matanya menutup dengan rapat. Mengindahkan pesan dari Eden dan mencoba menghubungi Jesika yang tidak masuk. Bibirnya mengumpat kecil.

Kakinya berjalan menuju luar hotel, dimana dia baru tersadar kalau hotel yang semalam dia tiduri termasuk hotel bintang lima. Sedikit berlari menuju parkiran taksi yang berada didepan hotel dan masuk kedalamnya. Setelah mengucapkan alamat apartemennya, Kiara sedikit bernafas lega.

Kepalanya mencoba memutar kembali kejadian semalam. Apa saja yang sudah dia lakukan sampai berakhir di kasur hotel dalam keadaan telanjang dan dia yakin kalau sudah melakukan 'hal' itu.

Tangannya kembali merogoh ponsel dan mencoba menghubungi Jesika, tapi panggilannya masih tidak dijawab.

"Jaka setan." umpatnya.

Kiara menelan ludah dengan kasar.

"Terima kasih Pak."

Setelah membayar taksi, wanita itu berjalan menuju apartemennya dengan sedikit tergesa.

Kepalanya terasa sedikit pusing akibat minuman setan yang semalam dia tenggak. Saat akan membuka pintu unitnya, Kiara sempat berdoa agar Eden sudah pergi kesekolah mengingat sekarang sudah jam 9 pagi. Entah kenapa dia begitu takut melihat wajah Eden sekarang.

"Fuck." lirihnya saat melihat sepatu Eden masih ada didepan.

Dengan pelan Kiara melangkah menuju kekamarnya. Berusaha sepelan mungkin agar tidak meninggalkan suara.

Dia bernafas lega saat sudah berhasil berada didalam kamarnya. Kiara mondar-mandir didalam kamar sambil menggigit kuku dengan frustasi. Masih mencoba mengingat apa yang terjadi padanya semalam.

im breaking up with you..
nah-ah.. nah-ah...

Terkejut dengan nada ponselnya sendiri, Kiara mengangkat panggilan dari seseorang yang dia tunggu-tunggu.

"Heh Jaka setan." umpatnya dengan keras. Untung saja kamarnya kedap suara.

"Kay masih hidup lo? Tuhan dari semalem gue nyari keberadaan lo. Kemana aja sih, gue kira lo diculik sama genderuwo." Suara cicitan Jesika terdengar dari seberang.

"Eh upil kuda, gue yang harusnya ngomel. Kenapa gue bisa ada di hotel sama Deni?"

"Ined?"

"Iya Deni temen lo. Dia ngasih minuman apa sama gue semalem ampek gue tewas tahu-tahu gue bangun dalam keadaan telanjang setan. Dan di hotel yang jauh banget sama club semalam."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i'm a Cherry on Top Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang