2.

487 23 2
                                    

🍒

Kepala Kiara mendadak pusing, rasanya seperti dihantam oleh batu besar. Beberapa kali dia harus menarik nafas dalam-dalam, berharap pusingnya sedikit hilang. Ditambah lagi dengan detak dadanya yang terasa cepat.

Matanya melirik seseorang didepannya yang kini tengah berbicara dengan sang bos besar.

"Gimana Kay, lo setuju kan kalau Bara yang jadi pemeran utama buat adaptasi novel lo?" Suara Banyu terdengar begitu lembut seperti suara malaikat kematian yang ingin memainkan nyawa targetnya.

Bunuh bos gila dosa enggak sih?

Kiara lagi dan lagi mendesah dengan pelan.

"Lo tahu sendiri kan deskripsi buat pemeran novel gue?" Kiara bertanya dengan nada geram.

"Tahu." jawab Banyu sambil mengangguk.

"Dan itu semua ada di gue."

Kalau ada istilah tidak tahu malu dengan kepercayaan diri yang memiliki level dajjal, maka Kiara akan menyematkan title itu untuk Bara. Saat itu juga.

Bara menampilkan senyum sombong. Tapi Kiara tidak bisa menampik pernyataan pria itu. Bara memang role model yang Kiara gunakan untuk melahirkan Azka, sang pemeran utama pada novel Cherry Blossom miliknya. Tapi itu dulu. Sebelum dia mendapati Bara yang berselingkuh dengan sepupunya.

HAH!!!!

Dunia begitu lucu. Mereka yang berselingkuh tapi bisa haha-hihi dengan bahagia. Sedangkan korban perselingkuhan harus berjuang dengan segala perasaan agar semua bisa terlupakan. Dan saat Kiara sudah bisa melupakan luka dimasa lalu, dengan tidak tahu malunya, sang masa lalu malah hadir dengan wajah sengaknya.

Jancukkk.

"Heh." Kiara mengejek dengan kentara. "I need someone who has innocent personality. A cute face without even trying. Gue pengen seseorang yang bisa melahirkan Azka dari jiwanya, bukan dari sekedar buku. Dan sorry to say, dia enggak termasuk didalamnya."

Kiara menutup laptopnya. Mengatakan keputusan final yang sebenarnya tidak bisa dikatakan selesai juga. Akan ada babak-babak selanjutnya dari sang bos dan dari sang aktor agar Kiara menyetujui ide gila itu.

"Kay. Ini udah keputusan gue sebagai bos lo."

Kiara berdiri dan hanya melirik sebentar kearah Banyu dan Bara. Lalu berjalan keluar ruangan meeting setelah membanting pintu dengan sedikit keras.

"Gimana?"

Jesika yang menyadari kehadiran sang teman kerja langsung menggeser kursinya ke sebelah Kiara. Dia penasaran bukan main.

Sudah menjadi rahasia umum diperusahaan percetakan ini, kalau Bara adalah mantan kekasih Kiara. Walaupun hanya sedikit orang yang tahu penyebab putusnya hubungan keduanya.

Kiara menjatuhkan kepalanya dengan sedikit keras ke atas meja.

"Jes, lo ada info dukun yang butuh tumbal enggak? Gue ada calon nih." katanya dengan kening yang masih menempel pada meja.

"Ada kok. Eh tapi gak asik kalau Banyu ditumbalin, murah bener. Mending mutilasi aja sih, kita jual ke pedagang organ. Lumayan bisa buat tambah biaya operasi pentil gue."

Jesika mengikuti alur pertanyaan Kiara dengan nada serius.

"Cari info tukang jual organ. Malam ini kita beraksi."

Kiara tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan memandang nyalang ke arah ruang meeting dimana didalamnya masih ada Banyu dan Bara.

"Gue beli sianida sama kopi dulu."

i'm a Cherry on Top Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang