16.

285 32 6
                                    

🍒

"Baby i want to ask you something."

Eden yang saat ini duduk disofa apartemen Kiara, berhadapan dengan wanita itu yang sedang fokus membantunya membersihkan luka diwajah, bertanya dengan pelan.

"Tanya apa?" jawab Kiara tanpa menatap mata Eden. Dia tengah fokus mengoleskan krim dari dokter untuk membantu mengeringkan luka diwajah bocah besar itu.

"If, ini kalau ya tolong digaris bawahi." Eden menekan kata memberi peringatan pada Kiara.

"Iya." Kiara mengangguk pelan menyetujui.

"If i lie to you, how you'll respond?"

Kiara menghentikan aktifitasnya mengoleskan krim pada sudut bibir Eden. Mata dibalik kacamata itu perlahan naik dan menatap Eden yang ternyata juga tengah menatapnya.

"About?"

"Everything. Like if actually i'm not a poor boy, or like i was lying about my situation."

Kiara tersenyum lalu memutus kontak mata dengan Eden. Dia sudah selesai membantu bocah itu mengobati lukanya.

"Itu pilihanmu Eden. Mungkin kamu punya alasan kenapa harus berbohong."

"Would you get mad at me?"

"I dont know. Maybe no.." Kiara memasukkan krim yang tadi dia guanakan pada kotak obat. "Kenapa kamu tanya? Emang kamu lagi bohong?"

"Enggak. Kan tadi aku udah bilang kalau." Eden membenarkan duduknya. "Tapi kamu enggak bakal ninggalin aku kan?"

"Eden. What are we? Sugar mommy and sugar baby relationship right. As long as i have enough money to buy you, we can still manage our relationship. Or kamu mau aku pergi?"

"Nope."

"Atau kamu yang mau pergi?"

"Absolutely never."

"So?"

"Beneran ya. Apapun keadaan aku kamu enggak boleh ninggalin aku baby. Awas aja kalau sampai kamu berani ninggalin aku. Aku potong kaki kamu bisa kamu enggak bisa lari."

"Dih belajar jadi sikopet kamu."

Kiara tertawa mendengar ancaman Eden yang baginya malah terdengar lucu.

"Baby... im being serious here."

Eden dengan sedikit geram berjalan mengikuti langkah Kiara menuju dapur. Tangan besar Eden memeluk pinggang ramping Kiara dari belakang. Tubuh bocah itu melingkupi tubuh Kiara yang begitu kecil baginya. Dagunya dia taruh diatas kepala Kiara, sengaja berlama disana agar bisa mencium aroma shampoo sang wanita yang begitu memabukkan.

"You know what Eden. Someone come to others live for a purpose. Whether it will bring a good or a bad thing. If you come to my life for a bad thing thats your choice. And my choices is that i will accept you willingly or just let it go."

Kiara bersandar pada dada bidang Eden dan sedikit mengelus telapak tangan bocah itu yang masih setia bersarang diatas perutnya.

Sebenarnya beberapa hari ini setelah kejadian saat Eden pergi meninggalkannya setelah dia mengangkat panggilan entah dari siapa itu, keduanya sudah jarang bertemu. Bukannya Kiara yang menghindar, tapi dia memang berusaha untuk tidak bertemu dengan Eden.

Sama aja Kiara kocag.

Kiara dengan pelan berusaha melepaskan diri dari dekapan Eden tapi gagal. Tenaga bocah itu terlalu besar untuknya yang kecil.

i'm a Cherry on Top Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang