Perkuliahan hari itu sangat padat jadwalnya. Yeonjun melihat-lihat dari pagi tidak ada tanda-tanda Yeji. Yeonjun mencoba ke gedung Seni Tari. Ia menemui sahabatnya Yeji.
"Mau apa kau kesini?" tanya Yuna.
"Yeji dimana??" Yeonjun ganti tanya.
"Yeji tidak ada kabar dari pagi ku chat"Yeonjun yang mendengar penjelasan Yuna langsung pergi ke parkiran. Ia membawa mobilnya dengan kencang menuju apartemen Yeji.
"DOK DOK DOK DOK" suara pintu Yeji seperti akan di dobrak.
Yeji dengan sempoyongan membuka pintu. Dilihatnya Yeonjun datang.
"Kau tak apa? Masih sakit" Yeonjun mengangkat dahi dan leher Yeji untuk mengukur suhu badan Yeji.
"Aku tak apa, kenapa kau kesini bukannya ada kelas?" tanya Yeji.
"Aku mengkhawatirkan mu"
"Masuklah"Tak lama mereka jalan menuju sofa tiba-tiba Yeji pingsan. Untung saja Yeonjun sigap menangkapnya.
"YEJI.. YEJI.. BANGUN YEJI" Yeonjun memanggil Yeji di pelukannya.Tak ada respon Yeonjun mengangkat tubuh Yeji. Melarikannya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
•••••
"Bagaiman dok kondisi teman saya?" tanya Yeonjun melihat dokter selesai memeriksa Yeji.
"Dia terkena tipes hanya butuh istirahat lebih lanjut. Sepertinya dia juga stress kecapekan" jelas Dokter.
"Syukurlah tidak terjadi kenapa-napa"
"Tak usah khawatir, dia hanya butuh asupan makanan yang cukup dan istirahat yang cukup"
"Baik dok terimakasih penjelasannya"Yeonjun memasuk kamar inap Yeji. Melihat Yeji masih tertidur tenang. Yeonjun merapikan rambut panjang Yeji. Ia duduk di samping brankar Yeji. Menunggu Yeji jika tiba-tiba siuman.
Tak terasa malam berganti pagi. Yeonjun bangun dari tidurnya yang beralaskan telapak tangan Yeji.
"Yejiya.. kau masih ingin tidur? Apa kau selelah itu?" Yeonjun mengusap tangan Yeji.Yeonjun mengirim pesan ke Hueningka
"Aku di rumah sakit bersama Yeji. Kemarilah ajak Yuna. Jangan info ke yang lain. Hari ini aku tidak masuk kelas"Yeonjun memandangi Yeji yang masih terlelap.
"Sebenernya dia cantik jika tidak galak dan tenang seperti ini" ucap Yeonjun.Yeonjun mengambil kompres dan baskom untuk membersihkan tubuh Yeji.
Giliran mengusap bagian muka.
"YEJI!" teriak Yuna mengagetkan Yeonjun.
"Ssstttt dia belum siuman" lirih Yeonjun.
"YEJII kenapa kau tak memberiku kabar jika sakit. Kan aku bisa merawat mu"
"Baiklah kalian sudah disini. Aku akan membereskan administrasinya dulu. Titip Yeji"Tak lama Yeonjun tinggal Yeji membuka matanya.
"Yeji kau sadar Yeji" Yuna memangil
"Aku dimana?" tanya Yeji siuman.
"Kau sedang dirawat di rumah sakit. Kau kenapa tidak menghubungi ku malah menghubung Yeonjun"
"Aku tidak menghubunginya, dia datang sendiri""Kau tau Yeonjun semalaman menjagamu" ucap Hueningkai.
"Dimana dia sekarang?" tanya Yeji.
"Sedang membereskan administrasi mu"
"Aku akan menggantinya nanti""Lain kali kalau ada apa-apa hubungi aku" peluk Yuna menenangkan Yeji.
"Kan bisa gantian jaga, ya kan Kai?"
Kai memberi jempolnya."Sepertinya Yeonjun mulai menyukaimu" ucap Kai tiba-tiba.
"Itu tidak mungkin" tawa Yeji.
"Selama aku berteman dengannya aku tidak pernah melihat dia mau berlama-lama di rumah sakit""Yeji kau sudah sadar??" Yeonjun memasuki kamar Yeji.
Yeji mengangguk di pelukan Yeonjun.
"Kau stress kenapa? Kau lelah sekali ya? Maafkan aku"
"Bukan salah mu" tenang Yeji."Ekhhhmmm sepertinya kita harus balik ada kelas" ajak Kai memberi kode Yuna.
"Apasih Kai.. aku masih ingin disini dengan Yeji" rengek Yuna.
"Kau bisa dapat C kalau tak masuk kelas Bu Lisa" tanpa aba-aba Kai menarik tangan Yuna.
"Aku permisi dulu ya teman-teman nanti malam setelah kelas kami kembali lagi"
"Nitip Yeji.. awas kau apa-apa kan" Yuna memberi isyarat bogem ke Yeonjun."Badan mu masih agak panas" Yeonjun memegang dahi Yeji.
"Nanti biaya rumah sakit akan ku ganti" sahut Yeji.
"Tak usah aku iklas.. kau mau makan?"
"Tidak aku ingin ke toilet dari tadi"
"Bisa jalan? Atau mau ku gendong?"
"Aku bisa sendiri"
Yeji tertatih hingga mau jatuh."Tolong kalau sakit jangan batu banget" kesal Yeonjun akhirnya menggendong Yeji ke kamar mandi.
"Terimakasih.. sekarang keluarlah" pinta Yeji.
"Masih galak aja 😗"
"Aku dengar Yeonjun!"•••••
"Kau pulang saja. Aku tak apa disini sendiri" usir Yeji.
"Aku masih waras untuk meninggalkan mu sendiri disini. Tidurlah jika mau tidur. Aku tidak akan menggangu mu" kesal Yeonjun.
"Kau ada kelas, lagi pula harus persiapan pen"
"Stop Yeji! aku memperdulikan mu. Aku takut kau kenapa-napa lagi gara-gara aku!" suara Yeonjun meninggi.
Yeji yang sedikit dibentak langsung menangis.
"Maafkan.. maafkan aku tak sengaja memarahimu" Yeonjun memeluk Yeji.
"Aku tidak ingin kau sendiri disini. Tolong jangan usir aku" pinta Yeonjun.-----
Hai guys, aku berharap bisa melihat komentar kalian lebih banyak supaya lebih semangat update
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE SWAN
FanfictionYeonjun seorang mahasiswa Seni Musik tingkat tengah. Membuat taruhan yang sangat fatal. Mempertaruhkan seorang gadis lugu bernama Yeji mahasiswa Seni Tari. Bisakah Yeonjun akankah Yeonjun melanjutkan taruhannya?