"Ish, sebenarnya males sih, jadi bagian keamanan. Kamu gimana Joon?" Satu sore, di rumah Hoseok yang megah bak negeri dongeng itu, Hoseok mengeluh gegara tugasnya di cafe hantu yang menjadikannya sebagai tim keamanan bersama Namjoon.
"Kaya... Di rumah tuh, aku pedicure, medicure, spa juga, facial, eh malah dijadiin satpam. Gemes banget tau." Lanjutnya lagi.
Namjoon melirik dengan sisi matanya, kemudian ia kembali pada buku catatan di depannya.
"Terus kenapa kamu setuju waktu Ssaem Kim bilang kamu jadi tim keamanan bareng aku? Harusnya kamu protes aja, Hos."
"Ah... protes gimana? Mana bisa aku protes sama Ssaem yang ganteng itu. Hm, nanti aku rugi sendiri, gak bisa masuk tim inti." Gumam Hoseok sembari berguling-guling di atas kasurnya yang empuk, besar dan mewah.
"Lagi ya, kalo sama Jungkook aja, dia tuh, baik banget. Lah, giliran sama aku, ewww, kok begitu?! Masa, aku kasih, coklat mahal, jam tangan mewah, dia tolak.
Kesel gak?"
"Ya itu sih, kamu yang salah. Kamu kayak gitu bisa masuk kategori gratifikasi tau gak??"
"Ah, sok pintar kamu!" Bibir Hoseok kembali menipis.
"Lah emang aku pinter. Buktinya sekarang, aku kerjain hampir semua tugas-tugas kamu."
"Ck! Selalu aja mengeluh. Kamu kalo gak bantuin isi tugas-tugas aku, mana bisa jajan kamu.
Uang bekel kamu udah abis kan, sama kakak kamu itu.
Badan aja besar, Joon, tapi keberanian kamu itu loh, segede biji ketumbar."
Namjoon langsung terdiam.
Meski pahit, memang itu kenyataannya.
"Kalau aku tidak butuh duit mu, sudah ku bakar kau dengan kertas-kertas nilai 0 mu itu." Geritu Namjoon mulai tidak sabar.
"Silakan saja kalo kamu berani. Tapi jangan harap, kamu dapet tunjangan dan makan gratis lagi dari aku."
"Bisanya mengancam. Ssaem gak suka orang yang begitu."
"Aish, sok, tau lagi kamu! Eh, tapi, aku curiga, kayaknya bukan si Jungkook dan aku aja yang suka sama Ssaem. Tapi... kamu juga kan?? Ngaku deh! Kalo gak, ngapain kamu sok kasih ide soal bikin proposal itu? Sudahlah, kamu seharusnya gak masuk arena, Joon. Bisa-bisa aku kalah saing sama otak encer kamu tuh!"
"Ish, makin lama ocehan kamu makin ngaco deh. Udah nih! Semua tugas kamu udah aku kerjain. Sekarang mana duitnya?!"
"Ish! Duit, duit, duiiittt mulu. Nih!" Cibir Hoseok sambil menyodorkan beberapa lembar uang kepada Namjoon dengan sedikit kasar.
"Ah, kalo aja orang tua aku gak pilih kasih, aku gak akan juga jadi budak kamu Hos."
"Tapi kan, kakak kamu emang pinter bukan?"
"Pinter. Pinter ngibul. Semua prestasinya itu cuma hasil dari manipulasi dia doang."
"Lah terus, kenapa kamu gak protes? Sayang aja, kamu juga orang berada tapi, harus hidup di bawah garis kemiskinan kayak gini."
"Ck! Ya karena aku gak ada bukti buat ngeliatin ke mama sama papa sih. Kalo ada buktinya, pasti udah aku laporin."
"Bener? Bukan karena keberanian kamu yang sebesar biji ketumbar itu?? Hahahaha!"
Namjoon melirik Hoseok kesal.
Sedari tadi, lelaki itu terus saja menghinanya.
"Keberanian boleh sebesar biji ketumbar, tapi punyaku jauh lebih BESAARR!" Seringai tipis di bibir Namjoon membuat Hoseok terbelalak.
'Bisa-bisanya dia bicara begitu! Gak punya malu! Sialan!' Batin Hoseok tersindir.
***
"Baik anak-anak, karena waktu festival semakin dekat, sepertinya kita harus sudah mempersiapkan soal kostum dan dekorasi cafe hantu kita. Dari maskot sampai staf keamanan, diharapkan memakai kostum hantu. Bebas.
Untuk pembuatan menu pun, tolong disesuaikan dengan tema hantu kita ini.
Nama-nama menu yang disajikan harus mengambil dari hal-hal yang berhubungan dengan hantu ya. Seperti, nasi goreng anak tuyul, atau jus jeruk purut dan lain sebagainya.
Kalian bisa diskusikan hari ini, jadi besok, setelah pulang sekolah, kalian bisa hunting kostum masing-masing.
Atau kalau ada yang mau berbaik hati, membantu untuk mencarikan atau membuatkan, saya akan sangat senang sekali."
"Ssaem!"
"Iya Jungkook?"
"Kalo Ssaem dan teman-teman lainnya gak keberatan, aku bisa bantu. Aku bakal buatin atau aku koordinir soal kostum ini." Dengan senyum yang mengembang, juga tatapan mata yang genit, Jungkook mengajukan dirinya sebagai koordinator kostum.
"Ah, kamu terus sih? Aku juga bisa Ssaem. Apalagi kakak aku punya butik dan aku juga suka desain. Aku bisa kok, kalo cuma buat kostum hantu." Serobot Hoseok tak mau kalah.
"Kalopun kalian yang bakal bikin, aku gak mau ada diskriminasi ya!" Celetuk Mingyu dari kejauhan.
"Iya, jangan sampe kalian pilih kasih, kalian aja yang bagus, sedangkan kita jelek. Ish! Awas aja kalo begitu!" Sambung Scoup.
"Ah, kalo begitu, gimana kali kita bikin undian? Tapi, sebelum kesitu, apa kalian setuju, kostum ini dikoordinasi oleh Jungkook dan Hoseok?"
Semua siswa menyerahkan semua keputusan kepada Seokjin. Pada intinya mereka setuju saja, karena tak ada yang mau capek-capek mengurus kostum-kostum konyol ini, bukan?
Termasuk Taehyung yang kali ini diam saja, tak mau menyaingi Jungkook.
"Ya udah, kalo gitu kita sahkan aja ya, untuk koordinator kostum kegiatan ini adalah, Jungkook dan Hoseok.
Sekarang, setelah ini, kita lanjut, untuk bagian dekorasi. Siapa yang mau?"
"Kalo untuk dekorasi, kayaknya yang kuat-kuat ya Ssaem. Kalo aku... aku kayaknya gak bisa. Badanku lemah. Dan, um... aku takut kalo angkat-angkat gitu, nanti pinggangku bisa patah." Entah dari mana, suara lembut itu tiba-tiba berbunyi.
Jeonghan yang hapal siapa yang berbicara langsung ikut unjuk bicara.
"Ewww, ngerasa ratu, lo, Jimin-shi? Sok cantik banget! Iyuh!"
"Emang aku salah, Jeonghan? Kemarin-kemarin aja aku abis dibuli tuh, sama si raja kodok! Ah, maaf, Mingyu."
"Kurang ajar! Pake ngatain aku raja kodok segala! Dasar ulet bulu!"
"Sudah, sudah! Gak usah bertengkar lagi ya! Kalian ini kenapa sih, seneng banget bertengkar?!"
"Begitulah Ssaem, kehidupan kita sehari-hari. Kalo aku boleh usul sih, gimana kalo desain dekorasinya biar Jimin sama Jeonghan aja sekalian. Biar akur. Kali aja kalo udah satu tim malah jadi saling paham." Usul Yoongi.
"Nah! Bagus itu! Untuk tenaga nya, saya minta Mingyu, Scoup dan Namjoon."
"Lah, kok aku??! Yoongi! Kenapa jadi aku??" Protes Jimin dengan air mata yang tetiba saja menetes di pipinya.
Yoongi tak menjawab, ia hanya mengangkat bahunya saja. Lepas tangan.
"Sudah, terima saja nasib mu Jim. Hihi!" Celetuk Taehyung.
"Dan kamu juga Tae, kamu belum bebas dari tugas. Taehyung dan Hoshi, siapkan nama-nama menunya ya! Dan terakhir, Yoongi dan Wonwoo, bagian make up!"
"Lah??! Kok, make up Ssaem? Saya gak bisa!" Protes Wonwoo diamini Yoongi.
"Ya karena kalian gak bisa, makanya saya tempatkan disitu. Hantu gak perlu cantik. Kalian tinggal cari referensi aja dari Google. Oke?"
"Aish!"
"Kalo gitu, sekolah kita akhiri sekarang. Selamat beristirahat dan berjumpa lagi esok hari.
Selamat siang anak-anak!"
"Selamat siang pak!"
***
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Teacher
Fanfictionbagaimana kisah Kim Seokjin yang harus menghadapi 6 muridnya yang penuh dengan intrik.