VOTE DULU SEBELUM BACA!
FOLLOW dulu, buat yang belum!
**"Kita putus!" Jennie mendorong bahu pria yang menyeringai padanya, "dasar tidak tahu diri! Kau berselingkuh dengan Somi, serius? Aku jauh lebih sempurna dari wanita murahan itu!"
Adalah Bobby, pria yang baru saja diputuskan oleh Jennie, di depan club tempatnya bekerja. Pria itu menggeleng menyerah, sama sekali tidak terlihat pusing setelah ikatannya diputuskan oleh kekasihnya.
"Apa bedanya aku denganmu?" pria itu menyurai rambutnya dengan tangan, "jangan munafik. Aku juga tahu, bocah bernama Lucas itu terus mendekatimu, dan kau menanggapinya. Sejujurnya aku tidak cemburu, karena aku tahu itu tabiatmu, dasar pemain."
Mengalihkan wajah, Jennie benar-benar marah. Dari semua mantannya, Bobby adalah pria yang jarang merasa sakit hati. Pria ini jauh lebih dewasa dan tipikal yang menganggap enteng setiap permasalahan.
"Lagi pula, dibandingkan dirimu, Somi terobesesi padaku dan tipikal yang setia. Dia tetap berada di sekitarku bahkan saat aku berkencan denganmu, juga, saat kau meninggalkanku tanpa alasan, dia di sana, menemaniku." Pria itu menunjuk Jennie, "kau tidak berguna. Kita putus? Tidak masalah, pergilah."
Jennie mengepalkan tangannya, marah. Dasar pria brengsek, sudah jelas Somi itu pelakor, malah dibela? Berani-beraninya, membandingkan dengannya? Namun, ia tidak mau membalas ucapan pria di depannya dengan serangan fisik, meskipun ingin. Oh jelas ia akan kalah, meskipun tubuh Bobby kurus, pria ini pernah bertengkar dan membuat seorang bocah harus patah tulang.
"Fuck you!" teriak Jennie, mengacungkan jari tengahnya, sebelum menaiki mobilnya.
**
Ini masih sore. Ia memang mengunjungi Bobby dan meluruskan kabar perselingkuhannya, setelah diberitahu oleh Lisa dan Rosie kemarin. Sungguh gila! Gadis itu benar-benar menempel pada Bobby, bahkan saat club belum buka. Mengingatnya, Jennie jijik sendiri.
"Bobby sialan." Hatinya dipenuhi kebencian pada mantan kekasihnya, "beraninya membandingkanku dengan gadis bodoh itu?"
Meletakkan kasar dua buku tebal miliknya, di ruang tengah itu, ia memilih mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Lumayan, ia jadi tidak perlu pergi keluar dan menemani bartender gila di club kecil itu.
"Mrs. Joy, Mrs. Joy.. tugas apa ini? Kenapa rumit sekali?" dumalnya, mulai memfokuskan pandangannya pada laptopnya. Tugas dari dosennya adalah membuat sebuah jurnal.
Tangan gadis itu bergerilya di atas keyboard, menuliskan kata demi kata. Hingga tidak sadar, ia menghabiskan lebih dari satu jam, saat ia mendengar langkah kaki memasuki rumah. Taehyung.
Mata Taehyung membulat, setengah tidak percaya pada pemandangan yang dilihatnya. Jennie di rumah, di sore hari? Ini pertama kalinya sejak lima bulan pernikahan mereka. Ia sampai mematung, mengerjap beberapa kali, masih tidak mempercayai pemandangan yang ia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐄𝐆𝐆𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐎𝐑 𝐋𝐎𝐕𝐄 - 𝐓𝐀𝐄𝐍𝐍𝐈𝐄
Fanfiction"Beri aku alasan kenapa kamu sangat membenci pernikahan ini. Kalau itu karena kamu masih butuh waktu, aku bisa menunggu. Tapi, kalau ada alasan lain yang membuatmu sangat membenciku, tolong katakan.. aku akan menjadi lebih baik untukmu.." menahan ha...