VOTE DULU SEBELUM BACA!
FOLLOW dulu, buat yang belum!
***"Papa tadi sudah bertanya pada Taehyung. Dia bilang, kelasmu hanya sampai siang. Jadi, Papa mau kamu mampir ke rumah Papa, Jennie."
Memejamkan matanya, Jennie menghela napasnya kasar. Seharian, ia telah menghindari panggilan dari Papa. Hal itu karena, dampak dari tersebarnya fotonya dua hari yang lalu, masih berlanjut sampai sekarang. Jennie pun amat tahu, kalau Papanya pasti akan lanjut memarahi dan mengomelinya.
Mau bagaimana lagi, itu memang cukup fatal. Foto itu tidak hanya sampai pada Papa, tapi, beberapa keluarga bahkan sudah mulai bertanya tentang kebenarannya. Itu karena Paman Kim.
Kini, Jennie tidak bisa lagi menghindar. Cepat atau lambat, ia pasti akan menemui Papa. Apalagi, sekarang, Papa punya Taehyung. Taehyung itu sudah seperti anak buah Papa, yang melaporkan banyak hal tentangnya. Sungguh menyebalkan. Kini, tidak ada alasan lagi bagi Jennie. Papa bahkan sudah tahu, kelasnya berakhir sampai siang.
"Jangan banyak alasan dan menghindar. Kamu pikir Papa tidak tahu, kalau dua hari ini kamu cari-cari alasan, menghindari Papa? Papa tahu! Sekarang, jangan banyak mengelak, segera datang ke rumah setelah kelasmu selesai."
Panggilan dimatikan. Papa tidak memberi izin putrinya menjawab bahkan sepatah kata.
"Ck. Aah! Kapan penderitaanku selesai?" gadis itu berjalan tergesa, memasuki mobilnya. Peringatan Papa telah berkali-kali ia abaikan, tidak mungkin baginya terus menghindar, itu malah menambah kemarahan sang Papa.
**
Duduk di sofa, Jennie menatap sembarang arah, kecuali pria yang ada di depannya. Sebenarnya, ia pun sadar, sedari tadi, Papa menatapnya tajam, seolah ingin menakutinya dengan tatapannya itu. Dikira ia masih kecil, apa? Namun, Jennie memilih tidak acuh. Tidak sampai Papa bersuara, memaksanya untuk menatap.
"Lihat Papa!"
Tatapan malas, Jennie menaikkan dua alisnya sebagai tanggapan.
"Tidak mau menjelaskan dulu, foto yang kemarin?"
Berdecak, Jennie menghela napas. "Buat apa? Papa sudah percaya juga. Sudah, langsung saja marahi aku. Tidak usah berbelit, Papa." Ucapnya lelah.
Menggeleng, Papa tidak percaya, putrinya semakin sulit diatur dan seenaknya. Di mana putri kecil manis yang dulunya begitu manja? Kenapa ia tidak sadar putrinya semakin berubah menjadi sosok pembangkang?
"Kamu itu, ya. Sudah menikah, masih suka berbuat seenaknya."
Menoleh, mata Jennie menatap Papa sengit. Ia begitu sensitif setiap kata 'pernikahan' menjadi alasan untuk memarahinya. Itulah mengapa ia menganggap kalau pernikahan hanyalah neraka!
"Pamanmu memang suka cari masalah, tapi, foto itu, yang dikirim Pamanmu tidak mungkin salah. Kamu pikir Papa ini anak SD? Yang bisa ditipu dengan alasan-alasan konyolmu?" Papa mengusap dahinya, pusing. "kamu benar-benar membuat Papa malu. Di mana Papa mau meletakkan wajah Papa ketika bertemu Taehyung? Putriku, putri yang kuserahkan padanya malah selalu menyusahkannya! Kamu tidak tahu cara menghormati Taehyung!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐄𝐆𝐆𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐎𝐑 𝐋𝐎𝐕𝐄 - 𝐓𝐀𝐄𝐍𝐍𝐈𝐄
Fanfiction"Beri aku alasan kenapa kamu sangat membenci pernikahan ini. Kalau itu karena kamu masih butuh waktu, aku bisa menunggu. Tapi, kalau ada alasan lain yang membuatmu sangat membenciku, tolong katakan.. aku akan menjadi lebih baik untukmu.." menahan ha...