9. A Day with Papa

422 87 28
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA!FOLLOW dulu, buat yang belum!**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE DULU SEBELUM BACA!
FOLLOW dulu, buat yang belum!
**

Tawa lebar menggema, di dalam mobil ini, Papa menyetir, sementara sang putri ada di sampingnya, mendengarkannya. Ya, pulang dari restoran, tiba-tiba Papa bersikukuh, mengajak Jennie semobil dengannya, dan membiarkan sopirnya mengendarai mobilnya.

Ini merupakan pemandangan yang langka—bagi Jennie. Ia melihat tawa lebar sang Papa, karena melihat tingkahnya tadi, yang merengek ketakutan saat melihat kucing. Satu hal baru yang diketahui sang Papa pada akhirnya, Jennie takut kucing.

Beberapa saat kemudian, tawanya semakin mereda, kala ia menyadari sesuatu, ia kurang mengenal putrinya dengan baik. Oh, ya ampun, hal sederhana begitu, mengenai apa yang disukai dan yang ditakuti saja ia tidak tahu sebelumnya—yang ternyata,  putrinya suka seafood, makanya kenapa mengajaknya ke restoran seafood. Yang ternayat putrinya takut sama kucing.

"Papa, kok diam?"

Menoleh sejenak pada sang gadis, Papa menghela napas. Pria itu menggenggam tangan Jennie, mengusap punggung tangannya dengan satu tangan. "Maafkan Papa, ya, sayang? Kamu sudah sebesar ini, tapi, Papa baru tahu, kalau kamu suka seafood, kalau kamu takut sama kucing."

Dada pria itu serasa diremas-remas, merasa bersalah, pada sang putri, karena tidak pernah memiliki waktu untuknya, juga pada sang istri, yang janjinya tidak ia tepati, untuk selalu menemani putri mereka.

"Papa tidak bisa jadi Papa yang baik buat putriku. Maaf, ya, Nak? Dulu tidak pernah mengajak makan siang keluar bersama.. dulu juga tidak pernah menghabiskan banyak waktu bersama."

Mata Jennie berkedip-kedip, tidak percaya lagi, kala sang Papa meminta maaf. Oh, apakah ia akan memiliki Papa sepenuhnya? Gurat penyesalan terlihat jelas, membuat Jennie enggan mengalihkan wajahnya dari sang Papa.

"Papa kerja terus, ya? Tidak pernah tahu kabar Jennie, ya?" Papa tersenyum pedih, ketika mengatakannya. Keegoisannya.. ia baru tahu, selama ini, ia sibuk mengalihkan kesedihannya karena kehilangan istri, tapi, lupa, kalau sosok disampingnya, gadis kecilnya merupakan sujud lain dari istrinya sendiri. Sungguh berdosa!

Lengang. Jennie tidak menjawab, ia terlalu sibuk menerka-nerka, apakah ini nyata? Begitupun Papa, tahu bahwa sang putri begitu terkejut, dengan perubahan sikapnya, membuat hatinya sakit, seberapa tidak pedulinya ia selama ini? Hingga putrinya dibuat kebingungan dengan sikap hangatnya saat ini?

Taehyung benar! Jennie bukanlah gadis seberandal yang selalu ia yakini. Jennie bukanlah pemberontak, seperti asumsinya sendiri. Putrinya itu.. hanya tidak pernah mendapat perhatiannya. Betapa berdosa dirinya, karena selalu mengabaikan pendapat sang putri? Dan merasa sok tahu, yang terbaik untuknya?

Keheningan tanpa sadar berlalu begitu saja, saat mobil terus melaju, membawa pada kediamannya.

**

𝐁𝐄𝐆𝐆𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐎𝐑 𝐋𝐎𝐕𝐄 - 𝐓𝐀𝐄𝐍𝐍𝐈𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang