06

5 3 0
                                    

“𝖠𝗌𝗌𝖺𝗅𝖺𝗆𝗎'𝖺𝗅𝖺𝗂𝗄𝗎𝗆𝗎𝗆 𝖶𝖺𝗋𝖺𝗁𝗆𝖺𝗍𝗎𝗅𝗅𝖺𝗁𝗂 𝖶𝖺𝖻𝖺𝗋𝖺𝗄𝖺𝗍𝗎𝗁!
𝖡𝗂𝗌𝗆𝗂𝗅𝗅𝖺𝗁𝗂𝗋𝗋𝖺𝗁𝗆𝖺𝗇𝗂𝗋𝗋𝖺𝗁𝗂𝗆..”

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ{◆}

.
.
.

"Lo...? Ryan 'kan?"

Ryan yang merasa namanya terpanggil itu menoleh. "Lo siapa?"

Pria yang tadi memanggil Ryan menepuk punggung Ryan kesal. "Gue, Feri! Masa gak inget sih? Baru gak ketemu dua tahun juga," kesal Feri.

Ryan termenung sebentar. "Oh! Lo Feri? Ngapain lo di SMA?"

"Gue lagi pelatihan, lo sendiri ngapain disini?"

"Gue..."

ᨏᨐᨓ 𝑨𝒀𝑨𝑵ᨓᨐᨏ

"Papa ngapain ke rumah Ryan?" Ryan bertanya dingin saat melihat sosok pria paruh baya kini tengah duduk di sofa rumahnya dengan kopi yang terhidang di hadapannya.

Pria itu, ayah dari Ryan. Rino menyesap kopinya dengan khidmat. "Ah... enaknya bisa santai di rumah anak,"

"Ryan bicara sama papa. Bukannya papa lagi sibuk ngurusin anak 'tiri' papa di luar kota?" sinis Ryan.

"Anak angkat bukan anak tiri." sangkal Rino.

"Gak usah pencitraan deh! Paling bentar lagi juga papa nikah tuh sama emaknya, udah punya istri dua juga." sindir Ryan.

"Hah... terserah kamu lah, mama kamu dateng semalem?" tanya Rino.

Ryan memasang wajah datarnya lagi. "Mama yang ngasih tau papa?"

"Bukan."

"Iya sih, mana ada mama mau bicara sama papa, bahkan kayaknya mama aja sekarang udah gak anggap lagi tuh keberadaan papa." sarkas Ryan.

"Papa tau kamu pasti tertekan ada di keluarga ini. Tapi kamu tau sendiri masalahnya apa, dan papa sama mama gak pernah ada ribut atau buat kamu kekurangan satu hal pun 'kan? Kamu selalu punya segala apa yang kamu inginkan." ucap Rino.

Ryan mendengus. "Yang papa maksud punya segalanya itu uang?"

"Iyalah apa lagi emangnya?"

"Gak usah basa basi. Apa tujuan papa?"

Rino yang sejak tadi santai kini berubah serius. "Papa mau minta tolong sama kamu, nanti pasti papa gaji kok."

"Ryan anak papa, gak digaji pun gak masalah. Kecuali kalau papa anggap Ryan orang asing."

Hati Rino seolah tercubit mendengar sindiran Ryan. "Hah... intinya papa mau minta tolong sama kamu buat jadi guru sampai acara kelulusan di SMA Cyber."

"Guru? Ryan 'kan masih kuliah,"

"Itu bisa papa atur. Kamu bakal masuk ke sana sebagai guru yang mengajar ilmu komputer, papa mau membersihkan sampah."

"Hah?"

ᨏᨐᨓ 𝑨𝒀𝑨𝑵ᨓᨐᨏ

"Jadi gitu ceritanya, papa gue minta gue jadi guru buat sementara disini."

Feri mengangguk mengerti. "Ngomong-ngomong Fer, maksud sampah dari ucapan papa gue...?"

Feri bersandar pada pohon di taman tempat mereka saat ini. "Itu guru-guru yang nggak kompeten, sekolah ini sekolah swasta terbaik, meski begitu ada aja gurunya yang bersikap gak senonoh, pokoknya ada guru-guru yang menurut gue emang gak seharusnya jadi guru." jelas Feri.

My Home Is My HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang