"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!
Bismillahirrahmanirrahim.."اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ{◆}
.
.
."Baik, anak-anak, selamat pagi!"
"Pagi bu!"
"Nah, hari ini kalian semua di kumpulkan di lapangan dalam rangka pengenalan guru baru. Kan kemarin pak Ryan—"
"Kak Ryan bu," potong Ryan membuat para muridnya terkekeh geli.
"Oh iya maaf, kak Ryan maksudnya." ralat Lina—wakil kepala sekolah bagian kesiswaan. "Nah sekarang ada guru baru lagi nih! Jadi mereka ini anak-anak mahasiswa yang lagi tugas buat akhir semester ya, mereka akan mengajar disini,"
"Kita panggilkan, guru tampan kita pak Kevin yang akan menjadi guru Fisika kalian," ucap Lina dan Kevin pun menunjukkan dirinya dengan senyum manisnya.
"Sialan banget gue punya bos! Masa gue gangster terganteng gini harus nyamar jadi guru sih!" batin Kevin.
ᨏᨐᨓ 𝑨𝒀𝑨𝑵ᨓᨐᨏ
Ryan mengetuk-ngetuk dagunya. "Gue ada ide. Tapi ide ini membutuhkan kontribusi dari kalian. Kalian mau?"
"Gak biasanya lo nanya dulu?" ucap Hero merasa heran. "Lo mau nyuruh kita ngapain?"
Bukannya menjawab Ryan justru menunjukkan senyum misterius yang membuat mereka waspada.
"Lo gak bakal minta kita jadi kelinci percobaan buat bunuh orang 'kan?" tanya Lean ngawur.
"Kagak lah jir!"
"Terus?" tanya Revalina ikut penasaran.
"Gue gak akan ajak kalian yang masih sekolah buat rencana ini. Tapi gue butuh lo semua," Ryan menunjuk beberapa temennya. "Lean, lo pinter pelajaran ekonomi 'kan?" tanya Ryan.
"Lo nanya begitu sama anak akuntansi?"
Ryan berdeham. "Lo bakal jadi guru ekonomi di sekolah. Terus... Xion, karena lo pinter biologi lo bakal jadi guru biologi. Kevin lo gue percayain lo buat ngajar Kimia—"
"Gue ahli di fisika sorry. Kimia keahlian Hero!" protes Kevin.
"Ya... gitu lah pokoknya. Temen-temen gue yang ganteng, kalian siap jadi guru oke!"
Seruan Ryan itu membuat teman-temannya saling melempar pandang. "Hah?!" seru mereka bersamaan setelah berhasil mencerna ucapan Ryan.
"Lo seriusan mau ngubah geng motor jadi geng guru?" tanya Hero.
"Gue dukung apapun rencana lo. Dan makasih udah gak seret gue," ucap Kaiden menepuk pundak Ryan.
Ryan tersenyum. "Siapa bilang gue gak ajak lo? Lo bakal jadi guru bahasa Indonesia. Oke guys! Berangkat!"
"Kemana?"
"Balapan lah!"
Itulah kejadian yang terjadi kemarin malam. Afifah yang melihat wajah dari para guru barunya itu terlihat mengerutkan keningnya. "Lo kenapa Hum?" tanya Revalina.
"Itu... guru-guru barunya bukannya yang kemarin jalan sama Reva ya? Yang waktu kita gak sengaja ketemu pas Afifah lagi jalan sama bang Gavin,"
"Eeee... itu... oh iya! Mereka itu temen abangnya si Ryo! Makanya waktu itu ikut main buat jagain, hehe..."
"Emang Ryo punya abang?" tanya Afifah, sontak saja pertanyaan itu membuat Revalina merutuki dirinya sendiri, ia lupa jika Ryo tidak memiliki saudara. "Rev?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home Is My Heaven
Teen Fiction𝑨𝒔𝒔𝒂𝒍𝒂𝒎𝒖'𝒂𝒍𝒂𝒊𝒌𝒖𝒎 𝒘𝒂𝒓𝒂𝒉𝒎𝒂𝒕𝒖𝒍𝒍𝒂𝒉𝒊 𝒘𝒂𝒃𝒂𝒓𝒂𝒌𝒂𝒕𝒖𝒉... . . . "𝑴𝒚 𝒉𝒐𝒎𝒆 𝒊𝒔 𝒎𝒚 𝒉𝒆𝒂𝒗𝒆𝒏" 𝑺𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒏𝒄𝒖𝒍 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓-𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒓𝒂�...