5. Energy

590 22 4
                                    

Deva terkesiap dari tidurnya ketika beberapa kali dering telfon terdengar nyaring di kamarnya. Ada sebelas panggilan dari Lisa dan Dara terabaikan. Ah sial ia ketiduran. Wanita itu melirik jam di layar utama ponselnya, masih ada waktu setengah jam untuk siap-siap pergi ke kampus.

Untung sudah mandi dan sempat sarapan pagi tadi. Ia segera memesan grabcar di ponselnya. Karena mobil Papa nya masuk bengkel dan terpaksa mobil Deva sementara di pakai Papa nya.

Deva tiba diperkarangan Gedung fakultas teknik. Setelah menghabiskan waktu 30 menit di perjalanan. Masih ada sisa waktu sekitar beberapa menitan kelas dimulai. Buru-buru ia masuk ke dalam lift. Deva akhirnya sampai tepat sebelum dosen masuk setelahnya.

"Lo abis ngapain sih anjir gue sama Lisa nelponin lo dari tadi." bisik Dara di sampingnya.

"Ketiduran."

"Tidur mulu lo."

"Yaudah sih gak telat ini."

"Hampir, kalo telat nggak bisa masuk. Tau sendiri Ms. Erni kayak gimana."

"Ssttttttt. Berisik Dara!" tegur Lisa. Emang bawel tuh si Dara mulutnya kayak token Listrik mau abis.

Suasana kelas menjadi hening ketika Dosen memaparkan materi di depan.




**



Setelah kelas usai. Keheningan berubah menjadi sedikit riuh setelah dosen pengajar meninggalkan kelas. Deva memasukan alat tulis ke dalam tas nya. Satu persatu mahasiswa mulai beranjak dari kelas. Deva dan kedua temannya berjalan menuju kantin.

Setibanya di kantin, Deva segera mengambil sekotak susu dari lemari pendingin. dan ikut duduk bersama Dara dan Lisa.

"Mbak e mie ayam telu." Teriak Lisa dengan logat jawa nya. Oh iya diantara kita bertiga hanya Lisa yang asli Malang.

Pesanan datang.

Dipikir terhitung seminggu sejak kejadian perdebatan mereka waktu itu. Dan seminggu itu baik Reiga maupun Deva tidak berkabar ataupun sekedar bertukar pesan. Biarlah keduanya memperkuat ego masing-masing. Akan saatnya salah satunya ada yang mengalah liat saja nanti.

"Itu Mie bisa megar kalau nggak dimakan mending buat gue aja deh." Dara tidak bisa menahan diri lagi ketika mie miliknya sudah hampir habis sedangkan Deva hanya mengaduk-aduk mie di depannya tanpa dimakan.

"Makan deh."

"Lo kenapa sih Dev? Tumben banget biasanya dua porsi langsung lo telen itu mie." Lisa heran ini bocah paling kecintaan mie ayam moza kantin sampe kuah-kuah nya dikuras.

"Berantem sama Rei? Banyak pikiran jadi nggak selera makan? Yaudah sini gue suapin!" cecar Dara gemas hendak menyuapkan mie ke mulut Deva.

"Nggak usah aneh-aneh deh Dar!" spontan Deva menyingkirkan tangan Dara.

Lisa tertawa, lalu mengambil gulungan mie di garpu itu dan memakan nya. "Kenapa sih... anaknya Aghnia yang imyuttttt iniiii?"

"Gue berantem sama Reiga."

"Berantem karena apa lagi kali ini?"

Deva pun menceritakan soal perdebatannya seminggu yang lalu.

"Hm... jadi lo kangen? Kenapa nggak coba lo chat atau telfon aja?"

"Gabisa Dar harusnya dia gak balik marah sama gue waktu itu."

"Ya lo juga berani banget bentak dia, tau tuh lakik lo kek mau makan orang kalo marah."

RnDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang