02: "Langkah Terakhir menuju Kota Gama"

3 3 8
                                    

Hai.. Welcome

Enjoy🤍
•••••

"Perjalanan baru dimulai, disinilah awal kisah kita terukir"

_Analisa Aurestela_
••••

Happy Reading🌷

Part 2: "Langkah Terakhir Menuju Kota Gama"

Analisa berdiri di depan jendela dalam ruangan, menatap pemandangan yang begitu akrab selama ini. Di luar, angin sore bertiup lembut, membawa aroma hujan yang hampir datang. Rumah ini, dinding-dindingnya, setiap sudut ruangannya—semua menyimpan kenangan yang kini harus ia tinggalkan.

Ia memegang erat pita kelinci yang sudah usang di tangannya. Benda kecil itu tampak biasa saja, tapi bagi Analisa, benda itu lebih dari sekadar hiasan. Itu adalah pemberian terakhir dari Katherine sebelum sahabatnya pergi bertahun-tahun yang lalu. Sejak saat itu, pita ini selalu menemani, menjadi pengingat akan janji-janji dan misteri yang belum terpecahkan.

"Analisa, kita sudah siap. Barang-barangmu sudah dimuat semua," suara lembut Bunda  menyentak pikiran kembali ke kenyataan.

Dengan sedikit berat hati, Analisa menarik napas panjang dan melangkah keluar dari kamarnya, menutup pintu yang sudah kosong dari barang-barangnya. Dinding yang biasanya terasa hangat kini terlihat bisu dan dingin.

Di luar, truk besar terparkir di halaman rumah. Barang-barang keluarga sudah terikat dengan rapi, siap dibawa ke tempat yang baru. Ayahnya, dengan cermat, mengatur para pengangkut barang, memastikan semuanya berjalan lancar.

"Semuanya sudah siap sayang?" tanya Ayahnya, menatapnya dengan senyum tipis yang menenangkan.

Analisa mengangguk tanpa berkata apa-apa. Mata menatap ke jalanan yang selama ini menjadi saksi perjalanan hidupnya, namun kini terasa asing dan jauh. Rasanya seperti menutup buku lama dan dipaksa memulai kisah baru tanpa benar-benar tahu bagaimana akhir dari cerita sebelumnya.

"Kau akan menyukai tempat barumu nanti, Analisa. Kota Gama itu punya banyak kejutan," Kata Bunda dengan nada optimis, meskipun ada sedikit keraguan di matanya.

Kata-kata itu, “banyak kejutan” , mengingatkannya pada sesuatu—kalimat yang pernah diucapkan Katherine bertahun-tahun yang lalu. “Hanya orang-orang terpilih yang mampu menjelajahi kedalaman misterinya. Di balik keindahannya, ada rahasia yang menunggu untuk memecahkannya.”

Analisa meremas pita kelinci itu lebih erat. Ada sesuatu yang lebih dari sekedar pindah rumah. Sesuatu yang tidak bisa dijelaskan, tetapi ia bisa merasakannya. Sebuah kekhawatiran tentang masa depan yang akan segera datang.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Analisa berjalan menuju mobil, menunduk sedikit saat masuk. Di dalam, ia menatap lurus ke depan, sementara mobil mulai bergerak menjauh dari rumah yang sudah menjadi bagian dari dirinya. Tapi kali ini, ia tahu bahwa perjalanan ini bukan sekadar perpindahan tempat tinggal.

Kota Gama sudah menantinya. Dan bersama kota itu, rahasia-rahasia yang sudah terlalu lama tersembunyi.


••

Ketika mobil keluarga Analisa akhirnya berhenti di depan rumah baru mereka di Kota Gama, suasana terasa berbeda dari apa yang pernah ia rasakan sebelumnya. Rumah besar berwarna putih dengan taman depan yang dipenuhi dedaunan hijau tampak megah, namun sekaligus membawa nuansa sunyi yang tak biasa. Angin sore yang dingin menyapu wajahnya saat ia membuka pintu mobil.

Ayahnya, yang masih mengenakan seragam kerjanya, turun lebih dulu, menyuruh para pekerja membawa barang-barang mereka masuk. Bunda berjalan ke depan pintu rumah, matanya mengkondisikan bangunan itu dengan ekspresi tenang, seolah mengamati setiap sudutnya.

“Kau siap, Analisa?” tanya Ayahnya dengan suara berat, sambil tersenyum tipis ke arah Analisa. Gadis itu hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa, pikirannya masih mencoba menerima perubahan ini.

Ketika mereka melangkah masuk, ruang tamu yang luas dengan lantai marmer putih dan jendela besar menyambut mereka. Cahaya senja masuk melalui tirai yang belum terbuka sepenuhnya, memberikan kesan hangat namun samar. Analisa menjelajahi rumah itu dengan melihatnya. Setiap langkahnya terdengar jelas, memantul di antara dinding-dinding yang belum terisi.

Dia berhenti di depan sebuah pintu kayu tua di ujung lorong. Tangannya menyentuh gagang pintu itu, dingin dan keras. Ada sesuatu tentang pintu itu yang menarik perhatiannya. Tanpa sadar, Analisa membuka pintu itu perlahan. Di baliknya, hanya ada ruangan kosong, namun entah kenapa, ruangan itu tampak lebih gelap dari yang lain.

“Ruangan ini kenapa gelap banget?” gumamnya, hampir tanpa sadar.

Suara langkah kaki terdengar mendekat. “Analisa, ruangan itu belum sempat dipasangi lampu baru tapi nanti malam kita urus.” ucap Bunda sambil tersenyum lembut. “Untuk sekarang, ayo kita bereskan barang-barangmu dulu.”

Analisa mengangguk pelan dan menutup pintu kembali, namun perasaan aneh tak kunjung hilang. Ada sesuatu yang berbeda tentang rumah ini, sesuatu yang belum bisa ia pahami. Saat ia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya, ingatannya terlintas pada kata-kata Katherine sebelum pergi.

“Kau tak akan bisa lari dari kota Gama, Analisa. Di sini, semua rahasia terungkap.”

Setibanya di kamar baru, Analisa duduk di tepi tempat tidurnya yang sudah tersusun rapi. Ia menatap langit-langit kamar, mencoba mencerna semua hal yang baru terjadi. Jendela di sebelah tempat tidurnya menghadap ke Kota memberikan pemandangan yang luas, namun terasa asing. Entah bagaimana, dia merasakan bahwa kepindahannya ke Kota ini lebih dari sekedar mengikuti Ayahnya.

“Apa benar ini semua hanya kebetulan?” bisiknya pelan, sebelum akhirnya jatuh terlelap dalam rasa lelah dan kegalauan.

•••

Haii...
Bagaimana menurut kalian dengan cerita ini? Semoga kalian suka🤍

see you next chapter

Minggu-15-September-2024

#JawabanHadirDiKalaDaunBerguguran

Hujan di Musim Gugur (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang