Chapter 6

225 29 0
                                    

Author Pov

Lisa hanya menjadi obat nyamuk selama makan malam berlangsung. Lelaki di depannya ini kelihatan sangat tertarik pada Jennie. Jennie, disisi lain, merespon perkataannya dengan baik. Entah memiliki perasaan mutual atau tidak.

Lisa melamun. C'mon Lisa! Dia cuma teman! Jangan cemburu berlebihan! Eh tapi aku juga masih dianggap teman aja...

"Lisa, are you okay?" Panggilan Jennie menginterupsi pikiran Lisa.

"Hmm? Yes! Of course. Kayaknya makan kecepetan aja, makanya sekarang agak sakit perut." Jawab Lisa seadanya membuat Jennie menatapnya khawatir.

"Coba siniin tangannya." Lisa hanya mengikuti perintah Jennie dan menerima pijatan di ibu jarinya. "Ibuku biasa melakukan ini padaku kalau pencernaan kurang lancar setelah makan." Ucap Jennie sambil terus melakukan kegiatannya berulang-ulang. Kini Lisa berganti peran menjadi pemeran utama di makan malam kali ini.

Lisa menahan senyumannya melihat perhatian Jennie. Setelah beberapa saat Jennie menyudahi makan malam itu dan mengajak Lisa pergi.

"Lisa, ayo jalan-jalan dulu, sekalian nurunin makanan." Ucap Jennie. So asian.

Lisa hanya mengangguk dan melepaskan blazernya untuk menutupi bahu Jennie yang terekspos karena baju offshouldernya. Jennie kaget tapi mengucapkan terima kasih.

"Jen, ayo main itu!" Kata Lisa semangat saat menemukan sebuah mesin capit.

"Ih lucu boneka beruangnya!" Jennie bermonolog saat melihat-lihat koleksi hadiah dalam kotak mesin capit itu.

"Mau coba?" Tanya Lisa. Jennie mengangguk dan mulai memainkannya.

"What the heck! Kalah mulu" Jennie merengek. Lisa menahan tawanya sambil berdehem.

"Saatnya pergantian pemain." Kata Lisa menyatukan telapak tangan sambil menggeseknya dan mulai memainkan mesin capit itu.

Jennie hanya melongo saat Lisa dengan mudahnya mengambil boneka beruang yang ia puji keimutannya tadi.

"Buat kamu. Kasih nama gih." Lisa tersenyum sambil menyodorkan boneka itu.

"Nini gimana?"

"Boleh banget. Hi, Nini!" Lisa langsung menyapa boneka itu. Mereka berdua tertawa setelahnya.

Mereka sekarang sedang mampir dan duduk dipinggir Sungai Seine dengan minuman cup yang mengisi jarak mereka.

"Lisa, aku mendengar Chaeyoung memiliki banyak kemajuan. Anak itu sebenarnya berbakat, cuma sifat pemalasnya mengacaukannya." Jennie membuka suara setelah mereka berdua hanya terdiam daritadi.

"Kamu bener. Now, are you okay?"

Jennie mengangguk yakin. "Awalnya aku kesal banget sama Chaeyoung dan sangat menyalahkannya. Tapi, sekarang aku senang lihat dia mulai berubah." Jennie terdiam sejenak lalu melanjutkan.

"Lisa, kau teman yang baik. Terima kasih selalu ada untukku." Ucap Jennie tiba-tiba.

"Hmm, Jennie. Menurutmu, aku begini hanya karena ingin berteman denganmu?" Lisa menatap dalam Jennie yang terdiam dengan ekspresi kaget.

"Kamu bodoh jika berpikir begitu. Atau haruskah aku senang kamu tidak peka sama ketertarikan orang lain sampai tidak menyadari saat seseorang tertarik padamu?" Jennie mengedipkan matanya cepat. Ia bingung.

"Kapanpun aku mikirin kamu, aku inget saat kita pertama kali ketemu." Lisa melanjutkan walaupun Jennie tetap diam.

"Thank God, aku milih balik ke New York hari itu dengan maskapai kalian." Lisa tersenyum lega menatap ke langit.

Pilots ⪼ JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang