11-

297 46 1
                                    

"Mau kemana?"

Pertanyaan dari si pria bangir membuat Jisung memutar kedua bola matanya malas.

"Gua mau keluar, ketemu sama temen."

"Saya antar."

"Gausah."

"Pulang jam berapa nanti? Biar saya jemput."

Jengah dengan sikap Minho, Jisung memutuskan untuk segera meninggalkannya.

"Apa masih terasa sakit?"

Langkahnya terhenti saat dengan santainya tangan milik Minho bertengger pada bokongnya.

"Singkirin tangan lu."

"Saya minta maaf. Saya ga bermaksud buat kamu kesakitan."

Tubuh mungil itu berbalik menghadap tubuh menjulang sang dominan.

"Gua udah coba ngelupain kejadian waktu malam. Harus banget apa lu ungkit lagi?" Ujarnya dengan nada kesal.

"Saya cuma mau memperbaiki hubungan kita."

Jisung menaikkan satu alisnya.

"Komunikasi di antara kita sangat buruk. Saya cuma mau buat kamu nyaman dan terbuka sama saya."

"Selama lu ga ngerusuh tentang kehidupan gua, itu udah cukup buat gua nyaman."

"Terus terang saja kalau kamu tidak ingin melakukannya. Saya ga mau buat kamu ngerasa ga nyaman."

"Berisik. Pinggirin tangan lu dari gagang pintu."

"Biarin saya ngantar kamu. Atau setidaknya saat pulang nanti, biarkan saya jemput kamu."

Pemuda tupai itu menghela napasnya.

"Jemput gua di toko bunga mbak Naeyon, jam 4 sore."

Senyum lebar terpatri di wajah yang lebih tua. Lantas tangannya membukakan pintu untuk sang empu.

"Lama amat, bangsat."

Jisung mengabaikan kalimat sarkas milik sang teman. Tangannya merampas kasar rokok yang tengah dihisap oleh gadis di sampingnya tersebut.

Kepulan asap terlihat melayang di udara.

"Si banjingan Minho."

"Kenapa lagi sama si pria tua itu?"

"Biasalah. Dia ga bolehin gua keluar. Tadi aja keukeh pengen nganter jemput gua."

Sang teman tampak terkekeh. "Lagian kenapa lu ga pindah aja sih?"

"Gua udah coba pindah waktu malem kemarin, malah berujung tewas di atas kasur tanpa busana."

"Yaelah, gausah di ambil pusing. Mending kita kobam aja sampe malem."

"Aelah. Bebas amat lu jadi cwe, ji."

Yeji, cewe dengan mata monolid itu kembali terkekeh. "Yakin lu mau nolak? Ada Lia di so-"

"Gas, gua ikut sampe malam."

Melihat respon Jisung yang seketika bersemangat membuat Yeji tertawa puas.

"Paling kalo lu teler, gua biarin terlantar di tengah jalan."

-

"Sung, Jisung! Bangun bangsat. Lu beneran mau tidur disini?" Ujar Yeji sembari terus mengguncang tubuh si empu.

"Gua gagal buat balikan ama Lia, ji." Keluh Jisung dengan suara paraunya.

"Si anjing, gua ajak lu kesini bukan buat balikan."

[1] 𝗦𝗧𝗥𝗔𝗜𝗚𝗛𝗧 || MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang