🐰Bonus Chapter🐿️

370 39 0
                                    

"Hannie, lihat dasi warna biru saya gak?"

Jisung yang lagi gedubrakan di dapur akhirnya menghampiri sang suami sembari membawa benda yang sedari tadi dicarinya.

"Nih."

Minho tersenyum. Ia lantas mengambil dasi tersebut dari tangan sang istri, tak lupa mengusak lembut surai kesayangannya itu.

"Saya berangkat kerja dulu ya. Pulang sepertinya agak larut, karena kerjaan di kantor banyak jadi harus lembur."

"Gapapa. Habis selesai masak juga aku langsung otw ke kantor."

"Kamu cuma sekretaris saya doang, Hannie. Kamu ga harus ikut lembur juga di kantor."

Jisung menggeleng ribut.

"Gak. Aku bakalan temenin kamu di kantor. Mau pulang pagi buta pun aku ga akan ninggalin kamu sendirian."

Minho semakin tersenyum lebar. Setelah menikah, sikap Jisungnya jauh berbeda dari yang dulu.

Entah mengapa, pemuda tupai itu benar-benar tidak ingin berjauhan dengan dirinya.

Bahkan saat Minho sedang melakukan kerja sama keluar kota saja, Jisung akan setia menemaninya.

Bukankah tugas sekretaris memang seperti itu?

Minho akui sekretaris memang berperan sangat penting, namun masalahnya mereka sekarang tinggal bersama. Tidak akan sulit mengurusnya dari rumah juga bukan?

Toh, jika Jisung melakukan kesalahan, Minho akan dengan mudah memperbaiki, tanpa harus menunggu sampai mereka bertemu lagi di kantor.

Si bangir sudah sering mengatakan hal tersebut, tapi Jisung tetap tidak ingin mendengarkan.

"Berangkat duluan sono, nanti telat."

Minho mengangguk. Ia mengecup sekilas kening tupai kesayangannya sebelum pergi meninggalkan rumah.

••

"Lelah?"

Jisung mengalihkan pandangannya, menatap raut wajah Minho yang terlihat suram.

"Enggak." Si empu menggeleng.

Tungkai kecilnya ia bawa menuju sofa yang ada di ruangan, menepuk pelan pada sisi yang kosong, bermaksud mengisyaratkan Minho untuk duduk di sampingnya.

Minho menurut. Membawa langkah kakinya yang gontai mendekat kearah sofa dimana Jisung berada.

Kepalanya ia baringkan di atas paha sang tupai.

"Kamu capek?"

Dengan mata yang terpejam menikmati belaian tangan Jisung yang bermain pada rambutnya, ia mengangguk.

"Istirahat dulu. Kalo udah mendingan baru di lanjut."

Minho tak membantah. Biasanya ia akan keras kepala saat Jisung menyuruhnya untuk meninggalkan pekerjaan hanya untuk sekedar beristirahat merebahkan diri.

Namun kali ini, ia benar-benar lelah dengan pekerjaannya.

Tetapi, bukannya memilih tidur, tangan Minho justru bergerak membawa tengkuk sang submissive mendekat kearahnya.

Mengikis jarak diantara keduanya, dan mengecup sekilas bibir plum tersebut.

"Hannie."

Jisung tak melawan saat perlahan kini tangan nakal Minho mulai membuka kancing kemeja miliknya satu persatu. Melesakkan jari-jari panjang itu untuk mengakses serta membelai tubuhnya.

[1] 𝗦𝗧𝗥𝗔𝗜𝗚𝗛𝗧 || MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang