07. Algasya Putra Tenggara

32 12 1
                                    

Terimakasih supportnya kalian sangat berharga bagiku.

Vote and komennya teman♡

(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

Hujan dengan lebat mengenai tubuhku dengan tubuh milik gadis mungil itu. Dimana aku mengucapkan perasaanku padanya, dimana terakhir kali aku melihat wajah yang datar miliknya.

"Ara, aku rindu." ujar Gara pada gadis itu. Tara yang mendengar tersenyum dengan lembut.

Gara memeluk Tara dengan lembut mengusap-usap belakang punggungnya. Tara yang merasa nyaman di pelukan Gara, gadis itu merasa aman jika bersama dengan pria tampan itu.

"Ara, Gara mencintai Ara. Ara taukan?" tanya Gara padaku, gadis itu mengangguk pelan.

"Ara, mau-kan?" Tara menatap pria itu dengan tatapan kosong, gadis itu bingung harus menjawab apa.

"Enggak apa-apa kok, Ra. Gara tau Ara belum siap, jawab. Nanti aja jawabnya, Gara tunggu kok," lirih Gara padaku dengan berharap.

Gara berlari kecil menuju ke arahku, dengan senyuman yang terukir diwajahnya itu sebuah anugerah dari Tuhan.

Aku masih teringat waktu malam itu, dimana Gara mengungkapkan perasaannya padaku. Tara seketika tersenyum. Gara yang melihat hanya merasa heran pada gadis kecil-nya.

"Ada apa, Tara?" tanya Gara dengan penasaran.

Tara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya."Tara, ada apa?" geram Gara dengan pertanyaannya yang tak terjawab oleh Tara.

Masih saja Tara tidak menjawab, gadis itu malah tertawa kecil sembari menunjuk kearah pipi milik Gara.

"Itu.. pipi kamu ada coklat-nya." tunjuk Tara, yang tak berhenti menertawakan Gara.

"Jadi karena coklat di pipi aku terus kamu ketawa? Oke, fiks. Bukannya di bersihin pipi aku malah di ketawain." decak Gara, berpaling dari hadapan Tara dengan bibir yang manyun.

Tara yang melihatnya merasa gemes dengan kelakuan Gara."Unyu-unyu, maafin aku, ya ganteng-nya, Ara." bujuk Tara dengan nada yang lembut.

Gara yang melihat gadis itu juga merasa gemes, dengan egoisnya Gara tetap dengan pendiriannya. Pria itu tidak mau merespon bujukan Tara padanya.

"Gara marah ya sama, Ara? Ma..aff. iya tau Ara salah, kan ini cuma masalah sepele. Kanapa harus di besar-besarin?" kepalaku menunduk tidak melihat netra milik pria tampan itu.

Dengan cepat Gara memelukku, dengan lembut mengusap-usap anak rambut milikku. "Gemes banget sih cewek-nya, Gara." Gara mencubit pipi milikku dengan keras sampai memerah.

"Iss. Ini sakit tau!" Tara yang merasa kesakitan dengan pipi miliknya, gadis itu membalas mencubit perut milik pria itu dengan sangat keras.

"Aaaa maaf... ma..aff, Ara. Ini sakit!" Gara meringis kesakitan dengan cubitan kecil dari Tara.

"Tau kan sakit? Nah, sama aku juga gitu rasanya dicubit sama kamu." ngomel Tara dengan mata yang di sipit-kan nya.

Satu hari bersama Gara adalah sebuah anugerah terindah dari Tuhan. Bagaimana tidak? Pria yang populer itu ternyata sangat baik, aku kira dia pria yang tidak bermoral. Atau pria mesum? Ternyata dia pria yang aku cintai.

Gara mengotak atik ponsel miliknya sembari tersenyum melihat beberapa foto miliknya. Yang terdapat fotoku bersama dengannya.

Beberapa kali pria itu terkagum dengan kecantikan Tara. Bagaimana tidak? Berwajah kecil, rambut yang panjang terurai. Anak yang lemah lembut, membuat para pria tergila-gila padanya.

[✔️] Tara Amarta (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang