Aku sangat bersyukur kepada diriku sendiri. bisa membuat sesuatu yang kusukai. Yaitu menulis karya² berharga milikku.
Vote and komennya
(。♡‿♡。)
Tara terkadang menangis, terkadang tertawa setelah selesai menonton drama terbaru yang ia sukai. Agma bagaimana dengan pria itu? Hari-harinya hanya belajar.
Sebenarnya aku sangat rindu padanya. Ingin mengajaknya keluar. Tapi aku takut mengganggunya.
"Agma..." lirih Tara pada pria itu.
Tentu saja Agma tidak menjawab. Sorot matanya fokus pada buku di hadapannya. Sial, Agma sangat menjengkelkan.
Agma terkejut-terkaget dengan sikap Tara yang tiba-tiba saja mengambil buku miliknya. "Ada apa, Ara?" tanya Agma pada gadis itu.
"Jangan membaca lagi!" kesal Tara yang sedari tadi di cuekin oleh Agma.
"Kenapa?"
"Kamu tidak ada waktu untukku, aku tidak suka!"
Kesal, aku sangat kesal dia tidak pernah mengerti dengan maksudku. Sudahlah, Agma sekarang berubah tidak seperti dulu. Sikap Agma sangat dingin terhadapku.
Aku meninggalkan Agma di perpustakaan itu, aku termenung di atas rooftop. Tidak sengaja aku mendengar langkah kaki mendekatiku, aku bersembunyi di balik tembok.
Itu Gara yang berdiri, sedang apa pria itu di sana. "Apa dia mau bunuh diri?" batinku berbicara.
"Tidak.....!!" tidak berfikir panjang aku memeluk pria itu dengan kuat.
"Yah! lo kalo punya masalah jangan nyakitin diri lo kaya gini! Enggak lucu!" Tara memarahi Gara dengan sorot mata yang sudah membendung.
Gara tersenyum kearah gadis itu."Ada yang lucu?" dengan suara lantang gadis itu bertanya.
"Kamu sangat lucu."
Gara pria sialan, lucu? Dia bilang aku lucu? Pria yang tidak punya otak."Lo enggak ada niatan mau bunuh diri-kan?"
"Siapa yang mau bunuh diri? Gue cuma nikmati angin di sini doang, karena di kelas pengap gue nggak suka." jelas Gara pada gadis itu.
Mataku melotot, tidak bisa di percaya aku sangat malu dengan tindakanku barusan seperti seorang pahlawan. Aku pergi meninggalkannya dari situ. Aku mengusap air mata yang telah kuberikan pada pria sialan itu tidak ada gunanya.
Aku mengingat tindakanku terhadapnya sangatlah ceroboh, aku melihat ke arah samping Agma masih fokus membaca buku, memakai handset. Sekarang aku di kelas sembari melihat kearah luar jendela memperhatikan anak-anak lain yang sedang olahraga.
Setiap ada masalah kenapa hariku selalu saja tidak beruntung? Hari ini hujan seperti waktu itu. Sial, aku tidak bisa pulang, aku juga lupa membawa payung.
Saat aku melangkahkan kakiku, kulihat di depanku berdiri tubuh yang tinggi melindungi ku dari cer-pitan hujan dengan membawa payung bewarna putih.
Sekarang kalian harus tau keadaanku. Keadaanku tidak baik- baik saja. Pria itu melihatku tersenyum dengan wajah tampannya. Gara mengantarkan ku pulang sampai rumah. Aku tidak bisa menolaknya kali ini.
Untung saja aku pulang hari ini tidak basah-basahan seperti waktu itu. "Aku rindu padanya." gumamku pelan menatap ponselku.
Kalo di lihat akhir-akhir ini Gara tidak merayuku atau menjahili ku. Pria yang aneh. Sudahlah akhirnya aku tidak begitu lelah menghadapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Tara Amarta (On Going)
RomanceDari semua keindahan yang di berikan Tuhan kepadaku. Sudah cukup dengan kehadiranmu di hadapanku. Upload: 03-08-2024