BAB 10.

1K 54 12
                                    

Janlup vote komen yaa💟

__________++__________
********

"Jangan memaksa seseorang jika ia tidak mencintaimu dan jangan pula engkau memaksa perasaanmu dengan berpura-pura mencintai orang lain demi melupakannya"
-syntaaa

"Kenapa?" tanya Bintang namun Bulan hanya menggeleng

"Vid, gue mau bicara sama lo" ucap Bulan

Bintang langsung menoleh ke belakang dan menaikkan sebelah alisnya seolah ia bertanya apa maksud bulan. Vidia yang mengerti pun langsung mengangguk dan memberi eye contac sebagai jawaban kepada Bintang

Bintang sudah keluar dari ruangan UKS kini hanya tersisa Bulan dan Vidia saja didalamnya

"Apa lan? Nangis aja gue tau lo nahan air mata dari tadi" ucap Vidia yang duduk diatas brankar bersama Bulan

Tanpa menjawab pertanyaan Vidia, Bulan langsung memeluk erat Vidia dan disaat itulah suara isak tangisnya mulai terdengar

"P-pa gue m-au jodohin g-gue Vid" ucapan Bulan tidak jelas karena tangisannya

"Sabar dulu, jangan bilang ini yang lo ceritain sama gue waktu itu?" tanya Vidia dan Bulan mengangguk

"Vidia...gue gamau dijodohin, gue gamau nyakitin perasaan bintang. Dia udah tulus sama gue bahkan effort dia ga main main" ucap Bulan

Saat ini Vidia tidak tau harus bagaimana. Disatu sisi ia tidak ingin jika sahabatnya merasa tertekan karena perjodohan ini dan disatu sisi lainnya ia tidak punya hak untuk mengatur karena ia bukan siapa-siapa dikeluarga Ganendra

Yang hanya bisa ia lakukan adalah menenangkan sahabatnya, memberi support system, mungkin ia bisa membantu sedikit melalui orang tuanya. Ia baru ingat bahwa orang tuanya dan orang tua Bulan hubungannya sangat erat

Kringgg kringgg

Pukul 15.30 bel berbunyi dan menandakan waktu pulang. Saat keluar dari kelas ekspresi bulan sudah berubah menjadi muram, dan terlihat damar dengan pakaian basketnya berdiri di depan loker punya bulan

"Dek, hari ini gue ada lat-" ucapan Damar terpotong

"Kak lo gabisa pulang? Bantuin gue kak" ucap Bulan yang tanpa sengaja sebutir kristal keluar dari pelupuk matanya

Damar yang sadar bahwa adeknya menangis pun langsung melempar bola basket yang awalnya berada ditangan kini terjatuh kebawah dan dengan cekatan ia memeluk Bulan

"Kenapa hmm?? Cerita sama kakak"

Isak tangis Bulan semakin kencang "K-kak hikssss pa-pa mau jodoh-in adek"

"Sama siapa" tanya damar. Bulan menggeleng sebagai jawaban 'tidak tau'

Ia merasa gagal jika orang yang paling ia sayang menangis, kemudian ia menuntun Bulan untuk duduk dikursi yang berada di koridor kelas

Damar pergi meninggalkan bulan seorang diri lalu beberapa menit kemudian ia kembali menghampiri Bulan dengan membawa sebotol minuman

"Nih, minum dulu"

Setelah memberi minum kepada Bulan, kini Damar pun mengeluarkan handphone dari dalam tas yang berada dipundaknya.ia sepertinya sedang menelfon seseorang

Ekspresi Damar saat ini datar tapi jauh didalam lubuk hatinya sudah sangat jelas bahwa ia bingung sekaligus panik. Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya ia kembali mendekat kearah Bulan

Bertahan Atau Pergi? ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang