BAB 20.

166 16 45
                                    

Langit menerima senja apa adanya, tapi senja meninggalkan langit tanpa aba-aba.

SemestaaNyaaAkuu ‧₊˚ ⋅♡🪐༘⋆

Dikediaman Dirgantara, terlihat Asyila sedang duduk dimeja belajar yang ada dikamarnya sambil memandangi layar laptop yang terus menyala dari tadi. Rupanya ia sedsng melacak keberadaan kakak iparnya yang hilang beberapa hari

Jari jemarinya yang lentik terus bergerak tiada henti, matanya terus menatap cahaya laptop. Handphonenya juga menyala yang ternyata terhubung dengan sambungan telefon mas nya

"Hallo, assalamualaikum dek" ujar Bintang disebrang sana

"Waalaikumsallam nggih mas sampun ketemu?"

("Waalaikumsallam iya mas udah ketemu?")

"Ini masih dobrak pintunya, susah soalnya" balas Bintang yang terdengar sedikit riuh

"Mas hati-hati nggih, perasaan Syila mboten enak..." pesan Asyila kepada Bintang

("Mas hati-hati ya, perasaan Syila Nggak enak...")

Cukup lama Bintang tidak membalas Asyila, yang hanya ia dengar adalah suara dobrakan pintu. Asyila mulai cemas "Mas? Mas Bintang?"

Sambungan telefon terputus secara sepihak, sontak Asyila memanggil Bintang hingga berkali-kali "MAS?! MAS?! MAS NGGAK PAPA KAN?!"

Tidak ada sahutan, Syila melihat laptop ternyata pelacaknya sudah hilang tidak terkoneksi lagi. Hatinya panik, khawatir jika terjadi sesuatu kepada mas nya

"Apa aku bantu mas Bintang?"  batin Asyila setelah berpikir cukup lama

Akhirnya ia memutuskan untuk menyusul kakaknya, sebelum sambungan terputus ia sudah meminta sherlock kepada Bintang. Rumah sepi karena sudah larut malam jadi ia mudah untuk keluar

Secara diam-diam sedikit demi sedikit ia berjalan hingga berada diluar rumah, ia lupa bagaimana caranya menyusul Bintang? sementara biasanya ia dibonceng oleh mas nya itu

Asyila baru ingat bahwa ada sepeda motor digarasinya, ia berlari menuju garasi dan ternyata benar ada sepeda motor vario disana. Lebih untungnya kunci sepeda itu berada di dasboard jadi ia tidak perlu masuk kerumah untuk mengambilnya

Singkat cerita Asyila sudah sampai ditempat yang sama dengan masnya, ia sempat kaget karena tempatnya begitu gelap. Bahkan ia hampir terjatuh ditengah perjalanan karena ada sebuah ranting pohon membujur ditengah jalan

Rumput-rumput yang cukup tinggi membuat dirinya takut jika ada ular, setelah perjalanan beberapa menit akhirnya ia melihat sebuah rumah kuno terbengkalai

"Rumah? Aku coba masuk aja kali?" Asyila mencoba masuk kerumah itu tetapi ia melihat satu objek yang tertangkap oleh matanya

Seperti kain putih yang berdiri dibelakang pohon besar dekat rumah itu, bukannya takut ia malah menghampirinya. Tetapi anehnya saat Asyila sudah dekat, objek itu malah lari kabur menjauh darinya

"Jadi-jadian?! Oke! Jangan salah kalo nanti pulang tinggal nama!!"  teriak Asyila kemudian mengikuti arah kemana objek itu

Prangggg

Suara pecahan kaca didalam satu ruangan yang kedap suara, ingin sekali berteriak tetapi tidak bisa karena energinya sudah habis. Dia kelelahan, kesakitan, semuanya kini menyakiti dirinya

"Mama...papa..."  tangis gadis itu dalam hati

Seorang laki-laki didepannya itu semakin menjadi-jadi setelah mengucapkan suatu kalimat "Menikahlah denganku sayang..akan aku pastikan semua hartaku jatuh ketanganmu" laki-laki itu tersenyum smirk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bertahan Atau Pergi? ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang