BAB 19.

220 14 4
                                    

Hai hai gimana kabar kalian? Capek ihhh sedih juga gaada yang vote komen

Tapi makasih buat yang selalu supprot aku dan kasih vote aaaa lup"buat kalian❤️💋

Agak ALAY tapi gapapa lah suka suka aing

Baca kuyyy⚠️

أحد أسباب عدم سعادتك هو أنك تجعل كل كلمة يقولها الآخرون عبئًا على عقلك

"salah satu penyebab dirimu tidak bahagia adalah karena setiap omongan orang lain kamu jadikan beban pikiran"

"Sayang kamu dimana sih" Bintang berjalan masuk kedalam mobil untuk mencari Bulan setelah 1 jam ia mencari tetapi tidak membuahkan hasil

Pikirannya sangat berkecambuk tak karuan, ia memukul setir mobil sangat keras. Sorot matanya tidak bisa berbohong bahwa ia sangat khawatir dengan kekasihnya

"Siapapun yang nyulik kamu, aku pastiin dia akan ku siksa ditanganku sendiri!" Mobil melaju sangat cepat

Drtttt drtttt

Handphone Bintang berdering dan tertera nama 'Kevan' dilayar handohone, ia menggeser tanda berwarna hijau lalu terlfon tersambung

"Hallo van"

"Bin, lo ada dimana. Damar terus nyari lo, dia ngamuk" ujar Kevan

"Ckk! Gue kesana sekarang" Bintang mematikan telfon secara sepihak lalu ia mengarahkan mobilnya menuju markas

Di markas ternyata semua anggota Alvexo telah berkumpul, wajah Damar terlihat amarah yang sangat besar. Ia tidak pulang beberapa hari ini demi mencari adeknya dan sekarang ia ingin bertemu dengan Bintang calon adek ipar

Terdengar suara mobil dari arah luar lalu terlihat Bintang masuk kedalam dengan keadaan yang sedikit kacau "Duduk" ucap Damar

Bintang menuruti perkataan Damar "Ada apa" tanya nya

"Lo tau siapa musuh Bulan? Dan lo tau masalalu Bulan?!" tatapan tajam dari Damar membuat anggota lain bergedik ngeri

"Gue gatau tapi gue pernah dengar kalo nggak salah namanya Ra-Rayyan atau Bima gitu" jawab Bintang, memang benar ia pernah mendengar nama itu langsung dari kekasihnya

"Jangan-jangan Rayyan yang nyulik Bulan!" Pikir Damar

Bintang melihat raut wajah Damar "Apa dia yang bawa Bulan pergi?!"

Damar tersadar ternyata bukan hanya dia yang berpikir seperti itu, ia semakin curiga dengan Rayyan sahabat kecil Bulan

"Dia sahabat lo sama Bulan waktu kalian kecil" ujar Damar yang membuat Bintang menoleh kepadanya

"LEPAS! BAJING*N LO!!" Bulan memberontak, sudah satu hari ia berada diruangan itu bersama laki-laki yang sangat ia benci

"Mau kamu gimana sih sayang? Kita main kamu gamau, makan gamau, tidur gamau apa kamu nggak capek hmm?" Rayyan sedang duduk santai di kursi yang berada disamping jendela

Jendela tertutup rapat sehingga sinar matahari tidak bisa masuk, ruangan yang lembab. Bulan menatap tajam Rayyan "LO TANYA GUE MAU APA?! GUE MAU KELUAR DARI SINI LEPASIN GUE!"

Seolah tuli, Rayyan tak menghiraukan ucapan Bulan. Energi Bulan hampir habis jika terus-terusan begini, yang ada Rayyan semakin senang jika tubuh Bulan sudah terkulai lemas

Bulan memejamkan mata, entah apa yang akan dia lakukan saat ini. Keadaan Bulan membuat pehatian Rayyan teralihkan, "Hahaha akhirnya kamu tidur juga kan" Rayyan berjongkok didepan Bulan

Bertahan Atau Pergi? ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang