*
*
*
Laresa dan luis saling tatap, apakah ini waktu yang tepat untuk memberitahu ilo bahwa mereka akan menjadi orang tua ilo. Luis terdiam sesaat dan kemudian mengangguk mantap.
"Ekhmm" laresa berdehem sebentar agar mengambil atensi ilo.
Ilo menoleh kearah asal suara" ante tenapa..?
"Emm" laresa bergumam, apakah dia harus ngomong itu ke ilo. Tapi kalau ngomong takut ilo malah makin takut lagi sama mereka. Laresa pun menoleh ke luis meminta bantuan ,harus gimana dia memulainya.
Luis menggenggam tangan laresa sebagai penyemangat dan agar laresa yakin dengan keputusan mereka.
Laresa pun mulai mendekati ilo dan menggenggam tangan mungil itu yang langsung tenggelam dalam genggaman laresa. Ilo yang sejak tadi masih memandangi laresa dan luis, seketika tersentak saat laresa menggenggam tangannya.
"Sayang, emm...ilo...mau nggak kalau ilo jadi anaknya tante sama om..?''. Laresa bertanya ke ilo dengan hati hati takut anak itu terkejut.
Ilo yang mendengar ucapan laresa lantas merasa bingung, kok dia mau di jadiin anak. Emang om dan tante ini nggak punya anak ya pikir ilo. Pemikiran ilo terlalu polos.
''Tapi...tapi...ilo juda unya olan tua, tata enek di camping lumah ilo, ilo pandilnya yayah dan unda itu tata enek''
(Ilo itu nggak tau ya gaes orang tuanya siapa, dia cuman ngikutin apa kata nenek samping rumahnya aja. Soalnya ortunya ilo udah meninggoy dan ilo itu di buang sama keluarga ortuny. Kalau nggak salah ad deh penjelasnnya di chapter 3 kalau nggk slh sih)
"Enggak papa sayang, kalau itu ayah dan bunda kamu. Kalau om dan tante daddy dan mommy nya ilo''. Luis yang sekarang menjelaskan. soalnya agaknya laresa mulai bingung gimana jelasinnya. Ini untuk pertama kalinya luis ngomong lembut ke orang lain selain sang istri
"Api anti yayah dan unda nya ilo cedih imana dong''. Ucap ilo lirih
"Ayah dan bundanya ilo nggak bakalan sedih kok, kalau liat ilo bahagia ''. Jelas luis lagi.
Ilo yang mendengar ucapan luis entah mengapa ilo rasanya mulai tenang.
''Ilo mau kan..?'' Kali ini laresa yang ambil alih pembicaraan. Laresa sungguh berharap ilo bilang kalau mau jadi anak mereka.
Ilo berpikir sejenak dengan tangan berada di dagu, sungguh ilo sekarang terlihat menggemaskan dengan muka yang sok serius itu.
"Eumm ilo....mauu. Api...api...eman na ndak papa talau ilo jadi anaknya om dan ante?" Ucap ilo kemudian
Laresa dan luis yang mendengar jawaban ilo sungguh sangat sangat bahagia. Seperti baru mendapat lotre.
''Enggak papa dong sayang, malahan tante dan om seneng banget''. Ucap laresa
Ilo mengangguk ''Eumm api ilo uga unya yayah dan unda? ''.ucap ilo lagi
Laresa yang mendengar itu segera menjelaskan.
"Sayang gini...sini tante jelasin ya". Ujar laresa lagi sembari mengangkat ilo kepangkuannya. Ringan sekali pikir laresa ilo ini. Nanti ilo harus makan banyak setelah ini ,agar ilo jadi gembul. Tekat laresa membatin
Ilo yang di angkat kepangkuan laresa pun tersentak kaget dan kemudia mulai rileks karna di berikan usapan lembut dari laresa.
Laresa yang merasa ilo mulai rileks pun kembali menjelaskan ''kalau orang tuanya ilo itu, tetap ada di hatinya ilo". Jelas laresa sembari menunjuk ke dada ilo. Ilo pun ikut melihat kearah yang di tunjuk laresa.
''Kalau om dan tante sebagai pengganti orang tuanya ilo, yang bisa melanjutkan peran orag tua ilo. Yang bisa memberikan kasih sayang yang belum ilo rasakan dengan utuh. Tapi kita nggak bisa juga gantiin posisi orang tua ilo di hatinya ilo. Orang tua ilo akan tetap di hatinya ilo. Kalau om dan tante yang akan mewujudkan atau melanjutkan semua keinginaanya ilo nanti" jelas laresa panjang lebar. Laresa tau ilo tidak akan megerti tetapi dia ingin saja mengeluarkan segala yang terpendam di dalam hatinya.(Author nggak tau jelasinnya gimana)
Ilo mengangguk seolah olah dia paham apa yang di jelaskan oleh laresa. Padahal ilo sama sekali nggak paham apa yang di jelaskan laresa.
Tapi intinya orang yang akan menjadi orang tua angkat ilo ini sepertinya orang yang baik pikir ilo.''Jadi mulai sekarang coba ilo panggil tante dan om jadi mommy dan daddy''. Ucap laresa lagi penuh harap.
''Eumm...omy~...didy~''. Ucap ilo dengan mendayu dan matanya berkedip kedip polos.
Deg
Deg
Laresa dan luis yang mendengar panggilan ilo kepada mereka entah kenapa rasanya berbeda, dan saat anak anak mereka yang memanggil mereka beda sekali sensasinya. Seperti ada sensasi aliran listrik yang mengalir di darah mereka.
(Author ngaco deh masak aliran listrik mengalir di darah ada ada saja)Laresa menitikkan air mata saat ilo mengucapkan kata mommy dan daddy walau pelafalannya kurang tetapi itu cukup menggemaskan untuk didengar.
''Iya sayang seperti itu..hiks..hiks". Laresa sungguh tidak sanggup lagi meneruskan kata katanya.
Luis pun ikut terharu mendengarnya, entah kenapa rasanya sangat bahagia.
''Coba ulangin lagi sayang''. Suruh luis lagi
''Omy~''
''Didy~''
Luis pun segera merengkuh ilo dan laresa kedalam pelukannya, mereka berpelukan dengan rasa haru yang mendalam.
Ilo yang merasakan sesak didalam pelukan erat kedua orang dewasa itupun mulai menggeliat.
''Ughh...cecak naa''
MAAF YA KALAU CERITANYA NGGAK NYAMBUNG!! ^_^
Maaf ya tadi sebenernya aku udah pencet publish ehh tapi ternyata cerita yang aku tulis nggak ke simpan, yaudah deh aku hapus lagi chapter yang aku publish tadi
Kesel banget nggak sih kalau cerita yang kita tulis nggak kesimpan, udah cape cape nulis eehh pas di publis chapternya nggak lengkap.
Bantu vote dan comment ya!!
See you next chapter 😘

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ILO
RandomAyo di baca aja bingung mau deskripsi seperti apa Ini cerita pertama ku ya, harap maklum aja kalau kurang menarik sama ceritanya. Sumber gambar dari pinterest. Bantu Vote dan komen ya (○_○). Follow juga author ya