3.

5 0 0
                                    

Seperti hari-hari biasanya di sekolah, semua terlihat biasa saja. Mulai dari sikap para siswa yang selalu heboh di jamkos, guru yang masuk ke kelas dan mengajar seperti hari biasanya, dan bahkan para siswi yang kebiasaan ngegosip. Menggosip hal-hal aneh yang tidak dapat Rasya bayangkan.

Biasanya, Rasya tidak pernah membawa ponsel ke sekolah, padahal tidak ada larangan untuk membawanya ke sekolah. Bahkan teman-teman Rasya yang lain sibuk bermain game bersama. Sedangkan Rasya? Ia hanya tertidur di bangku.

Dari kejauhan, ada sekitar tiga orang siswi yang sedang membincangkan tentang Rasya. Perubahannya yang cukup drastis menarik perhatian mereka semua. Sesekali, mereka juga mengintip apa yang tengah pria itu lakukan.

"Udah, Ra. Jangan di liat mulu. Sikat sana." Gian menyenggol siku Tiara yang sejak tadi sibuk memandangi Rasya dari jauh.

"Takut gua, nanti tiba-tiba dia malah ngamuk. Terus gua di penyet." Jawab Tiara.

"Alah, mode ndak biaso se ang ma. Sikat lah, sabalun di ambiak dek urang." (Alah, lo kaya gak biasa aja. Sikat aja, sebelum di ambil sama orang) Putri mulai ikut membantu menyemangatkan Tiara.

Tiara menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak terasa gatal, justru ia di buat bingung. Bagaimana caranya agar ia bisa mendekati Rasya?

Tiba-tiba, ketiganya melihat Rasya yang menjatuhkan kepalanya ke meja dan menghadap dinding. Namun, setelah itu, Putri melihat teman-teman Rasya yang sedang memainkan ponsel.

"Den ado edi." (Gue ada ide)

"Ide, Put." Sontak, Gian memandangi Putri karena kata yang baru saja ia ucap di anggap terbalik.

"Ha, iyo. Den tolong ang lah, Ra." (Ha, iya. Gue bisa nolong lo, Ra) Putri menyolek kulit tangannya Tiara.

Tiara pun menghadap pada Putri.

"Tolong apanya?"

"Tengok se lah dek ang." (Liat aja sendiri)

Putri berlari menuju ke arah meja milik teman-temannya Rasya. Dan hal itu, membuata Tiara bingung hingga menyipitkan matanya. Namun, Gian lebih tanggap dengan reaksi yang tengah Putri buat.

"Nolong apaan sih? Gak ngerti gue." Tanya Tiara bingung.

"Lo liat aja dulu, nanti juga lo bakal kaget." Jawab Gian sambil tersenyum miring.

Tiara semakin di buat bingung oleh sikap Gian yang barusan. Ia pun kembali menatap Putri untuk kembali menyaksikan perbuatan apa yang akan gadis itu buat.

Selang cerita berlangsung selama dua puluh detik, empat dari teman-teman Rasya yang ada di sana memandang pada Rasya. Satu di antara mereka malah memandang ke arah Tiara.

"Loh, loh, kok gue yang di liatin?" Tiara masih tidak paham akan maksud pria itu.

Namun, di detik berikutnya, Tiara mendadak paham. Ia segera berdiri dari kursinya untuk segera menghentikan Putri.

"Put-" Sontak, Rasya mengalihkan pandangannya. Ia berhenti untuk teriak karena takut jika nanti Rasya akan bangun dan merasa terganggu.

Suaranya memang terkenal dengan suara terlantang di sekolah. Bagaimana tidak? Tiara Nurrahma, seorang danton pilihan sekolah semenjak tahun 2022. Tidak hanya lantang, suaranya juga terdengar sangat kerasa hingga membuyarkan sekolah.

Rasya sendiri pernah terganggu oleh suara itu saat ia sedang tidur. Namun, ia hanya melihat dari mana asal suara itu lalu melanjutkan tidurnya kembali.

"Nah, kenapa lu? Kok tiba-tiba berhenti? Gak jadi teriak nih? Padahal gue udah siap-siap buat tutup telinga loh." Tanya Gian melihat sikap Tiara yang berubah.

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang