6.

1 0 0
                                    

Dalam sebuah masjid raya yang terkenal karena keindahannya, hadirlah acara pertemuan dan pengkajian antara jamaah dengan seorang Ustadz Annan Hataki yang di wakili oleh Syakir Daulay bersama Hudzaifah Aslam Mubarok.

Kedatangan mereka di sambut oleh ribuan jamaah remaja yang hadir bersama ibu-ibu lainnya yang ikut meramaikan acara ini. Beberapa dari mereka, ada yang membawa anak, keluarga, adik, dan sebagainya.

Nesya menjadi salah satu jamaah yang ikut hadir walaupun ia hanya dapat pergi sendirian. Tidak di temani dengan siapapun termasuk Ibundanya sendiri. Di karenakan sang Bunda yang tengah sibuk bekerja dan Nesya yang tinggal sendirian di rumah.

Karena Nesya juga tidak melakukan aktivitas di usia remaja delapan belas tahun seumurnya, ia memilih untuk pergi sendiri menghadiri acara yang akan berlangsung pada hari itu. Untungnya, poster acara itu berlalu di beranda instagram milik Nesya. Sehingga gadis itu memiliki keinginan untuk pergi kesana. Dan ia juga sudah di izinkan oleh Bunda.

Setelah ikut hadir, ia duduk dengan tenang sambil memerhatikan ceramah yang di sampaikan oleh Ustadz tersebut. Ia juga mencatat beberapa materi yang ia anggap penting.

Nesya termasuk salah satu siswi yang berketerampilan tinggi dengan prestasi yang memuaskan. Namun di sayangkan, karena Nesya tidak memilih untuk mengambil kuliahnya yang mendapati beasiswa secara total di Universitas Indonesia.

Nesya tidak bisa memastikan apakah besiswa itu benar-benar total atau separuhnya. Hanya karena sebab itu lah Nesya hanya ingin berkerja untuk sementara waktu sambil menghasilkan uang membantu orang tuanya berjualan.

Lagi pula, bagi gadis itu menghasilkan uang hanyalah perkerjaan ringan yang bisa membantu ia melanjutkan sekolah di tahun yang akan mendatang. Ia juga masih bingung, jurusan apa yang akan ia pilih nantinya jika akan berkuliah.

Selagi mendengarkan ceramah, sesekali mata Nesya memperhatikan gerak-gerik Hudzai. Entah kenapa, matanya sangat ingin memandangi pria yang sangat tampan itu. Padahal, hatinya tidak tertarik pada Hudzai.

Jika kita membicarakan hati, mungkin hati Nesya tidak terisi oleh apa pun. Tapi, yang pastinya disana ada keluarga kecil Nesya. Namun, jika Nesya di tanya 'apakah ia tengah menyukai seseorang?' Jawabannya adalah tidak.

Nesya mengalami trust isue pada masa lalunya yang berantakan. Di mulai dari keributan sang Ibunda yang selalu menganggap Ayahnya salah, lalu banyaknya laki-laki yang hanya ingin main-main dengan perempuan seperti masalah perselingkuhan yang tengah viral. Membuat kekhawatiran Nesya meningkat saat mengetahui berita tersebut. Sehingga Nesya berpikiran bahwa ia tidak akan menikahi pria manapun.

Mungkin pikiran Nesya itu hanya mencapai saat ia sudah menyelesaikan tugasnya sebagai seorang Kakak, yaitu menafkahi keluarganya sampai benar-benar bahagia. Jika tugas itu sudah selesai, mungkin saja Nesya akan merubah niat jeleknya yang tidak ingin menikah, menjadi hanya ingin menikahi seseorang yang sempurna seperti typenya.

Ya, itu hanya impiannya saja.

Jika di kaji lebih dalam, Rasya bukan termasuk type yang Nesya inginkan. Ada dua hal sifat Rasya yang berjangkauan kepada typenya. Walaupun hanya dua, Nesya tetap saja ingin mematikan hasratnya untuk menikah sampai impiannya tercapai. Karena menurutnya, semua permulaan pasti ada akhir yang menyakitkan. Meskipun kenyataannya akan berakhir di akhirat, Nesya belum pernah memikirkan jika akhirnya adalah pelaminan.

(Udah deh, ini mah kejauhan bahasnya)

"Allah sebutkan dalam Qur'an Surah al-Waqi'ah ayat dua puluh tiga. 'Dan ada bidadari-bidadari yang beramata indah'. Benar tidak pernyataannya, bahwa bidadari itu matanya indah? Sama seperti seorang perempuan yang menjaga akhlak dan auratnya."

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang