10. Siap untuk beradaptasi

10 1 0
                                    

Menjadi siap dengan perubahan saat menjalani peran sebagai istri dan anak adalah proses yang melibatkan pemahaman diri, keterbukaan terhadap pengalaman baru, dan kemampuan beradaptasi dengan dinamika yang berubah. Perubahan adalah bagian alami dari kehidupan, terutama ketika memasuki tahap-tahap baru seperti pernikahan dan pengembangan hubungan dengan keluarga. Berikut adalah beberapa cara untuk mempersiapkan diri agar siap menghadapi perubahan:

1. Pahami Bahwa Perubahan Adalah Bagian dari Kehidupan

- Menerima Kenyataan: Mengakui bahwa perubahan adalah hal yang wajar dalam hidup dapat membantu mengurangi ketakutan dan resistensi terhadapnya. Kalau sebelum nikah hidup kita bebas karena kita nggak punya tanggung jawab. Setelah menikah ada tanggungjawab sebagai istri dan sebagai ibu. Maka bukan kebebasan kita yang direnggut tapi pengaturan waktu kita yang harus lebih diorganisir agar kita juga tetap ada waktu untuk me time.
- Buka Diri terhadap Pertumbuhan: Lihat perubahan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai halangan. Ini bisa meningkatkan cara pandang Anda terhadap situasi yang berubah.

2. Mengembangkan Keterampilan Adaptasi

- Fleksibilitas dalam Berpikir: Belajar untuk berpikir secara fleksibel dan terbuka terhadap ide-ide baru dapat membantu Anda menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda. Saat kita bersama suami, pasti ada perbedaan-perbedaan. Maka kita harus berusaha untuk menoleransi perbedaan itu.
- Latihan Beradaptasi: Praktikkan beradaptasi dengan perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencoba rutinitas baru atau menghadapi tantangan tak terduga dengan sikap positif. Rutinitas baru yang kecil ya misalnya bangun pagi-pagi. Salat dulu dan meminta pada Allah agar kegiatan hari ini dilancarkan. Waktu adalah milik Allah. Jika Allah mau kita akan bisa mengendalikan waktu dan bukan kita yang dikendalikan oleh waktu.

3. Bangun Komunikasi yang Terbuka dan Jujur

Masalah komunikasi udah kita bahas di bab sebelumnya ya. Kalau lupa bisa intip lagi.

4. Kelola Harapan dengan Realistis

- Tetapkan Harapan yang Sehat: Pahami bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana, dan itu adalah bagian dari proses. Miliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, pasangan, dan keluarga.
- Hindari Overthinking: Fokus pada hal-hal yang dapat Mama kendalikan dan hindari terlalu banyak berpikir tentang hal-hal yang tidak bisa Mama ubah.

Ini sepertinya yang bikin aing ngehang beberapa hari ya. Karena aing berharap bisa jadi wanita karir, ibu yang baik, istri yang baik dan bisa berwirausaha juga. Aing belajar masak, ekspektasinya makan bersama tapi nggak ada yang suka akhirnya malah dibuang makanannya. Hehehe. Sedih dan gundah gulana gitu. Udah bangun pagi-pagi masak sampai berangkat kerja telat kok hasilnya di rumah suami dan anak sama-sama nggak mau makan. Sekarang ya udahlah aing sudah menyadari bahwa masakan aing nggak enak. Jadi beli aja. Wkwkwk. Atau suruh pak Su yang masak. Biar sesuai sama selera dia.

5. Jaga Keseimbangan Emosional

Masalah manajemen emosi udah kita bahas di bab2 sebelumnya yak. Diintip lagi kalau lupa.

6. Tetap Terhubung dengan Identitas Pribadi

- Kenali Diri Anda: Pertahankan rasa diri yang kuat dengan terus mengembangkan minat, hobi, dan nilai-nilai pribadi. Ini membantu menjaga keseimbangan dan mencegah kehilangan identitas di tengah perubahan.
- Jangan Mengorbankan Diri: Penting untuk tetap menjaga aspek-aspek penting dari siapa Anda, meskipun sedang beradaptasi dengan peran baru sebagai istri dan anak.

Nah, maka dari itu sekarang tiap pagi aing selalu menulis. Untuk mempertahankan hobi aing. Aing juga udah stop belajar masak. Karena udah nggak mampu dan bukan bakat aing. Anak kalau nggak ada yang jaga yang ditaruh aja di tempat penitipan. Aing kerja jadi bisa bayar tempat penitipan.

7. Bangun Dukungan Sosial yang Kuat

- Jaringan Dukungan: Miliki jaringan dukungan yang terdiri dari teman, keluarga, atau kelompok komunitas yang bisa membantu Anda melewati masa-masa perubahan.
- Jangan Ragu Meminta Bantuan: Jika Anda merasa kewalahan, jangan ragu untuk meminta bantuan atau nasihat dari orang-orang yang Anda percayai.

Alhamdulillah Aing masih punya ibu. Ibu aing adalah support system terbesar aing saat ini. Ketika seluruh dunia memusuhi aing pun. Ibu pasti akan menjaga Aing.

8. Pelajari dari Pengalaman dan Kesalahan

- Refleksi Diri: Setelah menghadapi perubahan atau tantangan baru, luangkan waktu untuk merenungkan apa yang telah Mama pelajari dan bagaimana Mama dapat menghadapi situasi serupa di masa depan dengan lebih baik.
- Lihat Kesalahan sebagai Pembelajaran: Jangan takut untuk membuat kesalahan. Kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran dan dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana menghadapi perubahan di masa depan.

Setiap hari aing mengobrol dengan ibu. Mengevaluasi apa kesalahan yang aing lakukan hari ini. Misalnya, hari ini terlalu banyak main HP anak tidak diperhatikan. Aing mencoba menerima kesalahan itu dengan sadar dan dijadikan pelajaran agar tidak terjadi lagi di masa depan.

9. Tetap Positif dan Optimis

- Fokus pada Hal Positif: Cobalah untuk melihat sisi baik dari setiap perubahan, dan fokus pada apa yang bisa Anda pelajari atau dapatkan dari situasi tersebut.
- Latih Rasa Syukur: Latihan bersyukur setiap hari dapat membantu mengubah fokus dari apa yang hilang menjadi apa yang dimiliki, yang bisa membuat perubahan terasa lebih mudah dihadapi.

Ini yang harus kita lakukan. Kita harus bersyukur setiap hari atas segala nikmat yang diberikan kepada kita. Terutama nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan. Jika kita sempat melakukan salat tahajud tiap pagi itu adalah nikmat. Berapa banyak orang yang masih tidur dikala kita salat?

10. Siapkan Rencana untuk Menghadapi Ketidakpastian

- Buat Rencana Cadangan: Selalu siapkan rencana cadangan atau strategi alternatif untuk menghadapi perubahan yang tak terduga.
- Tetap Fleksibel dengan Rencana: Sadarilah bahwa meskipun Anda memiliki rencana, keadaan bisa berubah. Tetap fleksibel dan siap untuk menyesuaikan rencana Mama sesuai kebutuhan.

11. Pahami Dinamika Hubungan Keluarga

- Kenali Perubahan dalam Hubungan: Pahami bahwa hubungan dengan pasangan dan anggota keluarga lainnya mungkin akan berubah seiring waktu dan perkembangan hidup. Misalnya, ketika Mama menikah, dinamika dengan orang tua dan saudara juga mungkin berubah.
- Bangun Hubungan yang Sehat: Fokus pada membangun hubungan yang sehat dan positif dengan pasangan dan keluarga dengan cara saling mendukung dan memahami.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Mama dapat menjadi lebih siap dan terbuka dalam menghadapi perubahan yang datang saat menjalani peran sebagai istri dan anak. Ini tidak hanya akan membantu Mama menavigasi perubahan dengan lebih baik tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dan harmonis dengan orang-orang di sekitar Mama. Ayo semangat Mama! Kita harus berubah dari hari ke hari dan menjadi versi terbaik dari diri kita.

Surat Cinta Untuk Para Mamah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang