TTM-22

832 83 41
                                    

Chenle terbangun ketika suara air mengalir mengganggu tidurnya. Mata sipit itu mengerjap, mengedarkan pandangan di kamar yang bukan miliknya. Ah, semalam Chenle menginap di rumah Jaemin.

Setelah paham, Chenle kembali tidur karena masih mengantuk. Bodo amat soal sekolah, dia bisa bolos sehari saja. Chenle pun tidak bawa seragam, tas, dan perlengkapan lain.

Entah baru berapa menit Chenle tidur, Jaemin sudah selesai mandi dan berpakaian. Lelaki itu membangunkan Chenle. Ini sudah pagi bahkan matahari mulai naik perlahan.

"Dingin," cicit Chenle saat Jaemin memegang pipinya.

"Manis, ayo bangun. Lo gak sekolah apa?"

Manis, manis. Jaemin mulai menyebut Chenle manis dari semalam.

"Kalo gak bangun gue cium nih?"

Chenle tak menghiraukan, dia justru menarik selimut hingga menutupi kepala. Jaemin tak bisa menciumnya jika begitu.

"Beneran mau dicium ya?" Jaemin merendahkan wajahnya lalu menarik paksa selimut hingga berhadapan dengan Chenle yang masih memejamkan mata. "Mau dicium di mana? Bibir lagi?"

Chenle membuka mata sambil mendorong jauh wajah Jaemin. Bukan karena ancaman cium bibir, tapi karena wangi tubuh Jaemin yang membuat Chenle tak bisa menahan diri. Bahaya untuk jantungnya.

"Mandi cepet, nanti pake seragam dan perlengkapan gue aja." Jaemin membantu Chenle berdiri.

"Lo sendiri gak masuk sekolah? Lo kan udah sembuh."

"Males ah."

"Kalo gitu gue bolos aja hari ini. Gue juga males!" Chenle kembali berbaring di kasur tapi ditahan oleh si dominan.

"Ya udah kita bolos bareng, tapi tetep mandi sana. Kita jalan-jalan."

Chenle mendengus. Katanya Jaemin malas tapi bisa-bisanya tetap akan keluar rumah, aneh.

"Kenapa diem? Mau gue mandiin? Ya udah," ujar Jaemin sambil menyisipkan tangannya di leher dan bawah lutut si manis.

"Gak mau, mesum! Turunin gue!!!"

Jaemin terkekeh lalu dia menurunkan Chenle di dalam kamar mandi. Setelahnya Jaemin keluar untuk menyiapkan baju.

Sambil menunggu si manis mandi, Jaemin membuatkan mereka sarapan di dapur. Ayah dan bundanya sudah berangkat kerja. Jadi hanya ada Jaemin dan Chenle di rumah ini.

Sebetulnya, malam itu Jaemin hanya pingsan sebentar, kira-kira kurang dari satu jam. Tapi luka di tubuhnya itu cukup parah. Banyak luka terbuka yang membuat Jaemin izin tiga hari dari sekolah. Hari ini Jaemin sudah mendingan, tapi dia memutuskan tidak masuk karena surat sakitnya dibuat untuk satu minggu, hehe.

Yang Jaemin khawatirkan itu Chenle. Alasan apa yang harus dia buat agar Chenle tidak dialfakan di kelas? Ah.. Jaemin buatkan surat izin saja untuk si manis Chenle. Agaknya Jaemin pun rindu karena mereka tidak bertemu tiga hari.

"Masak apa lo?"

Jaemin menoleh menemukan Chenle sudah selesai mandi. Tampak segar, cantik, dan wangi. Jaemin pun mendekat sebentar, memberi kecupan singkat di pipi Chenle. Membuatnya bisa mencium wangi dari tubuh si manis. Ya wanginya sama sih, mereka memakai sabun yang sama. Tapi tetap saja wangi khas Chenle masih tersisa di sana.

"Aish! Modus!" Chenle mendorong Jaemin hingga kembali ke depan kompor. "Masak yang bener."

Jaemin terkekeh. "Iya, manis. Sana duduk, bentar lagi nasi gorengnya selesai."

"Jaem, berhenti manggil gue manis. Lo kira gue gula?" omelnya sambil duduk memainkan ponsel.

"Manis lo ngalahin gula."

TTM || JaemleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang