#Chapter 01 - Cashless

315 61 6
                                    

"Gimana rasanya kerja disini? Udah kenal sama siapa aja?" Tanya Stella sambil menuang kecap dan saos di mangkuk baksonya

Sudah terhitung tiga hari sejak Lavina join bekerja di perusahaan. Dan selama itu pula ia selalu bersama dengan rekan wanita satu divisinya Stella. Sekarang ia sedang menikmati waktu istirahat makan siangnya di kantin perusahaan.

"No one, just our division members" Jawab Lavina sambil mengaduk minuman jusnya

"Kenalan dong, biar relasinya tambah luas. Kudengar cowok tim divisi sebelah udah pada rebutan minta nomor kamu"

Lavina hanya mengangkat bahu acuh

"Namanya juga cowok, apalagi kalau liat yang bening, beuhh pasti langsung pada gercep. Eh geser, geser, panas nih" Ucap Bastian yang tiba-tiba datang dengan membawa semangkok bakso dan langsung duduk di samping Stella

"Yee, si kutu loncat main duduk aja. Sana cari kursi di tempat lain"

"Gausah kegeeran ya lo, ini karena bakso gue panas dan tempat duduk yang paling deket sini"

"Alasan banget, bilang aja mau duduk samping gue"

"Diem atau gue siram kuah bakso"

"Haha, udah kalian ini ribut terus. Makan tuh baksonya keburu dingin" Ucap Lavina

"Siap Lavina, kalau kamu yang bertitah langsung kuanggap sebagai perintah" Jawab Bastian sok manis

Mereka pun lalu mulai sibuk dengan makanan masing-masing, sedangkan Lavina yang tadi hanya memesan salad buah dan jus sudah menyelesaikan makan siangnya.

"Oh iya, kok aku lihat ruang manajer kosong terus ya. Posisinya emang sedang kosong atau orangnya yang sedang sibuk atau emang lagi cuti?" Tanya Lavina

"Bukan, manajer kita emang sibuk banget. Dia sering berada di luar kantor entah untuk bertemu client, ke kantor pusat atau bahkan dinas ke luar negeri. Dia orang yang sangat kompeten, perfeksionis, bahkan juga pernah mendapat penghargaan karyawan terbaik dari perusahaan." Jelas Stella

"Benarkah? Aku jadi penasaran ingin mengetahui orangnya" Ucap Lavina ingin tahu

"Orangnya tinggi, cantik, keren, dan memancarkan aura ketampanan. Idaman banget pokoknya" Jawab Stella sambil membayangkan wajah sang manajer

"Bener, gue aja sebagai cowok kadang merasa tersaingi sama aura kegantengan dia. Tapi sayang sifatnya cuek, jadi berasa susah kalau dideketin" Ucap Bastian menambahi

"Justru itu poin plusnya, sifatnya yang cool and chic, penuh dengan kewibawaan. Kalo lo mah jelas kalah ganteng sama manajer kita" Ucap Stella

"Gue telen juga lo sama nih bakso!" Gerutu Bastian

"Kira-kira manajer balik ngantor kapan ya?" Tanya Lavina

"Besok kata pak Rico sih udah masuk, karena akan ada meeting tim terkait pembahasan proyek mendatang" Jawab Bastian

"Iya, sometimes manajer juga langsung datang dari bandara misal ada rapat penting" Ucap Stella menambahi

"Benarkah? Berarti dia memang orang yang sangat bertanggung jawab terkait pekerjaannya" Ucap Lavina

"Betul, itulah kenapa dia begitu mengagumkan"

Perkataan rekan kerja Lavina mengenai sang manajer, menumbuhkan rasa ingin tahu yang mendalam terhadap sosok yang belum pernah ditemuinya. Ia pun berharap agar segera dapat mengenal sosok dibalik cerita tersebut.

×××××××××××××

Sebelum pulang ke rumah, Lavina memutuskan untuk mampir ke coffeeshop terkenal yang berada didepan gedung kantor ia bekerja. Ia merasa lelah hari ini karena mempersiapkan bahan meeting untuk besok pagi. Tanpa pikir panjang ia langsung menyebutkan minuman favoritnya kepada sang kasir.

"One Vanilla Sweet Cream Cold Brew, please"

"Tentu, ada tambahan lain?"

Menatap rak etalase yang memperlihatkan berbagai jenis roti, membuat Lavina tergiur untuk mencobanya.

"One bagel bites please"

"Baik, ada tambahan lainnya kak?"

"Sudah cukup"

"Totalnya menjadi Rp 96.500"

Lavina lalu mengeluarkan dompetnya dan mengambil sebuah kartu berwarna hitam untuk diberikan kepada sang kasir.

"Maaf kak, untuk pembayaran saat ini hanya menerima tunai karena mesin edc dan wifi kita sedang dalam perbaikan" Ucap kasir

"Kok ga bilang daritadi, kan aku udah terlanjur pesan dan sekarang juga lagi ga megang uang cash sama sekali"

"Maaf kak atas kekurangan pelayanan kami, jika kakak berkenan bisa menunggu perbaikan selama satu jam untuk pembayaran cashless"

"Gamau lah, orang aku kesini pengen ngopi setelah capek kerja malah disuruh nunggu lagi, tambah capek dong" Protes Lavina

"Sekali lagi kami mohon maaf kak"

Ketika Lavina ingin melanjutkan keluhannya, seseorang yang mengantri di belakangnya tiba-tiba menginterupsi.

"Biar saya saja yang membayar, tolong tambah Ice Caffe Americano with extra shot satu"

"Baik kak, totalnya menjadi Rp 145.000"

Orang tersebut lalu mengeluarkan dua lembar kertas bewarna merah dan menyerahkannya ke kasir.

"Kembaliannya Rp 55.000 silahkan minuman nya bisa diambil di counter sebelah, terimakasih"

Orang tersebut pun langsung mengambil pesanannya dan memberikan satu gelas kopi serta sebuah bingkisan kepada Lavina yang saat ini masih diam dan bingung dengan situasi yang sedang di hadapannya.

"Silahkan, ini pesanan anda"

"Apa kita saling mengenal?" Tanya Lavina

"Tidak, sepertinya ini pertemuan pertama kita" Jawab orang tersebut

"Lalu mengapa anda membayar pesananku? Apa anda ingin menggodaku?" Tanya Lavina curiga

"Tidak, saya hanya ingin melakukannya. Terserah jika anda ingin meminumnya atau tidak, saya permisi" Jawab orang tersebut sambil menaruh pesanan di meja dekat Lavina berdiri dan berniat pergi

"Apa saya terlihat seperti orang miskin dimata anda? Hingga membayarkan pesanan orang lain."

Baru saja orang tersebut melangkah namun seketika berhenti dan memutar kembali tubuhnya setelah mendengar ucapan Lavina.

Tersenyum tipis mendengar perkataan Lavina orang tersebut menjawab "Saya tau betul jika anda sangat mampu untuk membayar pesananmu sendiri, terlihat dari kartu yang anda pegang. Hanya saja banyak orang mengantri dibelakang anda, jadi jika harus mendengarkan keluhanmu yang terus menerus hanya membuat waktu saya dan orang lain terbuang lebih lama, maka dari itu saya menyelesaikan akar masalahnya."

"Huh! Maksud anda berarti saya penyebab masalahnya begitu? Padahal yang lalai dari pihak coffeeshop sendiri" balas Lavina tidak terima

"Anda sendiri yang mengatakannya, bukan saya. Dan satu lagi, kebanyakan orang biasanya mengucapkan terimakasih" Ucap orang tersebut dan pergi meninggalkannya begitu saja










To be continued . . .


•••••••••••• ×××××××××××× ••••••••••••
















Wah wah wah, siapa tuh yang ngajak ribut Lavina.

Bener sih dibayarin, tapi kalau gayanya songong gitu juga bikin kesel ya wkwk

Menurut kalian yang salah siapa nih, sikap Lavina yang ga berterimakasih atau cara orang misteri tersebut bersikap??

Yuk gausah malu-malu tulis di komentar tentang pendapat kalian🤓

Jangan lupa untuk Vote dan Follow juga ya biar ga ketinggalan update dari cerita ini! 🤗

Thanks for reading💗

Awas! Jatuh Cinta  ||  #MilkLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang