#Chapter 11 - Dekat

241 57 13
                                    

Matahari baru saja menembus cakrawala Jakarta ketika Milan dan Lavina memulai hari mereka. Baru pulang dari perjalanan bisnis di Bali, mereka berdua merasa segar dan penuh semangat.

Di dalam gedung kantor yang tinggi menjulang, pintu lift terbuka. Milan, yang biasanya terburu-buru di pagi hari, hampir menutup pintu lift ketika tiba-tiba ada tangan kecil yang menghentikannya. Dia menoleh dan mendapati Lavina berdiri di depan pintu lift dengan senyum ceria.

"Hai!" Sapa Lavina ramah

“Hai, sudah tidak datang terlambat lagi Lavina?” ujar Milan sambil menatap Lavina dengan pandangan iseng.

“Sekarang selalu datang tepat waktu?”

Lavina tertawa kecil. “Oh, stop it! That's just one time, Milan. Dan selain itu aku selalu datang tepat waktu ya.”

Keduanya berbicara sambil menunggu lift bergerak naik. Milan memandang Lavina dengan pandangan penuh perhatian. “Apa kamu tidur nyenyak semalam?”

Lavina merasa pipinya memanas sedikit. “Cukup baik, terima kasih. Walaupun di badan sempat agak pegal, tapi karena perjalanan kemarin menyenangkan dan membuahkan hasil, it's worth it.”

Setelah lift berhenti di lantai yang dituju, Milan membuka pintu lift dan melangkah keluar terlebih dahulu. Dia memandang Lavina sejenak, lalu berkata, “Kalau begitu, selamat bekerja. Jaga kesehatan, jangan sampai kecapekan”

Lavina mengangguk dan tersenyum, "Kamu juga Milan, semangat untuk hari ini"

Milan tersenyum, melanjutkan langkahnya menuju ruangannya. Di sisi lain, Lavina juga langsung menuju ke mejanya sendiri.



Sesampainya di meja, Lavina langsung disambut oleh Stella, rekan kerja yang selalu penuh semangat dan suka menggodanya. Stella mengedipkan mata sambil tersenyum lebar.

“Mentang-mentang baru pulang dari honeymoon di Bali, sekarang berangkat kerja langsung barengan dong."

Lavina merasa pipinya memanas, “Oh, jangan mulai lagi, Stella. It's just a business trip, not honeymoon. Dan, kebetulan saja, kami datang bersama ke kantor.”

"Iya iya, business trip. Tapi kebanyakan karyawan kalau pulang dari business trip biasanya pada lelah gitu, tapi yang satu ini kok mukanya malah langsung lebih cerah dari biasanya ya.” Ucap Stella

Bastian, yang kebetulan juga berada di sekitar meja Stella, tidak mau kalah untuk menggoda Lavina

"Ada yang mulai dekat, tapi malu. Ada  yang diam-diam terpikat, tapi masih ragu"

Lavina mencoba menahan tawa dan merasa sedikit malu. “Apaan sih kalian, ga ada yang seperti itu ya. Kami hanya fokus pada pekerjaan. Itu saja.”

Stella melanjutkan dengan nada penuh godaan. “Bastian benar. Aku lihat, kalian tampak sangat akrab tadi. Dan sejak kapan kalian saling memanggil dengan sebutan nama, sudah tidak ada kata saya anda lagi. Pasti ada cerita menarik nih selama di Bali.”

Lavina tidak bisa menahan senyumnya ketika mengingat momen saat dia dan Milan menghabiskan waktu di pantai melihat sunset bersama.

"Tuh kan senyum-senyum sendiri, pasti beneran terjadi sesuatu" Goda Bastian

"There's nothing happened guys. Dan untuk panggilan tersebut, Milan merasa lebih nyaman jika langsung sebut nama tanpa embel-embel bu, ketika berdua. Karena bagaimanapun dia masih muda dan selisih umur dia sama kita kan sedikit." Jelas Lavina

"Ohh, jadi kalau berdua panggil aku kamu. Ga butuh waktu lama lagi panggilannya jadi sayang tuh" Ucap Stella

Lavina memerah, "Itu hanya ketika kita ngobrol berdua. Namun ketika menyangkut pekerjaan, kita juga pake bahasa formal kembali. Lagipula, Milan itu sangat profesional."

Awas! Jatuh Cinta  ||  #MilkLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang