#Chapter 08 - Lembur

253 62 8
                                    

Tiga hari setelah meeting penting dengan calon investor, Milan sedang bersiap untuk pulang dari kantor. Jam sudah menunjukkan pukul 6 petang dan hampir semua orang telah meninggalkan gedung. Milan, dengan wajah yang tampak lelah, memeriksa tasnya dan bersiap untuk keluar. Tiba-tiba, ponselnya berbunyi.

Dia melihat nomor yang tertera di layar dan segera tahu bahwa itu adalah perwakilan dari calon investor yang mereka temui beberapa hari lalu. Milan menjawab dengan nada serius, “Selamat malam, dengan saya Milan Pramadana.”

“Selamat malam, bu Milan. Maaf mengganggu di waktu yang tidak tepat, tapi ada perkembangan penting. Bos kami ingin bertemu dengan Anda secara langsung. Namun, dia saat ini sedang berada di Bali untuk mengawasi proyek resortnya dan hanya mempunyai waktu luang sampai besok. Jika Anda tidak bisa hadir besok, kami akan menganggap batal kesepakatan ini karena bos kami harus terbang kembali ke luar negeri.”

Milan sejenak terkejut. Ini adalah kesempatan yang sangat penting dan dia tidak bisa melewatkannya. “Tentu, saya akan datang. Mohon informasikan detail tempat dan waktu yang tepat.”

“Terima kasih, bu Milan. Kami akan mengirimkan rincian lokasi dan waktu melalui email. Kami sangat menghargai usaha Anda.”

Setelah menutup telepon, Milan menghela napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa dia harus bergerak cepat untuk menyiapkan data-data dan pitch deck business yang menarik dengan informasi yang tepat.

Seketika Milan teringat untuk memberitahu Lavina akan hal ini. Namun ia merasa ragu untuk menghubunginya di luar jam kerja.

"Haruskah ku menelfonnya? Tapi kalau dia sudah istirahat di rumah, atau bahkan sudah ada janji lain gimana?? Tapi kalau tidak kuberitahu akan repot untuknya mempelajari materi langsung besok" Ucap Milan bimbang dalam kesendirian

Pada akhirnya Milan pun mencoba untuk menelfonnya sekali, misalnya tidak diangkat maka dia berencana untuk mengerjakannya sendiri. Di dering ketiga ketika Milan yakin Lavina tidak akan mengangkat panggilannya, tiba-tiba suara Lavina langsung terdengar.

"Halo?" Sapa Lavina dengan penasaran karena selama ini mereka belum pernah berhubungan di luar jam kerja

"Oh, halo Lavina. Ehm.. Kamu sedang dimana? Apa kamu sudah dirumah sekarang?" Tanya Milan canggung

"Iya, ini saya sedang di rumah. Ada apa ya bu?"

Milan memberikan penjelasan singkat tentang situasinya,

"Begini.. Tentang meeting kita yang terakhir, perwakilan calon investor tersebut baru saja menghubungi dan memberitahu bahwa bos mereka tertarik dengan proposal kita. Kita mendapatkan kesempatan kedua dengan calon investor."

Mendengar hal tersebut membuat Lavina excited, "Benarkah? Sungguh?? Wow, saya senang sekali mendengarnya."

"Haha, kamu terdengar sangat antusias"

"Tentu saja, itu adalah meeting pertama yang kulakukan dengan potential investor dan mengetahui bahwa mendapatkan titik terang membuatku semangat."

"Iya, benar. Bos mereka ingin bertemu secara langsung, namun lokasinya di Bali besok. Jadi ini saya sedang menyiapkan presentasi terbaru dan lengkap sebelum pergi.” Ucap Milan

“Baik, tunggu sebentar. Dalam waktu 30 menit saya akan datang ke kantor." Ucap Lavina lalu mematikan panggilan

× × × × × × ×

"Knock! Knock!" Sapa Lavina ketika baru saja memasuki ruang meeting dan melihat Milan sudah bergelut dengan data dan laporan di sekelilingnya.

Milan mendongakkan kepalanya dari laporan yang sedang ia baca,

"Hei, maaf mengganggu waktu istirahatmu. Sebenarnya tadi saya menelfon hanya untuk memberitahu saja, bukan untuk menyuruhmu kesini"

"Meski bu Milan tidak memintaku kesini, saya akan tetap datang. Mana mungkin saya melewatkan kesempatan untuk terjun langsung dalam my first possibilities closing deals with our potential investor" Ucap Lavina

Milan tersenyum, "Kamu memang penuh dengan semangat, saya suka"

"Haa?" Lavina terkejut dengan kata terakhir sang manajer

"Haa??" Milan tak sadar dengan ucapannya

"Suka?" Ulang Lavina

"Oh! Itu, maksud saya.. Suka semangatmu.. Yang membuat kinerjamu juga bagus" Jelas Milan agak canggung

"O.. K.." Lavina tersenyum kikuk

Hening  . . .

🦗🦗🦗 krik.. krik.. krik.. 🦗🦗🦗



"Ehm.. Bisakah kau membantuku untuk data ini" Ucap Milan mengalihkan topik

"Ya, tentu. Kalau begitu saya akan segera mulai menyiapkan data yang dibutuhkan. Apakah ada hal khusus yang perlu saya fokuskan?”

Milan memberikan instruksi yang jelas dan Lavina segera menyiapkan laptopnya. Mereka bekerja dengan intensitas yang tinggi, menyiapkan presentasi dan memastikan semua data terbaru telah termasuk. Malam mulai semakin larut, tetapi Lavina dan Milan tetap fokus.

Milan sesekali melihat Lavina dari tempat ia duduk. Dia terkesan dengan dedikasi dan keterampilan Lavina. Meskipun Lavina baru bekerja di perusahaan, dia menunjukkan kemampuannya dengan sangat baik. Milan juga merasakan bahwa Lavina memiliki semangat dan kecerdasan yang mengesankan.

Setelah dua jam lembur, Lavina dan Milan akhirnya menyelesaikan presentasi. Lavina, yang terlihat lelah tetapi gembira, tiba-tiba bertepuk tangan riang. “Kita akhirnya selesai!” teriaknya dengan nada penuh semangat seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah.

Milan, yang sebelumnya tampak sangat serius, tidak bisa menahan senyumnya. Dia terkesima melihat kegembiraan Lavina yang tulus. Senyum Milan yang jarang muncul, terpecah dengan lembut. “Kerja bagus, Lavina. Terima kasih atas kerja kerasmu.”

Lavina akhirnya menyadari bahwa dia terlalu bersemangat, “Maaf, saya terlalu bersemangat,” katanya sambil tertawa malu-malu.

“Tidak apa-apa. Semangatmu membantu kita menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,” balas Milan dengan nada lembut. “Sekarang, mari kita istirahat dan mengisi ulang energi kita sebelum terbang ke Bali besok”

Lavina tersenyum kembali, dan untuk sejenak, suasana di ruang kerja terasa lebih ringan. Milan memandang Lavina dengan rasa kagum yang sulit dia sembunyikan.







To be continued  . . .

• • • • • • •  × × × × × × × × ×  • • • • • • •












Yuhuu! Double up!

Jangan lupa Vote, Comment dan Follow! 🤗

Thanks for reading 💗

Awas! Jatuh Cinta  ||  #MilkLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang