"Bacot anjing!!"
DOORR
Suara pistol menggema di satu ruangan itu, semua orang hanya bisa diam melihat bagaimana sang "Don" atau bisa dibilang 'ayah' mereka menarik pelatuk dan menembak orang yang sudah lama menjadi target mereka.
"Dah yuk cabut" ucap Rion, sang kepala 'keluarga'. Semuanya pergi mengikuti Rion, meninggalkan gudang daerah Sandy shores.
"Semuanya dah masuk mobil?" Ucap rion di radio, memastikan seluruh 'anak-anaknya' mengikuti nya.
"Udah papiiiuuu" ucap salah satu 'anak' Rion dengan suara riang menggemaskan.
"Jangan langsung pulang kita muter dulu ke tol kanan, kalau ada apa apa spam radio, oke?" Rion kembali memberi perintah dan langsung mendapat respon mengerti dari anak anaknya.
Rion memangsang seatbelt dan melajukan mobil nya diikuti mobil mobil lain yang di isi 'anaknya', ia menoleh ke kursi penumpang disebelahnya. Rion mendapat senyum manis serta sapu tangan dari sang partner.
"Lap dulu, muka kamu kecipratan darah tadi" suara lembut terdengar di telinga Rion membuat si pendengar tersenyum dan menerima sapu tangan berwarna putih itu.
"Thanks Caine, tadi bener bener bikin kesel. Udah gak bisa buat diajak dialog." Gerutu Rion sambil menyeka darah yang ada diwajahnya.
Caine tersenyum lembut menanggapi gerutuan Rion, tadi Caine tidak ikut turun karena kondisinya yang belum fit pasca perampokan 3 hari yang lalu. Awalnya Rion melarang nya ikut dan menyuruhnya menjaga rumah bersama dokter kepercayaan Rion, tapi Caine memaksa ikut.
"Yah kita tidak bisa bicara bahasa hewan, tentu kita tidak bisa berdialog dengan mereka." Jawab Caine dengan santai dan dibalas tawa oleh Rion.
Rion selalu suka ketika Caine sudah berbicara tentang lawan mereka, rasanya enak mendengarkan suara lembut itu berkata sarkas dan menusuk di hati.
Rombongan yang dipimpin Rion sudah berada di area tol kanan. Sejauh ini semuanya aman, tidak ada target mereka selanjutnya atau pun penculikan terhadap anak anaknya.
"Oke, semuanya udah aman kan? Kita langsung pulang tetep awasi daerah sekitar, kalau ada lagi target kita langsung hantam." Suara Rion kembali terdengar di radio. Radio yang awalnya berisik dengan celotehan menjadi senyap saat Rion berbicara.
Mobil Rion yang terakhir sampai, ia sengaja menunggu mobil 'anak anaknya' masuk terlebih dulu sebelum mobilnya. Setelah dirasa aman ia memasuki rumah yang besar yang ia tinggali bersama. Memasukan mobilnya ke garasi ia langsung turun untuk mengecek 'anak anaknya' itu.
"Mamiiii" teriak salah satu dari mereka lalu menabrak Caine. Beruntung Rion ada dibelakang Caine sehingga ia bisa menangkap Caine sekaligus anak nya.
"Jangan lari lari Selia, nanti jatuh" ujar Caine sembari mengelus rambut pendek sang putri.
"Iihh Sel! Gantian! Gua juga mau meluk mamii" dari arah pintu masuk rumah, gadis berambut ungu berlari menuju Caine, Selia, Dan Rion. Rion hanya memutar mata malas lalu menggendong Caine dengan gaya bridal style, melangkah masuk ke rumah. Karena jika dibiarkan ia pasti akan ditabrak lagi dan berujung Caine yang terjatuh.
"Udah, peluk peluknya di dalem aja. Kasihan mami belum sembuh dah ditabrak tabrak" ujar Rion memasuki rumah.
Selia terkekeh melihat gadis berambut ungu itu menggerutu karena Rion.
"Udah chi, masuk aja" ujar Selia menarik Echi masuk ke rumah. Yang lain hanya menggelengkan kepala, sudah terlampau hafal dengan anomali ungu yang katanya kesayangan mami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family? [RIONCAINE]
RandomSekedar cerita kecil tentang keluarga TNF BOCIL FOMO DILARANG MASUK TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN REAL LIFE PURE HALU AUTHOR