katanya

191 34 0
                                    

"Tau dari mana?" Gin mengernyitkan dahi mendengar penuturan Riji dan Mako. Mereka bertiga kini berada pantai belakang rumah, menikmati senja bersama kopi hitam dan gorengan hasil uji coba Selia.

Mereka baru saja melakukan transaksi dengan salah satu gengster kota, Black Oni. Lebih tepatnya mereka melakukan barter dengan Black Oni.

"Biasa orang uwu mah asal ceplos euy" jawab Riji lalu mengambil pisang goreng buatan sang kekasih, rasa tepungnya agak keasinan tapi gak papa.

"Katanya sih gituu, tapi gak tau juga sih" sahut Mako kembali menyeruput kopi miliknya.

Gin kembali mengernyitkan dahi, bagaimana bisa seorang mafia bertransaksi di zona hijau atau bisa dibilang zona aman. Kelakuan Shadow Garden ini memang sulit ditebak, lebih tepatnya terlalu diluar nalar.

"Udah gila emang mereka tuh" Gin kembali menyeruput kopi miliknya yang tinggal setengah.

"Lah sejak kapan mereka waras jing?!" Sahut Riji, ia kembali mengambil gorengan yang ada didepannya. Memang sedari pagi ia belum makan apa apa.

Mako menggelengkan kepala heran. Bisa bisanya mafia sebelah terang terangan melakukan transaksi. Masalahnya jika yang tertangkap hanya anak anak Shadow Garden tidak masalah, yang jadi masalah jika TNF juga kena imbas juga bagaimana.

"Eeehh disini kalian. Noh dicariin mami"  Krow datang dengan kaos kutang kesayangannya dan celana boxer merah, ia menghampiri ketiga pria tersebut. Bisa bisanya mereka nongkrong enak dipinggir pantai tanpa mengajaknya.

"Hah? Kunaon si mami?" Tanya Riji, Krow duduk disebelah Mako dan mengambil pisang goreng yang kebetulan tinggal 1 dan memakannya.

"Anying asin. Itu gak tau tuh mami nyariin kalian, kerjaan paling" jawab Krow kembali mengunyah pisang goreng ditangannya.

Gin langsung berdiri membawa gelas kopi miliknya dan menuju ke rumah. Ingat! Jika Mami menyuruh atau mencari segera datang! Tidak boleh membantah!

"Weh! Bawa piringnya jing" protes Riji bisa bisanya ia, Mako dan Krow ditinggal begitu saja

"Yang makan paling banyak siapa? Itu yang bawa" jawab Gin tanpa menoleh membuat Riji hendak melempar sandalnya. Beruntung Mako mencegah, jika tidak akan ada pertumpahan darah dibelakang rumah.

*******

Caine kini tengah berada di ruang tengah, setelah selesai membersihkan rumah. Hari ini jadwalnya bersih bersih bersama Key, Jaki, Echi, dan Garin. Ingin rasanya ia langsung tepar tapi mengingat ada hal yang harus disampaikan kepada Gin membuatnya mengurungkan niat. Sebenarnya bukan hal serius, hanya masalah pribadi dan ia ingin bertukar cerita saja.

Gin melihat Caine berada diruang tengah langsung menghampiri dan duduk disebelahnya.

"Kenapa nyariin?" Tanya Gin, gelas yang ia bawa ia letakan di meja

"Gak papa, cuma pengin cerita dikit." Jawab Caine tersenyum, sedikit ada ragu dalam hati untuk menceritakan apa yang ia alami akhir akhir ini.

"Minggu kemarin ada polisi datengin aku secara pribadi, aku gak tau gimana dia bisa tahu banyak informasi tentang aku tapi buat informasi keluarga kayanya gak bocor. Karena dia cuma tahu tentang aku." Gin yang mendengar sontak mengalihkan pandangannya langsung berpusat pada Caine.

"Hah? Maksudnya?"

"Jadi minggu kemarin waktu aku keluar ke uwu caffe aku ketemu salah satu polisi namanya Makomi. Dia tiba tiba ngajak aku ngobrol dan tahu nama lengkap aku tanpa aku ngenalin diri." Gin masih menyimak cerita Caine. Namun dikepalanya hanya ada satu pertanyaan, bagaimana bisa nama Caine diketahui oleh polisi tersebut. Padahal jika diingat Caine sangat jarang keluar dari rumah. Jika pun keluar ia akan bersama anggota lain dan Caine juga tidak akan sembarangan memberitahukan namanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Family? [RIONCAINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang