Malam terakhir di perkemahan itu terasa berbeda. Angin berhembus lembut, membawa aroma dedaunan dan tanah yang basah setelah hujan gerimis sore tadi. Api unggun yang menyala di tengah lapangan menjadi pusat perhatian semua orang, memancarkan cahaya hangat yang memantulkan bayangan wajah-wajah yang penuh harapan, kegembiraan, dan sedikit rasa cemas akan perpisahan esok hari.
Di regu Komodo, suasana kebersamaan begitu terasa. Setelah tiga hari bersama, Zeyn dan teman-temannya semakin kompak. Haidar, dengan suara lantangnya, mulai memimpin yel-yel regu mereka. Suaranya menggelegar, diikuti oleh teman-temannya yang bersemangat. Setyo, yang biasanya pendiam, kali ini tampak lebih ceria, sesekali melempar lelucon yang membuat seluruh regu tertawa terbahak-bahak.
Setelah yel-yel selesai, mereka duduk melingkar di sekitar api unggun. Zeyn, yang biasanya menjadi pusat perhatian, kali ini lebih banyak diam, memikirkan Arumdayu yang duduk di seberang sana bersama regu Melati. Ada sesuatu dalam tatapan Arumdayu yang membuat hatinya gelisah.
"Ada apa, Zeyn? Kok kayaknya lo mikir keras banget," tanya Maulana, sahabat dekatnya, sambil menepuk bahu Zeyn.
"Enggak apa-apa, cuma... gue ngerasa ini momen terakhir kita di sini. Gue bakal kangen kalian semua," jawab Zeyn, mencoba menyembunyikan kegundahannya.
"Eh, jangan mulai mellow deh," potong Fatir, yang terkenal dengan sifat humorisnya. "Kita kan masih bisa ketemu di sekolah. Lagian, momen kayak gini gak bakal terlupakan, kan?"
"Bener tuh, Zeyn. Gak usah terlalu dipikirin. Yang penting kita nikmatin malam ini bareng-bareng," tambah Made, yang biasanya menjadi penengah di antara mereka.
Saat mereka asyik berbincang, tiba-tiba Pak Kizri datang menghampiri mereka. "Anak-anak, sebentar lagi kita akan ada acara tukar cerita pengalaman selama di kemah. Saya harap kalian bisa menyiapkan cerita yang berkesan."
Haidar segera mengambil alih. "Gimana kalau kita ceritain pengalaman waktu kita nyasar di hutan pas cari kayu bakar? Itu kan lucu dan menegangkan banget!"
Semua anggota regu Komodo setuju. Farisi, yang selama ini selalu mengamati dari kejauhan, tiba-tiba angkat bicara. "Tapi jangan lupa ceritain juga waktu kita berhasil bikin tenda yang paling rapi di antara semua regu. Itu kan prestasi kita juga."
"Setuju!" jawab Refdi, yang dari tadi sibuk mengatur kayu bakar agar apinya tetap menyala.
Akhirnya, mereka sepakat untuk menceritakan dua pengalaman tersebut. Saat giliran regu Komodo tiba, Zeyn yang maju ke depan untuk memimpin cerita. Tapi kali ini, ia tidak sendiri. Haidar dan Setyo berdiri di sampingnya, siap memberikan komentar dan tambahan cerita. Sementara itu, anggota regu lainnya memberikan semangat dengan bertepuk tangan dan bersorak-sorai.
Cerita mereka berhasil membuat semua peserta kemah tertawa dan terkesan. Bahkan Arumdayu pun tersenyum melihat bagaimana Zeyn dan teman-temannya tampil penuh percaya diri.
Setelah acara tukar cerita selesai, suasana kembali tenang. Zeyn, yang sudah lama menunggu kesempatan ini, akhirnya memberanikan diri untuk menghampiri Arumdayu. Namun sebelum ia sempat melangkah, Maulana menarik lengannya. "Bro, jangan sekarang. Lihat tuh, regu Melati lagi sibuk nyiapin sesuatu. Mungkin besok pagi aja pas perpisahan."
Zeyn mengangguk setuju, meski dalam hatinya ada rasa tak sabar. Di sisi lain, Haidar, yang selama ini lebih banyak bicara soal taktik dan strategi, mendekati Zeyn. "Zeyn, gue tahu lo punya sesuatu yang pengen lo omongin sama Arumdayu. Jangan tunggu lama-lama, besok pagi mungkin kesempatan terakhir lo."
Zeyn hanya tersenyum kecil. "Iya, gue tahu. Besok pagi."
Dan malam itu pun berlalu dengan berbagai perasaan yang campur aduk. Regu Komodo, dengan kekompakan dan kebersamaan mereka, akhirnya menghabiskan malam terakhir di perkemahan dengan hati yang penuh kenangan. Sementara itu, Zeyn terus memikirkan esok pagi, saat ia harus mengambil keputusan yang mungkin akan mengubah segalanya.
YOU ARE READING
Cinta Sebatas Patok Tenda
RomanceCinta seringkali datang tanpa diundang, menyusup di antara tawa, persahabatan, dan kenangan lama. "Cinta Sebatas Patok Tenda" adalah kisah Zeyn, seorang pemuda yang terjebak dalam dilema antara persahabatan dan cinta yang tak terungkap. Di masa SMP...