keempat☆

890 92 1
                                    

pharita yang baru saja sampai langsung berlari kearah rora yang sedang di obati oleh asa

"rora, ada apa ini? kenapa kamu bisa berantem? bahkan di hari pertama kamu masuk sekolah, kamu ini aish"kesal pharita sedangkan rora ia hanya menunduk kan kepala nya

ia begitu takut melihat wajah kesal kakak nya itu, tak lama ia mendengar pharita membuang nafas nya yang tersenggal-senggal  akibat berlari lumayan jauh dari parkitan sampai ke uks.

beberapa menit kemudian Di ruang uks hanya tersisa chiquita rora pharita dan seorang gadis yang tadi ia ajak untuk melihat keadaan sang adik

wajah rora saat ini sudah kembali kesemula walaupun masi ada memar yang membiru di sana, dan juga luka di sudut bibir ya, phariya sangat yakin bahwa luka itu akan lama sembuh nya karena melihat rora yang setiap kali ingin menggerakkan mulut nya untuk berbicara terus meringis kesakitan

saat ini pharita sedang menunggu penjelasan dari sang adik tetapi adik nya itu malah memejamkan matanya, sebenarnya ia sudah di ceritakan oleh asa gimana kronologis nya, tetapi asa hanya menceritakan tentang apa yang ia tau dan itu tidak cukup untuk pharita, seperti sekarang ia sedang menuntut penjelasan dari adik nya itu

sebenarnya saat ia mendengar penjelasan dari asa, ada rasa bersalah di dalam hati nya. karena saat ia sampai ia langsung memarahi rora dan menuduh rora yang memulai semua ini

"Dek"panggil pharita sambil mengelus lebam yang ada di wajah adik nya itu

akhirnya ia membuka matanya lalu menatap wajah sang kakak dengan airmata yang sudah memupuk di kelopak matanya, melihat hal itu pharita tentu terkejut dengan cepat ia langsung menarik rora untuk masuk kedalam pelukan nya

"Kamu kenapa nangis sayang?"tanya pharita sambil menepuk-nepuk punggung rora sesekali matanya juga menatap gadis yang tadi datang bersamanya yang sedang duduk di samping bangsal milik chiquita

di tengah tangis nya rora terus menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, pharita yang merasa tidak terima mengerang kesal, ia tidak akan membiarkan murid itu yang sudah membuat adik nya terluka akan tetap bersekolah di sini atau bahkan tidak akan pernah bisa bersekolah di mana pun setelah ini

setelah selesai dengan acara menangis nya, rora pun duduk tegak kembali seperti biasa, matanya menangkap orang asing yang sedang duduk di samping bangsal sang adik

"siapa dia?"tunjuk rora dengan wajah bingung nya

"hus, tangan nya. jangan tunjuk-tunjuk gitu, ga sopan."ucap pharita sambil menurunkan tangan sang adik

"siapa dia kak" tanyanya lagi.

"Coba kamu tanya, siapa gadis itu"tantang pharita dengan senyum manisnya

"siapa lo?"tanya rora dengan nada jutek nya, gadis yang di tanya rora pun pantas mengalihkan pandangan nya ke arah pharita

"saya ruka, kekasih kakak kamu"ucap gadis itu

"Kak? dia beneran pacar mu?"ucap rora tak percaya

"Iya, itu pacar kakak."

"selera kakak turun banget ya."ucap rora dengan mata yang terus melihat ruka dari atas sampai bawah

"Dek, gak boleh gitu"tegur pharita, jujur ia tak enak sekali dengan sang kekasih sekarang karna ucapan sang adik yang terlalu ceplas ceplos itu

"Iya iya, maaf. tapi kok kakak gak pernah bilang kalau kakak punya pacar"ucap nya dengan bibir yang di majukan, pharita yang melihat itu sedikit terkekeh tingkah adik nya ini sangatt menggemaskan sekali

"Kamunya aja yang ga pernah tanya"ucap pharita

"Dih, tapi kok bisa kalian pacaran"tanya rora dengan penasaran

𝐏erjodohan (𝐑orasa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang