[81] Perasaan Alexiz Mendadak Tak Enak

8 3 0
                                    

Disclaimer!

Cerita ini merupakan season 2 dari Pff! Kampret Dosen is My Husband yang kebetulan pengerjaannya digabungkan dalam satu judul pada season 1 dengan judul Dosen Kampret itu Suamiku!!, yang hanya tayang di aplikasi GoodNovel.

Jika teman-teman sudah membaca Pff! Kampret Dosen di Karyakarsa, teman-teman bisa langsung melanjutkan pada nomor bab yang tidak ada disana.

Sekian, terima gaji. Eh! Terima kasih.

*

*

"Bapak Kamarudin. Saya merasa tidak punya harga diri loh ini. Masa habis diusir, diundang lagi sih. Mana saya-nya juga mau-mau saja!" Sarkas Alexiz berbicara formal.

Alexiz kembali terlihat bersama Surti yang ditugaskan untuk menjemput pria itu.

"Thanks buat bini lo," ucap Alexiz sembari melemparkan kasar tubuhnya ke atas sofa.

Sepuluh menit saja dirinya masih berada di rumah orang tua sahabatnya, gendang telinganya mungkin membutuhkan penanganan para ahli.

"Ibu marah-marah?"

"Better kalau ngamuk. Dia nanyain gue kapan kawin, terus bla-bla-bla-bla!"

Kamarudin menyimak curahan hati sahabatnya. Ibunya memang suka bertindak berlebihan, terlebih kepada orang-orang yang dianggapnya seperti keluarga sendiri.

Tidak hanya kepada anak-anaknya, perempuan itu juga suka merecoki kehidupan pribadi Alexiz. Alasannya tentu karena kedua orang tua mereka bersahabat baik. Alexiz tak ubahnya dirinya dan sang kakak dimata nyonya Miranti Hasan.

"Come on, Mas Lingga yang lebih tua juga belom kawin-kawin tuh."

Alexiz menutup kedua matanya dengan lengannya. Tidak di rumah orang tua sahabatnya, tidak juga di rumahnya— penghuninya selalu memaksa dirinya untuk menikah. Hanya di rumah Kamarudin dirinya merasakan kedamaian.

"Mas Lingga udah punya calon. Lo kan belom. Mereka cuman takut lo jadi perjaka tua."

"Cih, sorry! Gue udah lama nggak perjaka tuh."

Krak!

Tiba-tiba saja terdengar suara patahan, seolah itu merupakan bagian dalam diri Kamarudin yang patah.

Ia hampir melupakan fakta jika sahabatnya merupakan penjelajah ranjang. Alexiz tidak pernah diam di ranjang yang sama untuk beberapa kali. Karena itu-lah, julukan playboy tersemat pada dirinya.

"Mana Anya?" tanya Alexiz, mengangkat lengannya. Ia belum mendengar teriakan ibu muda itu.

"Jam segini dia nemenin anak-anak tidur sore."

Kamarudin berdusta. Anya tidak terlihat karena wanita itu sibuk menyusun rencana dan menghubungi satu per satu sahabatnya.

"Gue bosen. Ntar malem ikut gue cek Kemang bentar, bisa?"— ini-lah yang Kamarudin tunggu-tunggu, ajakan untuk melihat salah satu bisnis Alexiz. Selagi Alexiz bekerja nanti, ia akan melakukan transaksi dengan anak buah pria itu.

Ia membutuhkan barang yang mampu membangkitkan gelora dalam tubuh Alexiz. Seorang Alexiz tidak akan kehilangan kontrol diri hanya dengan meminum alkohol. Toleransinya terhadap minuman keras sangat-lah tinggi.

Wiski, vodka, absinthe dan jenis minuman keras lainnya akan serupa dengan air mineral jika sosok yang mengkonsumsinya Alexiz. Untuk itu-lah, ia membutuhkan barang pendorong yang membuat kesadaran Alexiz terenggut.

Dosen Kampret itu Suamiku!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang