[83] Tidak Sesuai Skenario

11 2 0
                                    

Disclaimer!

Cerita ini merupakan season 2 dari Pff! Kampret Dosen is My Husband yang kebetulan pengerjaannya digabungkan dalam satu judul pada season 1 dengan judul Dosen Kampret itu Suamiku!!, yang hanya tayang di aplikasi GoodNovel.

Jika teman-teman sudah membaca Pff! Kampret Dosen di Karyakarsa, teman-teman bisa langsung melanjutkan pada nomor bab yang tidak ada disana.

Sekian, terima gaji. Eh! Terima kasih.

*

*

"Udin, My Honey Bunny Sweety.. Wake up! Udah waktunya kita beraksi." Anya menepuk-nepuk pelan kedua pipi Kamarudin. Sesekali mulutnya menguap lebar.

Anya menelungkupkan dirinya di atas tubuh Kamarudin. Ia mengantuk. Semalaman dirinya terjaga karena tak dapat menyusul Kamarudin ke alam mimpi.

"Bangun! Ayo jemput ibu sama yang lain," ucap Anya sembari menjaga kesadaran dirinya.

Efek terlalu excited dengan penggerebekan membuatnya tak bisa tidur. Padahal tubuhnya sangat lelah karena percintaannya dengan Kamarudin. Namun semua itu rupanya tak cukup untuk membuat dirinya terlelap.

Kamarudin mengeluh. Perlahan pria itu membuka matanya. "Jam berapa, Babe?" tanya Kamarudin. Lengannya lalu memerangkap tubuh Anya dengan pelukan.

Bugh!

"Jangan tidur lagi," amuk Anya usai memukul dada Kamarudin.

"Udah setengah 4 nih," timpalnya menjawab pertanyaan sang suami.

"Masih pagi, Babe. Kita tidur lagi aja ya. Grebek merekanya jam 6 aja."

Kamarudin menjerit. Ia mengusap nipple yang baru saja Anya gigit.

"Sakit, Babe. Kalau kurang aku masih kuat kok. Nggak perlu pake kode-kodean begini."

"Dasar Maniak!"

Anya menggeliat lalu membebaskan dirinya. Ia memiliki tugas penting yang keberadaannya tak boleh sampai tertunda.

"Masa depan Sea loh, Pak!" Pancing Anya membuat Kamarudin atraksi menjadi atlet lompat indah.

"Let's Go, Mah! Kita dobrak rumah Ibu."

'See?! Kalau bawa-bawa anak perempuannya, semangatnya langsung kayak abis diminumin lima botol doping.'

Terkadang Anya sampai merasa iri. Putrinya berhasil menyabet gelar sebagai manusia yang paling Kamarudin cintai.

'Bucin anak emang ngeri. Dampaknya bikin emaknya jadi insecure parah.'

"Loh, Babe. Ayo! Tadi ngeburu-buruin."

Duh, kalau tidak ingat akan menjadi janda beranak 2, sudah Anya tendang Kamarudin ke Mars. Tadi saja malas-malasan. Setelah nama anaknya disebut, malah jadi tidak sabaran begini.

"Panggil Surti dulu lah! Ntar kalau anak-anakmu nangis, siapa yang nenangin?! Mbak Kun?" sewot Anya. Ia lantas meminta Kamarudin mengganggu kedamaian tidur asisten rumah tangga mereka.

Anya kemudian menghampiri boks bayi kedua anaknya. Lelapnya mereka membuat Anya tersenyum.

"Mimpi indah malaikat-malaikatnya, Mama. Doain Mama ya."

Melihat Kamasea menggerakkan kedua tangan dan kakinya, Anya pun menepuk paha si kecil penuh kelembutan.

"Seanya Mama yang cantik, bobok lagi ya. Di luar masih gelap, Sea main sama Abang dulu aja di mimpi. Nanti kalau udah jamnya bangun, Mama bangunin kamu."

Dosen Kampret itu Suamiku!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang