Kim Dokja mengembalikan pedangnya ke sisi tubuh dan menarik kembali seluruh kekuatannya termasuk mengembalikan kendali tubuh Gu Taesong yang membeku. Kim Dokja menyayangkan bahwa dia belum mampu benar-benar menghentikan sirkulasi darah manusia secara instan, cuma memperlambatnya dan memberi efek seolah tubuh membeku.
Andai dia bisa menghentikannya, betapa bagusnya itu? Dia bisa saja membuat jantung seseorang berhenti berdetak dalam waktu singkat.
Gu Taesong yang akhirnya mendapatkan kembali kesadarannya perlahan berbalik menghadap Kim Dokja dan menjatuhkan lutut kirinya ke tanah. Dia menundukkan kepalanya penuh hormat meski bayang-bayang pertarungan sebelumnya masih menghantuinya.
"Saya memohon maaf atas sikap tidak pantas saya pada Anda, saya siap menanggung hukuman." Sisa ksatria yang lain lekas ikut berlutut mengikuti kapten mereka.
"Menyingkir." Kim Dokja tidak punya waktu untuk mereka. "Kau benar-benar membuang waktuku." Remaja itu menoleh pada Myung Ilsang dan Michael. "Kalian berdua, maju sekaligus. Aileen berikan pedangnya."
Myung Ilsang dengan riang melangkah maju sedang Michael menerima pedang dari Aileen.
"Minggir, jangan terus membuatku mengulang perkataanku," perintah Kim Dokja dingin.
Gu Taesong pada akhirnya berdiri lalu menepikan diri. Ia baru sadar, tujuan Kim Dokja tiba-tiba mengunjungi lapangan pelatihan rupanya untuk bertanding dengan dua tamunya.
"Tuan, saya tidak suka terluka parah. Bolehkah saya meminta kemurahan hati Anda sedikit?" tanya Myung Ilsang.
Kim Dokja tersenyum atas kalimat terus terang pemuda itu. "Kalau kau berani bermain-main dan tidak menunjukkan kemampuanmu sepenuhnya, aku benar-benar akan memukulimu lebih buruk dari mereka."
Myung Ilsang tertawa. "Maka itu baik-baik saja." Artinya jika dia serius maka lukanya tidak akan terlalu buruk.
Michael tidak banyak berbicara, dia membuka gagang pedangnya dan mengagumi ketajamannya dengan mencoba untuk mengiris jarinya sendiri.
Myung Ilsang yang mendapati itu meringis di sampingnya. "Kita bahkan belum mulai tapi kau sudah tidak sabar melukai diri sendiri."
Tanpa memedulikan komentar sinis pemuda itu, Michael berkata, "Tuan, atribut saya adalah cahaya."
Kim Dokja menggeleng pelan atas pengakuan terang-terangan pemuda itu. "Kau tidak punya kewajiban memberitahuku."
Semestinya Michael menggunakan itu sebagai keuntungannya sebagaimana Kim Dokja yang berhasil membuat Gu Taesong lengah karena pria itu tidak tahu kemampuan sebenarnya.
"Saya lebih nyaman jika Anda tahu," ucap Michael tenang.
Kim Dokja mengangkat pedangnya ke depan memberi aba-aba, "Kalian bisa mulai."
Diberikan kesempatan menyerang lebih awal, Myung Ilsang sudah melesat ke depan. Kecepatannya sungguh mencengangkan nyaris seolah dia berteleportasi. Dalam sekejap mata, tahu-tahu dia sudah berdiri di punggung Kim Dokja melayangkan tinjunya yang diselimuti petir.
Kim Dokja menghindarinya. Dia sudah menduga kecepatan Myung Ilsang akan tiba di titik gila sebab penyihir atribut petir biasanya memiliki kecepatan kilat yang jauh di atas penyihir angin.
"Woah." Myung Ilsang terhibur sekali melihat bagaimana lelaki itu menundukkan tubuh dan menghindarinya seolah dia memiliki mata di belakang kepala.
Myung Ilsang mengganti serangannya menjadi tendangan dan Kim Dokja melompat menghindarinya. Dia mempertahankan dirinya sepersekian detik di udara menggunakan sihir angin sebelum bersalto di udara dan melempar sihir es berupa tiga panah es tajam. Tak sampai sedetik berlalu, Kim Dokja sudah mengayunkan tangannya ke arah lain, menangkis serangan pedang Michael.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Crimson Throne (JoongDok)
Fanfic[Omniscient Reader's Viewpoint Fanfiction] Sebagai Putra Mahkota Kekaisaran Kaizenix, pengabdian Kim Dokja sudah melampaui batas. Dia berhasil meraih deretan prestasi mengagumkan nan mulia. Sayangnya, itu saja belum cukup. Diserang penyakit yang mem...