Sebelas

1K 96 3
                                    

Setelah makan bareng, Na dan Chika serta Tian jalan-jalan bareng di mall. Mereka menikmati jalan bersama. Ada senyum di wajah ketiganya.

Capek bermain Na tertidur dipelukan Chika yang menggendongnya. Walau Chika nampak tidak biasa, tapi dirinya tampak bahagia dengan Na yang tidur dipelukannya.

"Berat ya? Sini aku aja yang gendong," kata Tian mengambil Na dari Chika.

"Makasih banyak ya Tian, Aku bener-bener happy banget bisa main sama Na," kata Chika terlihat benar-benar bahagia.

"Iya sama-sama, yuk ku anter pulang," kata Tian mengajak Chika berjalan pulang.

Tian mengantarkan Chika pulang dulu sebelum dirinya pulang kerumah. Sesampainya dirumah Na terbangun dan mencari bunda nya.

"Nda nya udah pulang,"kata Tian menidurkan kembali Nachia.

"Mau Nda...," kata Nachia masih merengek.

Tiba-tiba Hp Tian berbunyi ada VC dari Chika. Tian segera mengangkatnya dan memberikan pada Nachia. Akhirnya Na tidur ditemani VC bundanya. Chika menelpon karena mendadak merasa gak enak hati.

Esoknya saat sarapan Zee mengajak Tian pergi bareng. Tidak seperti biasanya, Tian sedikit curiga namun dia iyakan ajakan abangnya itu.

"Lu ma Chika mau baikan?" Tanya Zee to the point saat mobil mereka mulai meluncur meninggalkan rumah.

"Belom kepikiran kesana, gue cuman tau Na lagi butuh bunda nya," kata Tian lempeng.

"Lu pikirin baik-baik ya, gue akan support keputusan lu apapun itu, asal lu udah yakin sama keputusan lu," kata Zee. Tian hanya mengangguk.

"Lu inget Marsha gak?" Tanya Zee tiba-tiba.

"Tau, adek kelas lu yang suka lu bantuin pas jadi asdos kan?" Tanya Tian. Zee mengangguk.

"Mang napa Marsha?" Tanya Tian.

"Gue mau nembak dia," kata Zee. Tidak ada perubahan ekspresi berarti pada Tian.

"Kok lu gak excited gitu sih! Ah gak asik!" Kata Zee kesal.

"Masa gue harus buka jendela terus teriak sih? Ya bagus lah kalo dah mau belajar serius ma anak orang," kata Tian.

"Iya gue mau berusaha menjadikan Meng yang terakhir," kata Zee.

"Buaya lu, lu juga bilang gitu ma 25 pacar terakhir lu," kata Tian senyum smirk.

"Nak aja lu!" Kata Zee menoyor kepala Tian.

Sementara di tempat Chika. Saat ini dirinya sedang kembali bekerja dengan promo brand salah satu produk yang dirinya menjadikan dirinya BA.

"Kak sumringah aja daritadi, tumben," kata manajernya.

"Gue abis ketemu anak gue kemaren," kata Chika.

"Kak! Ati-ati, berita lu udah pernah nikah itu belom kesebar jadi ati-ati," kata manajernya berbisik.

"Iyaaa... lagian kalo ketauan juga ya udah," kata Chika nyengir. Manajernya hanya geleng-geleng kepala.

Selesai acara dirinya makan siang di salah satu resto terkenal bersama manajernya. Saat sedang asik makan tiba-tiba mejanya di gebrak dengan kencang.

"A..Ashel, kenapa Shel?" Tanya Chika.

"Gak usah pura-pura bego lu!!! Lu nikung tunangan gue kan!" Kata Ashel marah-marah.

"Maksud lu?" Chika berusaha berkilah.

Ashel menunjukkan foto Aldo dan Chika keluar bersama dari hotel saling rangkulan. Chika otomatis kaget.

"Dasar lu perek! Segitu takutnya ya lu ma gue sampe godain laki orang!" Marah Ashel. Chika hanya terdiam.

"Shel udah Shel," tiba-tiba Aldo datang menghampiri mereka.

"Plak" satu tamparan dari Ashel mendarat di pipi Aldo.

"Kalian berdua tuh bajingan! Aldo kita putus!" Kata Ashel pergi meninggalkan mereka.

"Maksud lu apa Chik, ngerusak hubungan gue ma Ashel! Terus sekarang lu ninggalin gue gitu aja!" Kata Aldo kali ini marah ke Chika. Chika lagi-lagi hanya terdiam.

"Perek lu!" Kata Aldo emosi dan pergi meninggalkan Chika yang sudah berkaca-kaca.

Manajernya segera membawanya pergi karena sadar disana banyak mata dan kamera yang menyoroti Chika.

Dalam perjalanan pulang Chika hanya menangis. Dia memilih mengurung dirinya di apartemen. Bahkan manajernya tidak bisa menghubunginya setelah pulang.

Sore itu ramai dengan berita yang keluar. Artis cantik Inisial CT diketahui menjadi selingkuhan beberapa orang. Disana terpapar foto dirinya bersama Aldo dan dirinya bersama Tian.

Dirumah Tian juga terjadi keramaian karena foto yang beredar. Banyak berita miring tentang Chika dan Tian bermunculan. Papa Cio ngamuk besar di rumah. Bahkan Na tidak diijinkan Tian keluar kamar untuk sementara waktu.

Chika hanya bisa mengirim kan chat permohonan maaf pada Tian. Dia bahkan tidak berani mengangkat telpon Tian.

**************************************

Baru saja semua membaik untuk Chika namun semua kembali bermasalah

Happy reading

Benang Merah Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang